Gue dan Woojin sedang ada didalam perjalanan menuju rumah sakit.
Sepanjang perjalanan gue hanya menikmati pemandangan yaitu memandang wajah Woojin yang lagi fokus nyetir.
"Segitu suka nya ya mandangin aku?" tanyanya.
"Hmmm"
"Kalau aku suka nya mandang kamu pas lagi tidur" ucapnya.
"Wae?" tanya gue.
"Ya karena menurut ku hanya aku yang dapat melihat pemandangan itu" jawabnya.
"jin aku mau nanya, ini cuma seandainya ya" ucap gue.
"Nanya apa?" tanyanya.
"Kalau seandainya tiba-tiba ada wanita yang lebih baik dari aku apa kamu bakal ninggalin aku?" tanya gue.
"Kamu masih kepikiran mimpi itu? Maudy percaya padaku, apapun yang terjadi aku akan hanya mencinta mu seorang" jawabnya penuh penekanan.
"Aku malah takut kamu yang akan meninggalkan ku" lanjut nya."Itu tidak mungkin!" sahut gue mantap.
"Aku selalu membuat mu menangis dan mungkin saja nanti ada lelaki yang membuat mu tertawa" ucapnya.
"Semua lelaki pasti pernah membuat wanita menangis hanya saja bagaimana mereka menghibur wanita itu lagi" sahut gue.
"Tapi aku terlalu sering membuatmu menangis" ucapnya.
"Itu berarti membuktikan bahwa aku sangat takut kehilangan mu, karena sedikitpun kesalahan yang kau buat itu membuat ku takut kehilangan mu" jawab gue.
"Aku tidak akan berjanji lagi untuk tidak membuat mu menangis, tapi aku akan berjanji untuk membuat mu tersenyum setelah menangis" Woojin menatap gue dan memamerkan gingsulnya lalu dia memarkirkan mobil nya diparkiran rumah sakit.
---
"Kandungan Maudy benar-benar sangat baik. Saya tidak menyangka setelah dia melawan virus diChina kandungan ini masih bisa bertahan sekuat ini" kata Dokter.
"Dok jangan Kasih bocoran sama kami dia cowok atau cewek ya" ucap Woojin dan dokter cuma ngangguk aja. Iya gue dan Woojin emang niatnya ga mau tau anak ini nanti cewek atau cowok, kata Woojin biar surprise dan biar kami tetap sayang sama anak ini entah dia cowok atau cewek. Kalau masalah kamar dan perlengkapan bayi, Woojin sudah menyiapkan dua-dua nya. Jadi entah itu cowok atau cewek kami siap dua-duanya.
"Mungkin kurang dari satu minggu ini Maudy akan merasakan sakit karena kemungkinan lebih dari satu minggu ini Maudy akan lahiran" kata Dokter.
"Kalau Maudy mau dirawat disini bisa " tawar Dokter tapi gue geleng-geleng karena ya males aja tiduran dirumah sakit.
"Yakin gamau?" tanya Woojin memastikan dan gue ngangguk.
"Oke baiklah. Lebih perbanyak istirahat saja, karena kita tidak akan tau kapan sakit itu akan datang" pesan Dokter.
"Baik dok, terimakasih" pamit gue dan Woojin.
Gue dan Woojin berjalan melewati beberapa ruangan rumah sakit untuk menuju ke ruangan Jihoon.
Woojin mengetuk pintu salah satu ruangan, setelah nya mendengar sahutan dari dalam kami segera masuk.
"Eh Woojin Maudy" sapa Jihoon, istri Jihoon cuma ngasih senyumnya. Dia masih terlihat lemah diatas kasur rumah sakit itu karena dia baru melahirkan dua hari yang lalu.
"Sayang sini" panggil gue ke Woojin untuk melihat bayi kecil yang ada dikasur samping istri Jihoon.
Saat melihat bayi itu Woojin menatap kearah gue dan tersenyum seolah-olah berkata 'kita sebentar lagi'.
"Lucu kan" timbrung Jihoon.
"Matanya cantik banget Hoon" puji gue. Karena memang benar mata bayi Jihoon sangat Indah.
"Pastilah kan mata ayah nya cantik juga" ucap Jihoon sambil ngewink.
"Yeeeee....makan tuh wink" Woojin noyor kepala Jihoon, gue dan istri Jihoon cuma cengengesan aja melihat dua orang ini.
"Kapan katanya?" tanya istri Jihoon yang maksudnya menanyakan kapan gue lahiran.
"Kurang lebih satu minggu katanya" sahut gue.
"Selama masa itu kamu jangan sendiri" pesan istri Jihoon.
"Kenapa?" tanya gue bingung. Woojin juga ikut menyimak perbincangan kami.
"Karena kamu tidak akan tahu kapan sakit itu datang. Itu sangat sakit Maudy, ku rasa kamu perlu Woojin pada saat itu" ucapnya.
"Iya Jin kamu juga harus siap mental nanti kalo dicakar atau dijambak sama istri sendiri" timpal Jihoon.
"Yasudah berarti aku tidak akan masuk kerja sampai kamu lahiran" ucap Woojin yang kini mengelus rambut gue.
"Semoga dilancarkan lahiran nya nanti ya" ucap istri Jihoon saat kami mau pulang.
"Makasih. Semoga anak mu sehat selalu ya dan jadi anak yang baik" sahut gue.
"Dan tampan seperti ayahnya tapi jangan sampai punya sifat seperi ayahnya yaa" timpal Woojin. Jihoon dan istrinya cuma ketawa sampai akhirnya kami pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life | PARK WOOJIN
Fanfiction"Aku tak punya alasan untuk mencintai mu. Rasa Cinta itu datang entah dari mana, dan aku hanya bisa mencintai mu seorang" Woojin. "Begitupun dengan ku, aku juga tak punya alasan untuk mencintaimu. Hatiku tak memperdulikan siapa kamu, hatiku hanya t...