Three

822 101 9
                                    

***

"Okay, okay. Aku akan melepaskan nya, tapi kau harus janji untuk tidak kaget. Bagaimana? Oh iya, orang yang sedang kau tunggui itu sebenar nya aku." Ujar nya yang berhasil membuat ku kaget.

Dia membuka tangan nya secara perlahan. Aku langsung membalik kan badan ku, dan seketika aku membeku. Bagaimana dia bisa disini?

"Hi," Sahut nya sambil mengembangkan senyum yang membuat ku hampir meleleh.

"Harry?!" Pekik ku, saat aku melihat dia berdiri di depan ku sambil tersenyum lembut. Oh, bisa kah dia tidak tersenyum seperti itu? Kalau dia seperti itu, ia malah akan membuatku lebih mencintai nya.

Dia mengangkat sebelah alisnya, "Kan tadi kau sudah berjanji untuk tidak kaget ketika melihat ku. Bagaimana sih kau ini?" Wait, sejak kapan aku berjanji seperti itu?

"Kau sedang apa di sini?" Tanya ku yang masih dengan wajah yang cukup kaget. Tapi dia malah terlihat sangat santai, sudah terbiasa aku dengan wajah yang seperti itu. "Menunggu seseorang." Jawabnya.

"Menunggu seseorang? Tunggu! bukannya tadi kau bilang kalau kau itu.. Kau yang menelepon ku kan?" Tanyaku dengan sangat gugup. 

"Menurut mu?" jawab nya asal, "Oh iya, bagaimana kalau kita duduk di situ saja dulu," Usulnya sambil menunjuk bangku taman yang tadi sempat kududuki. Aku mengangguk, dan mengikutinya duduk di bangku itu. 

Keheningan menyambut kami berdua. "Lily," Panggil Harry. Aku menolehkan pandangan ku ke arah nya, yang sedang menatap ku tajam. Rasanya jantung ku telah berdegup sangat kencang.

"Apa?"

Ia membuang pandangannya ke arah depan, "Apa kau pernah terjebak di friendzone?" Tanyanya tanpa menoleh ke arahku. Aku menggigit bibir bawah ku, yeah i'm stuck in friendzone with you, Harry, Batinku.

"Pernah, kau?" Tanya ku yang ikut menoleh ke arah depan. Dari sorot mata ku, aku bisa melihat dia sedikit tersenyum. 

"Pernah. Dia adalah sahabat ku, tapi sangat di sayang kan dia tidak pernah peka kepadaku. Padahal aku selalu saja mengkodenya." Ia menarik nafas panjang. "Pertama ku pikir jika aku mencintainya hanya sebatas teman, tapi semakin aku dekat dengan nya, semakin perasaan ini tumbuh. Aku tidak pernah berani untuk menyatakan kepada nya, aku takut merusak hubungan ku dengan nya." 

Rasanya hati ku sangat tertusuk saat ia berkata seperti itu. Jadi, ia sudah menyukai orang lain? Sungguh sangat membuat ku tertusuk. 

"Lalu kenapa kau tidak mencoba nya saja? Mungkin ia bisa menerimanya." Kataku dengan suara yang sedikit tidak rela.

"Entahlah, aku memang ingin mencobanya. Tapi aku takut, dia tidak menyukaiku dan ia malah pergi menjauh dari ku. Orang-orang memang benar, terjebak di zona seperti ini memang sangat menyakitkan." Tuturnya sambil menatap ku dalam. Aku berusaha untuk membuang pandangan ku dari nya.

Aku tersenyum kecut, "Yeah, memang sangat menyakitkan. Apalagi jika sahabatmu itu ternyata suka dengan orang lain. Dan hanya menganggap mu sebagai seorang sahabat." aku menghela nafas yang terasa sangat berat, "Memangnya siapa gadis yang telah mencuri hati mu itu, Har?

Dia langsung menoleh ke arah ku, "Kau." jawabnya santai. Yang langsung berhasil membuat ku menoleh ke arah nya cepat dan menatapnya tidak percaya. 

Dia menyukai ku?

"Ma-maksud mu apa?" Tanya ku masih dengan pandangan yang terkejut. Harry menatap ku dalam tepat di mataku, "Kalau boleh jujur aku memang sudah menyukaimu sejak dulu. Walaupun kau hanya bisa menganggap ku sebagai sabahatmu. Maaf, karena aku baru menyatakan nya ini sekarang. Aku sudah tidak kuat terjebak dalam zone ini.

Happy // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang