Awal

5 0 0
                                    

Ini adalah keputusan terbesarku. Keputusan untuk meninggalkan tanah kelahiranku dan pergi ke tanah rantauan demi masa depan. Memang, sulit rasanya untuk meninggalkan semuanya. Meninggalkan keluarga dan sahabat-sahabatku. Berulang kali Mama bertanya pertanyaan yang sama, "Kamu yakin mau merantau? Kenapa tidak kuliah di sini saja?", pertanyaan yang selalu membuatku goyah. Namun, kini tekadku sudah bulat. Aku ingin pergi meninggalkan tanah kelahiranku untuk sementara. Sebenarnya, alasan utamaku untuk pergi merantau bukanlah untuk menambah pengalaman. Ya, walau itu salah satu alasanku juga sih. Alasan utamaku adalah agar aku dapat melupakan dia. Iya, dia yang tidak kuketahui perasaannya terhadapku. Aku sudah cukup lelah menduga-duga hal yang tidak pasti hingga sakit rasanya jika diingat. Mungkin, dengan ini aku dapat mengurangi rasa sakit itu, walau hanya sedikit.

Menjadi mahasiswi baru atau yang biasa disingkat Maba memang sibuk pada awalnya. Sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti ospek. Beruntung, di kampusku ospeknya bisa dibilang santai. Tidak seperti cerita teman-temanku yang hingga menangis darah agar tidak mendapatkan hukuman dari panitia ospek. Dan kehidupan "sibuknya-maba-karena-ospek" pun berhasil aku lalui.

Aku membuka kembali hpku yang kusimpan dalam tasku. Kumatikan suara hpku agar tidak ada suara yang terdengar saat aku memainkan hpku. Aku membuka social mediaku di tengah pengatnya kelas  kuliah yang sungguh membosankan. Aku menguap beberapa kali hingga mataku tak berhenti basah. Aku kembali membuka social mediaku, hingga semua timeline sudah aku jelahi kemudian kembali me-refresh halaman. Kulakukan berulang kali. Hingga akhirnya, aku melihat dia memposting foto dengan seorang wanita. Wanita yang tidak begitu cantik, namun imut. Dalam foto mereka tertawa bahagia. Tanpa pikir panjang, aku lalu menutup social mediaku dan menaruh hpku ke dalam tas. Rasanya sesak. Ingin sekali menangis saat ini juga. Tidak ada yang lebih menyesakkan selain menahan tangis di dalam kelas karena sakit hati. Rasanya, lebih baik aku maju ke depan kelas untuk dihukum daripada ini.

Fata Morganaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن