Part5~ Iyakah?

20 1 0
                                    

Bonus update 2part buat kalian. Gara-gara update nya lama.

Happy reading
****

"Syil! Oi kenapa?" Bunda bertanya setengah berteriak.
"Kamu kenapa Syill? Ko diem terus sih? Jan banyak ngelamun. Ntar kesambet baru tau rasa!"

"Bun, tadi aku ketemu Babang Irfan di jalan. Dia lagi duduk di depan rumah depan. Yang warna ij--"

"Ya bagus dong, Syill. Berarti dugaan kamu bener waktu itu. Kita tetanggaan sama si Irfan kan ya? Uhh yang tetanggaan sama doi. Seneng dong sekarang?".

"Ahhh Bunda denger dulu dong. Syilla belum selesai carita, main potong aja".

"Iya, iya. Jadi gimana?"

Flashback On~
" Oh Tuhan tolonglah aku,
janganlah kau biarkan diriku,
difitnah seperti itu....
Lihatlah dan bukalah mata batinmu,
Melihatku lemah terlukaaa...
Namun semangatku takkan pernah pudar,
Hingga Tuhan kan berikan....
Jajan..."

Aku menghentikan langkah kakiku. Dan dengan otomatis menghentikan nyanyianku pula. Mematung seketika ditempat. Tanpa sadar mulutku terbuka lebar. Mencoba mencerna apa yang sedang terjadi saat ini.

Terlihat seorang pria tengah duduk manis di depan Rumah bercat hijau yang sedang menatapku.

Astaghfurullah, Babang Irfan. Iyakah? Kenapa disaat seperti ini?  Oh Tuhan. Kenapa sekarang? Kenapa? Disaat aku belum mandi, belum gosok gigi, belum cuci muka sama sekali.

Sekarang apa lagi?
Hamba harus bagaimana Yaa Allah...

Pandangan kami bertemu. Aku melihatnya dengan pandangan terkejut. Sedangkan dia melihatku dengan pandangan anehkah?. Aku sempat jatuh dalam pesonanya dalam beberapa detik. Namun detik selanjutnya aku sadar. Yang harus Ku lakukan adalah...lari secepat mungkin.
Flashback Off~

"Bunda ko mukanya merah."

Lalu tawanya pun pecah.

"Tante nahan ketawa, Syill".

"Kenapa ditahan? Kenapa ga ketawa dari tadi? Nahan tawa itu bisa jadi penyakit, Bun". sindirku.

"Abisnya kalo tadi ketawa, kamu gaakan cerita sampe akhir".

"Ahh, Bunda mah! Dia denger aku nyanyi ngga yah tadi?"

"Pasti dengerlah. Tante tau ko kamu kalo nyanyi gimana".

Aku menyandarkan kepalaku di sofa. Menutup wajah dengan kedua telapak tanganku.

Kenapa hidupku dipenuhi kekonyolan? Ya Allah kenapa ga kaya Drama Korea?

"Tapi bagi Tante yang lebih memalukan bukan itu deh." Aku membuka mataku, menatap Bunda bingung.

"Look penampilan kamu dong, Syill.
Baju? Kegedean. Masih mending Beatdown punya style. Nah kamu?
Celana? Training kegedean pula. Terus sebelahnya digulung sampe lutut. Kenapa ga sekalian dua-duanya, Syil? Aneh tau!
Rambut? Acak-acakan gitu, cuma digelung asal. Kamu kaya anak singa, Syill.
Punya kaca kan? Liat mata kamu deh. Tante ga salah kan kalo yang diujung mata kamu itu belek? Di pipi kamu ada pulau juga".

Iyakah? Ahhhh!

Aku semakin down mendengar perkataan Bunda. Sementara tawa Bunda semakin menggelegar memenuhi seisi ruangan ini.

"Kamu jorok, Syill. Kalo Bunda jadi dia sih udah ilfeel duluan".

"Aaaaaaaahhhhh Bunda!!". Tangan dan kakiku bergerak tak jelas.

"Bunda sih! Aku bilang apa? Aku mau mandi dulu tadi! Bunda sih ah! Mau mandi dulu! Bye!"

"Bodo amat!"

Saat tiba di depan kamar aku berteriak, "Anterin gas ke warung. Aku lupa bawa tadi".

" Kenapa ga sama kamu?"

"M A L E S !". ucapku penuh penekanan. Lalu Ku banting pintu, meluapkan kekesalanku.

"Aishhh... Anak itu!"

-----------____________

Yang sabar Syill. Akan ada pelangi setelah hujan ko^^

Jangan Lupa Vote+Comment yaa😘

Makasi readers yang udah baca sampe part ini💙💙💙💙

Sabar Ini UjianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang