Sampai detik ini aku masih belum merelakan kepergiannya. Kepergiannya membawa pergi seluruh hatiku. Hingga aku fal bisa lagi jatuh cinta. Bahkan aku tak mengerti apa itu cinta? Dia selalu bermain di setiap mimpi-mimpiku. Dan dia juga yang menghampak...
WOW. Hanya terdiri dari 3 kata, tapi mendefinisikan lebih dari itu. Aku nyaris tersedak. Ketika kata itu mencuat di hatiku. Untung saja, aku tidak mengucapkannya.
Kututup bibirku dengan telunjukku tepat saat aku akan mengucapkannya. Bagaimana tidak? Mata birunya terlalu indah. Wajahnya yang putih pucat justru mengidikku.
Aku baru saja membuka mata saat suaranya memanggilku dan membangunkanku. Aku melek lebih cepat dari biasanya. Saat masih di jakarta mah boro² melek. Biar diteriakkin ampe sepuluh kali juga, kagak bangun².
"Kebo lu tzu-_" author
"Biarin lah thor, tapi kan gue tetep cantik" tzuyu
Tapi, ketampanan sehun membiusku dan mengubah kebiasaanku dalam sehari. Tetap saja aku mengumpat dalam hati. Aku mendengus kesal. Orang lagi enak² tidur malah dibangunin.
"Kenakan ini, kita akan mengunjungi perusahaan cabang pukul 9. Cepat sana mandi!" katanya.
Ia melemparkan rok beludru dan atasan kemeja putih tanpa motif. Aku melemparkan pakaian itu ke lantai.
"Aku gak mau pake pakaian gak modis gitu!" seruku.
Lelaki 30 tahun itu malahan berjalan ke belakang dan tidak mengindahkanku.
"Kalo nggak mau pake, gue telpon bokap lo supaya lo dipulangin ke jakarta. Trus uang jajan lo palingan dipotong. Lagian pakaian yang lo bawa kurang bahan semua!" serunya.
Ia membuka pintu kamar dan menutupnya tanpa sedikit pun berpaling padaku.
"Sial!" seruku.
Aku berusaha bangun dari tempat tidur dan aku memungutnya. Aku mendengus kesal.
"Bakal gue buat sengsara dia di Thailand... Hahaha...! Seruku. Dengan tawa membahana.
"The aims for our company is to extend larger communication in the world especially in South East Asian Region. Our branches in here is one of our implementation. I hope that we still can build our better relationship" ucap sehun dengan bahasa inggris yang lancar tanta sedikit pun cacat.
Aku pura² mendengarkan dengan seksama. Jujur. Males banget dengerin. Aku aja sama sekali gak ngerti. Tapi, aku tetap memasang senyum manis dan lebar. Aku menganggukan kepala sesekali. Kayaknya aku ngerti. Padahal, kagak.
-_-
"Excuse me, sir! I want to go to the Chef, to make sure that you will feel the wonderful tastes of Phat Thai" kataku kepada lelaki bule yang duduk di hadapanku dan sehun.
"Go ahead, Ms. Tzuyu. Thanks for your kindness" katanya sambil tersenyum.
Aku tersenyum dan melangkah pergi. Hihihi...padahal tujuanku adalah membalas dendam pada sehun. Aku pun pergi ke dapur dan memohon untuk mencicipi masakan Phat Thai yang akan disajikan untuk kami. Diam², aku mengambil bubuk cabai dan menambahkannya pada makanan sehun.
Tak lama, aku pun kembali diikuti oleh pelayan yang membawa hidangan makanan untuk kami. Aku menyengir saat kami akan menyuap makanan untuk pertama kalinya. Senyumku semakin lebar saat aku melihat sehun teriak. Bibirnya semakin merah. Pasti karena kepedasan. Yes, berhasil.
Sehun menyeruput Thai Ice Tea dengan cepat. Aku masih nyegir. Namun, dia kembali diam dan tersenyum ketika dia sudah menghabiskan Thai Ice Tea. Aku hanya terdiam dan memasang tampang zombie.
Aku hanya menggelengkan kepala. Lelaki bule memandangi kami. Dia pasti bingung yang diucapkan oleh sehun.
"Bibir lo celemotan tuh, kek bocah aja" serunya lagi lalu mengambil tisu dan membersihkan bibirku. Aku sedikit gugup. Aku memandang ketampanannya dalam diam.
Author POV
Jantungku berdegup tak karuan. Dia membalas tatapan mataku. Mata kami tidak bisa saling melepaskan pandangan. Seluruh jantung ini serasa mau copot. Waktu serasa berhenti dan kami yang menghentikan. Waktu adalah milik kami. Tidak ada yang boleh menghentikannya.
Aku memandang matanya yang berwarna biru dengan wajah tirus dan kulit putih pucat yang memikat. Tanpa sadar, senyumku pun muncul.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dia kembali tersenyum padaku.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hate you. Isn't it? Aku mengucapkannya dalam hati.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dia tersenyum dengan sinis. Aku mendengus kesal dan memandangnya dengan tatapan zombie.
"Ogah ah, sayang sama muka gue, gue kan cantik yang cantiknya melebihi wanita mana pun, masa gue disuruh contohin tampangnya zombie sih thor, sarap lu" tzuyu
"Mboh tzu, karepmu ae* -*" author
Gara² aku mengerjai dia. Aku menggenggam kedua tanganku dan mendorong tubuhnya. Malahan, dia menangkap kedua tanganku. Wajahnya semakin mendekat ke wajahku. Merinding gue ngetiknya. Matanya memandangku dengan dalam. Genggaman tangannya menggenggamku semakin erat. Seluruh nadiku seperti bersuara dan terdengar jelas di telingaku. Hingga titik kalbu terdalam yang mencuatkan aura kasih tersembunyi.
Dan...
Dan...
Semakin dekattt...
Dannn...
Makin dekattt...
Dan...
Akhirnya...
Cupp...
Hmmm
Selesaii :v
Dia mencium ku pas bibir woyyy! Tapi dia cuma nempelin doang kok kagak lebih. (Jansalahpaham) aku memejamkan mataku pelan.
Trus sehun melepaskan ciuman nya yang hanya sesaat itu.
Gue? Jan tanya gue lagi, yang pasti gue diam seribu bahasa. Gue gak tau lagi mau ngomong apa. Gue terlalu menikmati. Mweheee
Sehun POV
"Lo udah ngerjain gue tadi. Itu alasan gue motong uang jajan lo di sini!" serunya, "dan sekarang gue yang balik ngerjain lo!"
Wajahku semakin mendekat ke wajahnya. Hingga kedua hidung mancung kami bertabrakan. Dia memejamkan kedua matanya lagi.
Dan...
Dan...
Dan...
Dan akhirnya aku melepaskannya begitu saja dan tersenyum sinis. Dan aku segera berlari meninggalkan cewek itu.
Tzuyu POV
Aku kesal. jadi, ini maksudnya? Aku pun berlari mengejarnya dan berhasil mendapatkannya dan sekarang aku berdiri dihadapanya. Kutampar wajahnya dengan keras. Lalu, aku menendang kakinya hingga ia terjatuh dalam posisi berlutut. Dia menjerit kesakitan. Aku berjalan meninggalkannya tanpa sedikitpun berpaling.
"Awas lo Tzuyu!! Gue bakalan balas habis ini!!!" teriak sehun.
Senyum mencuat dari bibirku. Tapi kenapa bayangan tadi muncul di benakku. Aku kembali mendengus kesal. Aku bertanya lagi pada diriku. Sebenarnya, apa sih alasanku begini?