Pria dengan nama lengkap M.Guanlin Davala ini hanya menatap kosong ke jalan.
Ngapain lagi kalau bukan jelajah?
Di sebelahnya ada Justin Khaulan Karima yang sedang mendengar musik.
Guanlin hanya sesekali menatap orang yang berlalu lalang di samping kanan maupun samping kirinya.
Bahkan beberapa orang yang menyapanya, hanya ia hiraukan.
Entah kenapa, akhir-akhir ini pria itu berubah menjadi dingin, jutek dan suka marah-marah gaje. Membuat semua teman-temannya heran.
Tak biasanya pria itu dingin. Biasanya pria itu hebohnya sama kaya Daehwi dan Haechan.
Berubah drastis seorang Guanlin Davala yang kita kenal.
Bahkan Justin yang sedang berjalan di samping Guanlin pun heran.
Mata Guanlin menangkap seorang wanita yang sedang asik bercanda ria bersama temannya.
Walaupun wanita itu berjalan di depannya, Guanlin nggak berani buat mendekat ke wanita tersebut.
Mendekat aja nggak berani, apalagi menyapa?
Entah kenapa, wanita di depannya itu membuat Guanlin terus memikirkannya.
"Elah lin, kalau mau disamperin, samperin aja" Guanlin segera menoleh ke samping. Dan benar saja, Justin juga menatapnya.
"Nggak" Guanlin hanya menggeleng kecil. Sambil berpikir keras. Justin tau?
Perasaan hanya seorang Jihoon Dharma Karsa yang tau keluhannya tentang Haerin Wijaya.
Dan pria itu, ada di barisan kelas XII.
Ya. Wanita yang ada di depan Guanlin itu Haerin Wijaya.
"Gue tau kok" Justin menyahut seolah membaca pikiran Guanlin.
"Darimana?" Dengan heran Guanlin menatap Justin yang kini sedang mengunyah permen karet.
"Jelas lin. Pake banget malah" Justin hanya menggeleng pelan.
"Lagian lo, temen lo mau ngejar, lo ngikut ngejar" tanpa sadar, Justin baru saja mengatakan perkataan yang seharusnya tidak diucapkannya.
"Temen lo mau ngejar, lo ngikut ngejar?" ulang Guanlin sambil mengerutkan kening nya.
Sontak Justin menghela kan nafasnya. Keceplosan.
"Iya" Justin hanya mengangguk kecil.
"Siapa?"
"Nggak perlu tau lo" Justin sedikit mempercepat jalannya.
"Siapa? Anak justis?" dengan cepat pula Guanlin menyamai langkahnya dengan Justin.
"Iya. Puas lo?"
Dengan cepat Guanlin mengeluarkan hapenya, dan segera membuka aplikasi line. Mencari tahu siapa saja Mem justis yang masih jones.
"Emang sekali liat langsung tau lo?" Guanlin langsung mengalihkan pandangannya ke Justin. Mencerna perkataan Justin barusan.
"Maksud?"
Justin menghela nafas kasar. Heran liat temannya ganteng-ganteng lemot.
"Maksudnya, dari sebanyak itu anak justis, emang lo langsung tau siapa yang mau gebet Haerin?" Justin menepuk bahu Guanlin sekali.
Setelah ngeh dengan perkataan Justin, Guanlin dengan segera me-lock hapenya, dan mengantonginya.
Walaupun masih penasaran, siapa yang naksir dengan Haerin Wijaya selain dirinya?
Seolah ada peperangan di otaknya. Sebegitu khawatir Guanlin dengan saingan nya nanti.
"GUANLIN!! HAERIN MINTA POTO BARENG!!!" suara dari depan membuat Gaunlin dan Justin langsung menoleh ke depan.
Sontak, dengan senyum mengembang, Guanlin berlari ke arah Chaeyoung dan Haerin yang sedang menatap ke arahnya.
Ralat. Chaeyoung yang sedang mentap kearah Guanlin dan Justin, dan Haerin yang sudah memukul-mukul pelan lengan Chaeyoung.
Dengan cepat Guanlin merangkul Haerin dan segera bepose ke arah kamera yang di pegang oleh Chaeyoung.
"Senyum elah" Guanlin mencubit pipi Haerin lalu kembali berpose.
Mungkin hari ini, baru sekarang seorang Guanlin Davala tersenyum.
******
Diam.
Itu yang sedari tadi dilakukan oleh Renjun Surya Akbar, walaupun Fachrel Jisung Hadyatama dan Chenle Hadfajrin menemaninya.
Kedua temannya itu bingung. Ada apa dengan seorang Renjun Surya Akbar?
Walau memang temannya ini kalem orangnya, tapi tetap saja, seorang Renjun belum pernah sediam ini.
Daerah yang mereka tuju memang sudah dekat. Dan kabarnya anak kelas X sudah ada yang sampai di tempat tujuan.
Renjun yang mendengar kabar itu tetap diam. Mulutnya yang diam. Kakinya masih jalan.
