Some Reason.. (#chapter 18)

33 4 2
                                    

Sehun berdandan cukup lama untuk menemui Se Hyun hari ini. Ia sudah putuskan. apapun yg terjadi ia harus pergi. Ini pertama kalinya Se Hyun mengajaknya pergi duluan. Dan kalau ia benar-benar tidak nyaman dan penasaran nantinya, ia akan bertanya langsung pada Se Hyun. Apa alasannya? Kenapa Se Hyun memilih konser musik klasik?? Bukannya ada teater? Atau pertandingan bisboll? Kalau film.. Sepertinya Se Hyun tidak suka nonton film.

Sertifikat, dan penghargaan-penghargaannya sudah di dalam posisi benar. Sudah tidak lagi terbalik. Ia juga sempat manatap piano di pojok ruang tamu agak lama sebelum akhirnya ia keluar rumah.
.
.
.
Sehun menekan bel, ia tak pernah segugup ini saat menemui Se Hyun. Biasanya ia selalu percaya diri di hadapan Se Hyun. Cukup lama sampai Sehun tak mendapatkan respon dari interkom. Maka Sehun-pun menekan bel sekali lagi.

Tidak lama setelahnya, Se Hyun muncul dari balik pintu depan. Ia tersenyum tipis melihat Sehun berdiri di depannya. Dengan dandanan seperti itu. Coat hitam, celana jeans hitam yg tampak sobek-sobek di bagian lututnya, juga kaos putih yg membuat Sehun terlihat cool. "ada apa dengan celanamu? Kau benar Oh Sehun si nomor satu itu?" tanya Se Hyun tertawa kecil.

Sehun ikut tersenyum canggung, ia menggaruk tengkuknya yg tak gatal sama sekali. "yah.. Kadang-kadang aku merasa aku juga harus mengikuti tren.. " kata Sehun sambil cengengesan. "bagus juga, aku pikir kau lebih pas dengan imej 'bad boy' seperti ini" lagi-lagi Se Hyun menertawakan ucapannya sendiri. Sehun yg awalnya merasa agak malu ikut tersenyum.

"Se Hyun-ah, apa kau tahu?" tanya Sehun tiba-tiba. Se Hyun tentu saja bingung mendengar pertanyaan Sehun itu. "apanya?" Se Hyun balik bertanya. "hari ini kau banyak tersenyum, bahkan tertawa lepas" Se Hyun baru menyadari hal itu. Kenapa ia banyak tertawa? Dan lagi, di depan Oh Sehun!

"eh? Benarkah?" Se Hyun tertawa di paksakan di buatnya. "itu bagus buatmu. Menurutku kau cocok dengan imej 'cheerful' ketimbang 'ratu es' atau 'dry heart queen' " kata Sehun tersenyum lebar.

"bicara apa sih?" Se Hyun menyangkal atau lebih tepatnya malu untuk mengakui kata-kata Sehun. "aku serius!" tegas Sehun sekali lagi. Se Hyun hanya mengangguk sambil tersenyum samar. "ah, benar! Aku pikir kau tidak akan mau pergi hari ini" kata Se Hyun yg berhasil menemukan topik obrolan baru.

"kenapa kau berpikir begitu?" tanya Sehun penasaran. Ia tak tahu kalau ternyata Se Hyun punya bakat menjadi cenayang. Bagaimana Se Hyun tahu? Semalam 'kan ia sempat bingung..mau pergi atau tidak? "kenapa? Ah, sudahlah! Ayo pergi!" Se Hyun hanya meninggalkan senyum tipis misterius sambil kemudian berjalan. Sehun tidak memikirkan kata-kata Se Hyun yg ambigu itu, ia berjalan di samping Se Hyun sambil memasukkan tangannya ke dalam saku coatnya. Ah, ia menyadari sesuatu "Se Hyun-ah, mau berpegangan tangan?" tanya Sehun sambil mengulurkan tangannya.

Jam tangan itu! Jam tangan yg Se Hyun berikan di pakai oleh Sehun. Akhirnya Sehun bisa sedikit melupakan rasa bersalah pada ibunya dengan melepas jam tangan itu! Se Hyun tersenyum, ia mengangguk lalu meraih tangan Sehun.

"kau pakai jamnya?"

"tentu saja, kau yg berikan padaku"

"apa tidak apa-apa kalau kau melepas jam dari ibumu?"

"tidak apa-apa. Karena kau memberikanku jam tangan, aku tak akan melupakan jam makanku. Pasti"

"cih, dasar penjilat!"

