Spam komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya.
Makasih 😍❤️
.
.
.Karena kejadian semalam, Sean nampaknya masih marah pada Vana, bahkan tadi Sean meninggalkan Vana di rumah, padahal pagi ini mereka harus pergi ke sekolah, membuat Vana harus pergi ke sekolah dengan naik grab lagi.
Sekarang Vana sudah berada di sekolah, bel masuk baru saja berbunyi, dan saatnya pelajaran biologi dimulai, namun malah Sean yang masuk kelas, membuat murid-murid bingung harus senang atau sedih.
"Okay! Langsung aja, mulai sekarang ketua kelas di kelas ini adalah Vanara Salsabila," ujar Sean secara tiba-tiba, tanpa melakukan voting seperti pada umumnya.
"Kok aku?!" bentak Vana yang terlihat kesal, sampai semua murid menoleh dan memandang Vana dengan pandangan bermacam-macam.
"Inget, pak Sean guru lo ,bego!" bisik Bila.
"Ketua kelas, ke ruangan saya sekarang!" pinta Sean, lalu ia pergi dari kelas, sementara Vana hanya mendenguse sebal, Sean benar-benar tidak jelas.
"Kok gue sih? Harusnya lewat voting dong!" ujar vana dengan nada frsutasi.
"Udah nurut aja, pak Sean mukanya serem gitu, kita enggak ada yang berani buat protes," ujar Julian.
"Udah sana ke ruangan guru, nanti diamuk pak Sean loh," ujar bila, Vana pun beranjak dari kursinya, lalu ia pergi ke ruang guru, terlihat Sean yang tengah duduk di kurisnya sambil memandangnya yang baru saja datang.
"Kamu apa-apaan sih? Aku enggak mau jadi ketua kelas!" Ujar Vana yang membat Sean menatapnya dengan tatapan tajam.
"Vana, jangan kurang ajar kamu sama pak Sean!" bentak bu Ayu yang mendnegar ucapan Vana pada Sean yang terdengar tidak sopan,
"Iya, maaf bu." lirih Vana seraya tersenyum canggung, lalu ia kembali menatap Sean yang kini tengah menahan tawanya.
"Pak Kay enggak masuk, bagiin LKS biologinya dan isi soal latihan 1, bab 1," ujar Sean sambil ngelirik setumpuk LKS biologi baru.
"Bawa segini banyaknya? Sendirian?" Tanya Vana dengan tatapan tak percaya, dan Sean menganggukkan kepalanya.
Sean terlihat tidak peduli, ia malah menyandarkan tubuhnya di kursi, Vana pun membawa buku sebanyak itu ke kelas, saat Vana hendak memasuki kelas, tiba-tiba Levin mengambil setengah buku di tangan Vana, lalu menaruhnya di atas meja.
"Ambil buku masing-masing, tangan gue sakit bagiinnya," ujar Vana yang terlihat jutek, lalu ia pun mengambil satu lks untuknya dan duduk di kursinya.
"Jutek banget ketua kelasnya hahaha," ujar Risa, dan Vana hanya memutar bola matanya malas.
"Isi latihan 1, bab 1. Dikumpulin setelah bel istirahat," ujar Vana, dan pagi itu kelas 12 ipa 2 mengerjakan tugas dengan damai, mengingat ketua kelas mereka nampak galak saat ini.
**
"Ketua kelas ambilin buku paket."
"Ketua kelas bilang temennya kalo lagi free class jangan di luar kelas."
"Ketua kelas ambil buku absen."
"Ketua kelas data alat kebersihan yang dibutuhin."
"Ketua kelas panggil guru pelajarannya kalo 5 menit guru itu belum dateng."
"Ketua kelas harus lebih tegas lagi nyuruh temennya piket."
"Ketua kelas-"
"Kamu mau nyiksa aku? Masa ketua kelas ngerjain semuanya? Seenggaknya bagi-bagi tugas sama sekertaris, wakil ketua kelas, absensi, bendahara!" Protes Vana, ksebab dirinya sudah lelah bolak-balik ke ruang guru untuk melkaukan semua perintah Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Husband
Teen Fiction"Gue cuma mau nikmatin masa remaja dengan senang-senang, bukan ngurus suami macem Sean yang setiap hari bawa selingkuhannya ke rumah!"