Sedangkan Jisung dan Chenle sudah heboh, nanya-nanya ke yang lain, masih jauh atau nggak? Padahal sudah dekat
Bahkan bendera yang di tancap Haechan, Sanha sama Haknyeon tinggal satu yang belum tampak oleh ketiga pemuda yang notaben nya member nct tersebut.
"Betewe ye, lo nape sih?" Jisung menyenggol pelan bahu Renjun yang sedari tadi nunduk.
"Cape lo?" kini si salah satu holkay nya Taruna yang bertanya.
"Nggak elah" Renjun hanya memicingkan matanya. Matahari memang sudah mulai naik.
"Jangan bilang lo putus sama Heejin?" dengan cepat Renjun memukul kepala Jisung.
"Suara lo gede amat njir"
Ya. Emang bukan rahasia lagi di antara member nct. Pria bernama Renjun Surya Akbar ini memiliki pacar yang namanya Ratna Heejin Wulandari.
Cuma member nct yang tau soal hubungan Renjun dengan Ratna Heejin. Dengan kata lain Renjun sama Heejin itu backstreet.
Kalau ditanya kenapa? Renjun nggak mau jawab.
Karena Renjun nggak seberani Taeyong yang berani memperkenalkan Bona sebagai pacarnya,
Nggak seberani Jeno yang dulu pacaran sama Yoojung yang kencannya sampe ke Bogor,
Nggak seberani Doyoung yang hampir setiap saat disisi Sejeong,
Nggak seberani Johnny yang nembak Risma di depan umum,
Nggak seberani Haechan dan Jaemin yang suka ngegoda-godain cewe everytime everywhere,
Dan nggak seberani Yuta yang terang-terangan bahwa dia suka sama Jennie.
Bahkan Renjun nggak seberani dan senekat Jaehyun jadiin cewe bahan taruhan.
Bukannya Renjun malu punya cewe macem si Heejin yang badan diam tapi mulut nggak bisa diam.
Alasannya cuma satu, Renjun nggak suka pacarnya -yang sekarang udah jadi mantan- di ganggu-ganggu sama fansnya.
Dan ternyata, usaha Renjun buat menjaga cewenya itu nggak berbuah seperti yang diinginkan.
Justru dengan perlakuan Renjun yang begini membuat Heejin merasa nggak dianggap.
"Woi anjeng, bengong lo" sontak Renjun kembali merespon temannya.
"Bener lo putus?" Chenle dengan cepat bertanya kembali.
"Iye" jawab Renjun sembari menghela nafasnya.
"Lagian lo so soan backstreet" Chenle mengusap kasar kepala Renjun.
"Terserah gue" dengan cepat Renjun mempercepat langkah kakinya. Meninggalkan Jisung dan Chenle.
Mungkir di pikirannya dia berpikir, menjauh dari si holkay sama Jisung bisa membuat dirinya tenang.
Ternyata analisisnya salah. Salah besar malahan.
Setelah menjauh dari Jisung dan Chenle malah ini yang di lihat seorang Renjun.
Heejin sedang berjalan sambil berpegang tangan mesra dengan Agung Jeongin Maulana. Si berandalannya Taruna. Padahal baru dua hari putus.
Berandalan Taruna yang banyak bikin masalah. Nyebat, tawuran, bolos, dan masih banyak lagi.
Dulu si Jeongin ini teman satu genk sama Mark, dan Guanlin. Tapi sekarang Mark sama Guanlin sudah tobat. Walaupun masih nyebat.
Dan sekarang sudah genk baru, si Jeongin sang leader, Teguh Felix Putra, sama Alif Hwalliesky Fernando.
Renjun nggak tau harus ngapain, antara balik lagi ke si Jisung dan Chenle atau melewati kedua insan yang sedang mabuk cinta di depannya.
Dan setelah di pikir-pikir, lebih baik melewati kedua insan di depannya. Kerena, Renjun akan lebih cepat sampai ke lokasi.
Dengan cepat, Renjun melangkah melewati pasangan di depannya.
"Jadian ya? Peje jangan lupa" nggak tau apa yang terjadi. Saat berpapasan dengan Heejin, kalimat itu terucapkan olehnya. Kemudian Renjun kembali melangkah cepat. Melewati Heejin dan Jeongin.
Dan Heejin mati kutu saat mendengar ucapan Renjun.
Dimata Heejin, pria yang melewatinya sangat tampan sekarang.
Pria yang melewatinya menggunakan Sweater putih, ripped jeans dan kets kesayangannya. Walau kepalanya pria itu tertutupi dengan kupluk sweater nya.
Bahkan Heejin masih hafal dengan bau farfum pria tersebut.
Sejenak Heejin terpikir,
Benar kata orang,
Cowok tu tambah ganteng pas udah jadi mantan.
Nyesel Heejin mutusin Renjun kemaren lusa.
******
Sorry lama update,
Lagi sibuk persiapan un soalnya,Nanti kalau udah selesai un,
Bakal rajin update kok,Thanks,
Jangan lupa vote and comment ya,Regarts,
Pinkjijin.