"hei! Aku serius. Aku juga berniat berhenti makan sandwich, dan makanan cepat saji yg lain"

Kamu akan menyukai ini

          

"entahlah, aku meragukannya"

"bagaimana kalau aku belajar masak darimu? Jadwal lesku sudah padat kalau harus di isi les memasak juga"

"kau pikir aku mau melakukannya?"

"jangan bilang kau meminta bayaran?! Aku sungguh akan menggunakan banyak uang jatahku karena memutuskan berhenti memakan siap saji"

"lihat?! Aku benar-benar meragukan kau akan berhenti makan sandwich"

Mereka berdua tertawa-tawa selama berjalan sampai ke halte. Aneh, baru saja kemarin Se Hyun tampak canggung dan kikuk meski hanya untuk memberikan hadiah ke Sehun. Dan betapa pusingnya Sehun untuk membuat pilihan antara pergi bersama Se Hyun atau tidak. Wah, ada apa dengan mereka berdua? Mungkin mereka berdua benar-benar telah..jatuh cinta?  Ah, apa tidak telalu berlebihan untuk anak kelas 2 SMA? Jatuh cinta?? Apa ini bukan tipuan emosi mereka?
.
.
.
Mereka sudah sampai di gedung pertunjukkan. Sehun terlihat gelisah dan tak yakin untuk masuk ke dalam. Dan Se Hyun-pun menyadari hal itu. "kenapa? Tidak mau masuk?" tanya Se Hyun memperhatikan ekspresi Sehun yg berubah. Tadi ia terlihat tidak se-gugup dan tegang seperti ini. "ah.. Tidak. Aku hanya.. Tidak percaya bisa ke tempat seperti ini lagi" kata Sehun dengan senyuman getir setelahnya.

Se Hyun menghela nafas, ia jadi tak enak hati. Niatnya 'kan ia cuma mau menghibur Sehun. Kalau-kalau Sehun rindu akan musik klasik, terutama piano. Kalau Sehun dulu sangat gila dan cinta pada piano seperti itu, ia yakin Sehun tak akan semudah itu melupakan dan menyerah akan piano.

"kenapa? Kalau benar-benar tidak mau masuk, tidak apa-apa. Kita makan tonkatsu saja?" akhirnya Se Hyun sungguh dan tambah merasa bersalah melihat peluh yg mulai membasahi wajah Sehun. Karena tangan Sehun ia pegang, ia juga bisa merasakan betapa dingin telapak tangannya saat ini. "tidak, ayo kita masuk saja. Lagi pula kita sudah sampai disini dan kau sudah membeli tiketnya"

Sehun terlihat tersenyum dengan di paksakan. "Ah,, sebenarnya tiket itu dari Oppa" Se Hyun menghela nafas sebelum melanjutkan "salah satu pemain cello di sini teman Oppa-ku. Jadi ia berikan dua tiket pada Oppa" jelas Se Hyun dengan nada menyesal.

"lalu kenapa Jun Myeon Hyung tidak gunakan tiketnya dan menonton bersama Eun Ji Ssaem saja?" tanya Sehun dengan bingung. "tidak bisa, Oppa bekerja hari ini. Lagi pula waktu itu ia di berikan tiketnya lewat pos, jadi tak sempat menolak" terang Se Hyun lagi. "tapi ini 'kan akhir pekan, bukankah seharusnya ia libur?" Sehun masih tidak mengerti.

"begitulah Jaksa. Oppa-ku kadang masih menyelidiki sesuatu dan tetap bekerja walaupun akhir pekan. Tapi ia akan pulang siang nanti, saat konsernya sudah selesai. Karena itulah Oppa memberikanku tiketnya"

Sehun terdiam, bukan karena apa-apa. Ia hanya merasa inilah pertama kalinya Se Hyun bicara sepanjang itu selama ini, tanpa harus ditanya. Sehun tertawa kecil meyadari hal itu. "kenapa tertawa? Apanya yg lucu?!" Se Hyun jadi agak tersinggung, ia pikir Sehun pasti sedang mentertawakan dirinya. "tidak apa-apa" jawab Sehun lalu tersenyum. "apa-apaan sih?" kata Se Hyun kesal.

"jadi, bagaimana? Mau masuk atau tidak?!" Se Hyun menaikkan suaranya karena kesal. Beberapa saat yg lalu ia merasa bersalah, tapi semua itu hilang ketika melihat Sehun justru mentertawakannya. Dan juga Sehun ini aneh sekali menurutnya. Beberapa saat yg lalu ia terlihat gugup dan tegang tapi dalam sekejap, entah karena apa ia langsung bisa kembali tertawa dan tersenyum seperti itu?! Menjengkelkan!

Some ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang