Happy reading
▪
▪
▪
▪Keheningan namun beraura panas itu membuat ketegangan terjadi, mata Sehun makin menajam pada Kyuhyun, kepalan tangannya makin mengeras ketika melihat wajah hyung-nya.
Jiyeon yang panik hanya dapat terdiam tanpa melakukan apapun karena kakinya yang terus bergetar, tubuhnya terasa lemas namun ia memaksa untuk berdiri.
"Aku minta maaf atas kesalahan ku Sehun" tutur Kyuhyun.
"Mudah kau mengucapkannya, tapi tak mudah untuk ku menerimanya, setelah sekian lama beban yang diberikan padaku akibat dirimu!"
"Sehun kita bicarakan ini di tempat lain saja" ujar Kyuhyun yang tak ingin Jiyeon mendengar pembicaraan mereka.
"Biar saja, lagi pula Jiyeon sudah mengetahui semuanya!" Kyuhyun kaget lalu menatap wajah panik Jiyeon dengan raut khawatir.
"Bagaimana bisa?" tanya Kyuhyun bingung.
"Dia yang selalu mendengar seluruh beban hidupku! Dia yang amat peduli padaku! Memangnya kalian?! Yang hanya bisa menekan saja! Karena kau hyung hidupku seperti ini! Aku berharap saat itu aku tak lahir ke dunia! Atau kau yang tak lahir kedunia!" ujar Sehun.
"Sehun tolonglah maafkan aku, aku mengerti-" ucapan Kyuhyun terhenti.
"Mengerti apa?! Mengerti bahwa adik mu ini sebagai bahan pelampiasan kemarahan kedua orangtuanya begitu?! Kalau begitu kau benar! Dan karena kau yang selalu saja mencuri perhatian mereka akulah yang terkena imbas kemarahan mereka! Aku tak pernah bahagia seperti mu! Aku selalu dibedakan oleh mu! Aku selalu di hardik tak sepertimu yang selalu di sayang dan di manja mereka! Beruntung sekali hidupmu!" Kyuhyun hanya diam mendengar ucapan Sehun.
Benar, andai saja ia tak terlahir mungkin adik kesayangannya tak akan menderita, tak harus tersiksa, tak harus menahan beban yang berat untuknya dan ini semua salahnya, itulah fikiran Kyuhyun saat ini.
"Sehun aku juga tak berharap untuk lahir dan membuatmu sakit seperti ini, yang aku inginkan hanyalah kebahagian yang kamu dapat" seru Kyuhyun.
"Tapi nyatanya tidak ada kebahagiaan secuil pun untuk ku kan hyung?! Tidak ada kan?! Kau berkata seperti itu pun percuma! Aku tak bisa menahan rasa sakit ini lebih lama lagi! Jadi aku ingin kau merasakan rasa sakit itu!" teriak Sehun sambil menyiapkan tinjuan di tangannya.
'Aku siap demi kepuasan adikku' ujar batin Kyuhyun.
Sehun memukul bagian pipi Kyuhyun kencang hingga Kyuhyun tak dapat menjaga keseimbangannya, ia jatuh terduduk akibat pukulan Sehun tepat di bawah meja kerjanya.
"S-Sehun cukup!" teriak Jiyeon sambil menahan tubuh Sehun untuk menghentikan semua pembalasan kemarahannya, namun Sehun menyengkirkan tangan Jiyeon dari tubuhnya dengan kasar membuat gadis itu agak gontai untunglah ia masih kuat berdiri.
Kyuhyun menatap wajah Jiyeon khawatir akibat hal yang dilakukan Sehun tadi, fokusnya kembali ke pada. Sehun ketika kerah baju Kyuhyun di tarik dan di angkat agar tubuh Kyuhyun ikut berdiri walau tak tegap.
Pukulan bertubi-tubi langsung Sehun berikan pada hyung-nya tanpa rasa belas kasihan, ia semakin merasa senang dan puas dengan apa yang ia lakukan.
