Chapter 25

4.6K 387 10
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 13.00 WIB, yang berarti matahari sedang menunjukkan atensi penuhnya pada bumi.

Tetapi hal tersebut nampaknya tidak berpengaruh bagi member BTS yang sedang bersantai di saung yang berada di alun barat pulau Tidung. Saat ini mereka berenam sedang asik-asiknya memberikan hukuman pada Jimin.

"Nah, sekarang untuk sentuhan terakhir," Hoseok membentuk lingkaran di pipi chubby Jimin menggunakan lipstik.

"Dan selesai," Hoseok tersenyum senang sambil menahan tawanya.

Namjoon menyerahkan cermin yang sudah dipersiapkan sedari tadi ke Jimin. Perlahan Jimin mengangkat cermin itu untuk melihat pantulan dirinya—lebih tepatnya wajahnya.

"Huaaa!" teriak Jimin histeris sampai melemparkan cermin yang dipegangnya. Sontak saja tawa yang dari tadi ditahan oleh member BTS yang lain akhirnya meledak juga. Bagaimana tidak? Sekarang wajah Jimin sudah seperti badut pinggir jalan bahkan lebih buruk dengan muka penuh coretan bedak dan lipstik.

"Aishh, kalian jahat!" cemberut Jimin, lantas dirinya keluar dari saung tersebut.

Diam-diam Jimin memiliki niat terselubung, yaitu bertemu Sarah. Ia penasaran dengan penampakan Sarah seperti apa. Lagi pula saat ini kamera sedang tidak mengikutinya, jadi ia bebas kemana saja.

Ia melihat Sarah sedang duduk sedikit jauh dari teman-temannya berada seraya melihat pantulan dirinya di cermin kecil yang dipegangnya.

"Sarah-ya," panggil Jimin. Merasa namanya dipanggil, Sarah mendongak menatap Jimin yang berdiri tepat di sampingnya.

Jimin tak bisa menahan gelak tawanya saat melihat wajah Sarah yang telah 'dirias' oleh teman-temannya. Begitupun Sarah yang langsung tertawa terbahak-bahak melihat badut dadakan yang tak lain adalah Jimin.

Tawa mereka berdua menarik perhatian para staff—termasuk Vero dkk—yang berada tak jauh dari tempat mereka berada. Satu menit kemudian, tawa mereka perlahan mereda sampai benar-benar berhenti. Keduanya malah saling menatap satu sama lain sambil memberikan senyum masing-masing.

"Sarah-ya," Jimin buka suara.

"Hmm, waeyo?" (ada apa?)

Jimin menaik turunkan alisnya narsis, "walau berpenampilan seperti ini, aku tetap tampan, kan?"

Sarah berdiri dari duduknya, lalu memandang Jimin seolah ia seorang juri yang sedang menilai kontestannya. "Hmm, tidak buruk."

Jimin tertawa pelan seraya tangannya mengusak rambut Sarah lembut. Membuat pacu jantung Sarah lebih cepat dari sebelumnya.

Haduh Jim, jangan kayak gini. Bisa-bisa gue mati kena serangan jantung batin Sarah.

"Aduh, pacaran mulu nih. Yang jomblo jadi iri," celetuk Rain berjalan ke arah Jimin dan Sarah.

Sarah memicingkan matanya tajam pada Rain seakan mengatakan 'diem-aja-deh-lo'.

"Pa-ca-ran? Aku seperti pernah mendengarnya," Jimin mengerutkan keningnya berpikir.

"Pacaran itu adalah sa—aww!" pekik Rain saat pinggangnya menjadi sasaran empuk cubitan Sarah yang super duper sakit. Jimin yang melihatnya makin penasaran dari arti kata tersebut.

Tahu akan hal itu, Sarah menoleh ke arah Jimin dengan memberikan senyuman manisnya, "sudah abaikan saja."

"Sarah! Rain!" teriak Vero yang sedang berlari menuju mereka bertiga.

Vero langsung memukul punggung Rain, membuat Rain lagi lagi mengaduh kesakitan. "Lo gue suruh manggil Sarah sama Jimin, malah ngerumpi."

Setelahnya Vero mengalihkan pandangannya pada dua badut di depannya. Sebenarnya ia ingin ngakak se-ngakaknya, tapi sebisanya ia tahan. "Kajja, kita makan siang." (Ayo)

Lucky Fangirl (BTS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang