"Sepertinya, aku mulai mencintaimu. "
***
"Hei, pada mau jalan kemana nih?. " Tanya rian.
"Ada spot foto deh di lembang bandung ini, bagus kok. Kita kesana aja yuk. " Saran ayra.
"Dimana sih?. " Tanyaku heran.
"Ada deh. "
"Ngomong ngomong, kita kesana naik apa?." Tanya rana heran.
"Taksi online aja. " Sahut angga.
"Hmm, okey. " Balas kami semua.
***
"Wah, memang bagus ya lokasi nya. " Kata rana seraya menikmati pemandangan alam.
"Lah? Iyalah, siapa dulu yang pilihin lokasi nya. " Kata dewi berbangga diri.
"Ayra. " Dewi manyun seketika.
"Jahat banget! Sekali kali puji gua gitu. " Katanya seraya menghentak hentak kaki karna kesal. Seketika tawa kami pecah karna melihat tingkah nya yang sangat ingin dipuji.
"Kamu kan selalu aku Puji, beb. " Kata reza membuat kami yang melihat mual seketika.
"Najis. "
"Time to liburan, not pacaran. " Kata angga dengan menggabungkan dua bahasa sekaligus. Aku hanya menatapnya heran.
"Leta sini deh. " Panggil angga, tanpa basa basi aku segera menghampiri nya.
"Gua pegang ya tangan nya, biar ga hilang kan kalo lo hilang bahaya. " Ucapnya seraya menggenggam tanganku.
"Eh? Apa ini pegang pegang. " Kataku hendak Protes dan melepaskan genggaman angga, namun sayang genggaman nya terlalu kuat.
"Jangan dilepas dong, biar mereka tau. Lo itu cuma punya gua. "
"Apaan sih. " Balasku dengan perasaan Sangat senang.
Lo kenalin gua sama yang nama nya cinta lagi ang, lo hebat. Pujiku di dalam hati.
"Kiww kiww. "
"Jadian udah. "
"Ah ini mah udah otewe. "
"Aduh, kapan nih?. "
"Yaelah, cupu banget tembak dong. "
Dan beberapa kata terlontar dari mulut jahil mereka.
"Tunggu waktu yang tepat, haha. " Balas angga sambil memecahkan tawa nya. Menurutku itu Tidak lucu.
Kami terus menyusuri sekitar tempat wisata tersebut dengan sesekali berfoto.
"Let kesini deh. " Kata angga dengan menarik tanganku pelan.
"Foto yuk. " Sambungnya. Aku hanya bisa mengangkat salah satu alis ku.
"Ayolah, sekali kali. " Pinta nya dengan wajah memelas, kalau sudah begitu Aku hanya bisa pasrah.
"Woi, rian. Fotoin gua dong. " Katanya sembari menyodorkan kamera nya kepada rian.
"Usett dah, kenapa harus gua?. " Dumel rian.
"Elah lo protes aja. Udah buruan. "
"Iyaiya, udah cepetan gaya. " Sambung nya. Lalu angga segera menarik ku ke salah satu spot foto yang lumayan bagus, dengan tangan nya yang masih menggenggam tanganku.
"Ya lepasin lah tangan nya. " Protesku.
"Nggak apa apa, biar romantis. " Aku hanya bisa mendecak sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTA [COMPLETED]
Teen Fiction"Aku pikir aku takut untuk menjadi bahagia. Karna setiap Kali aku terlalu bahagia, sesuatu yang buruk selalu saja terjadi"