Berkali-kali Jiyeon mencoba memisahkan mereka tapi hasilnya selalu nihil bahkan ia hampir menjadi bahan kemarahan Sehun.
Sehun menendang perut Kyuhyun cukup keras hingga membuat ia kembali terpental namun sekarang di bawah sofa ruang kerjanya, mata Sehun menunjukkan tatapan amarah yang menggebu-gebu.
Ia menyiapkan kepalan terakhir untuk kakaknya dengan jarak dirinya dan tubuh Kyuhyun yang lumayan jauh agar puas ia membalas rasa kemarahannya.
Sehun berlari kecil dengan kepalan tangan yang terus mengeras, melihat sang direktur sudah sangat babak belur Jiyeon tak bisa tinggal diam, ia berlari ke arah Kyuhyun yang sudah berdiri namun tak seimbang, ia berdiri di hadapan sang direktur agar pukulan Sehun mengenainya.
Jarak Sehun sudah dekat dan ia tak bisa menahan pukulan serta kecepatan larinya, Jiyeon memejamkan mata agar kuat menahan pukulan itu, sedangkan Kyuhyun tak mampu lagi berbuat apapun.
Ketika pukulan tangan Sehun tersisa beberapa inci lagi dari wajah Jiyeon gerakannya tertahan oleh tangan seorang gadis yang menahan pukulan Sehun dengan cara menahan sekencang mungkin tangan putih milik Sehun.
Sehun menatap ke arah samping melihat siapa yang sudah membantu menahan tangannya, dan ia terkejut ternyata gadis yang selalu membuatnya marah yang membantunya dia saat yang tepat seperti ini, Sehun mengembalikan posisinya berdiri normal seperti semula.
Jiyeon membuka matanya perlahan ketika pukulan Sehun tak berhasil mengenai wajahnya, Kyuhyun memegang kedua bahu Jiyeon ketika tubuh gadis itu mulai tak seimbang akibat ketakutan yang melanda.
"Jiyeon? Kamu tak apa?" tanya Soyeon khawtir dan dijawab gelengan lemas Jiyeon dengan senyum yang masih bisa ia keluarkan.
'Astaga pak direktur' tutur Soyeon dalam hati ketika melihat Kyuhyun yang memar hampir di seluruh wajahnya.
Soyeon menarik tangan pria yang emosinya mulai mereda keluar dari ruangan Kyuhyun, ia membawa pria itu menuju kantin kantor agar ia dapat membicarakan hal yang terjadi tadi baik-baik.
...
Soyeon membawa gelas berisi air putih lalu ia letakan di atas meja, matanya terus menatap tajam pria yang sedari tadi menunduk.
"Minumlah agar kamu tenang" tawar Soyeon, pria itu menatap Soyeon dengan matanya namun bukan tatapan dingin yang ia berikan tapi tatapan sayu.
"Terima kasih" tutur Sehun pelan, lalu ia meneguk minuman itu sampai habis.
"Sudah tenang? Bisa ceritakan padaku apa yang terjadi? Secara baik-baik?" tanya Soyeon lembut, Sehun hanya diam dan lagi-lagi menundukan kepalanya.
"Kenapa kamu ingin memukul Jiyeon? Bukankah dia sahabatmu juga? Kamu tahu Jiyeon adalah satu-satunya orang yang ku punya" tutur Soyeon.
"Maaf, aku tak bermaksud memukulnya, aku ingin memukul orang di belakangnya namun ia menghalangi ku, aku juga tak dapat menahan diriku" jelas Sehun.
"Pak direktur? Kenapa? Kenapa kamu ingin memukulnya?" tanya Soyeon penasaran, Sehun menghela nafas pelan lalu menatap mata Soyeon lekat.
'Cantik' ujarnya dalam hati ketika matanya terus fokus pada wajah menawan Soyeon.
"Bukan urusanmu" jawab Sehun singkat, lalu berdiri dan berlalu meninggalkan Soyeon, langkahnya terhenti ketika ia merasa melupakan sesuatu.