Angkasa ▪ 7 RE-POST

2.6K 137 0
                                    


Angkasa, Ray dan Angga berjalan menyusuri koridor sekolah untuk menuju ruang kelas XII-1 yang merupakan ruang kelas mereka, sambil mengobrol ria dengan sesekali tersenyum kepada siswi yang menyapa ketiganya sebagai sebuah bentuk respon.

Ya, kini ketiga sahabat tersebut kembali bertingkah seperti biasa saat sebelumnya Ray sempat seharian mendiamkan dua sahabatnya karena meninggalkannya sendirian saat geng Chika memasuki kantin. Alhasil, dirinya harus terus diekori oleh Ririn yang membuatnya merasa begitu risih selama jam istirahat.

Berjalan memasuki kelas, Angkasa, Angga dan Ray melihat suasana Kelas XII-1 saat ini sudah terlihat ramai karena beberapa dari penghuni kelas mereka sudah ada yang datang.
Dan seperti biasa sebelum duduk, terlebih dahulu mereka bertiga akan menuju loker pribadinya masing-masing untuk mengambil buku pelajaran.

Tak heran, jika tas mereka itu terlihat seperti lemas tidak berdaya, karena semua buku dan peralatan belajarnya mereka letakkan semua disana. Tentu saja Alasannya agar mereka tidak perlu repot untuk membawanya.

"Gila!" ucap Angkasa saat dirinya berhasil membuka loker pribadinya.

Mendengar ucapan Angkasa yang lumayan keras itu, beberapa murid lain menoleh kearahnya, begitupun dengan Angga dan juga Ray.

"Kenapa lo?" tanya Ray.

"Nih, lo liat! Loker gue pagi-pagi udah jadi rak makanan." jawab Angkasa sambil melihat kedalam lokernya yang penuh dengan coklat dan juga beberapa surat. "Bingung gue, kapan coba tuh cewek masukinnya?"

Angga dan Ray yang melihat, hanya bisa memandang heran kearah tumpukan coklat dan juga surat disana. Mereka tak habis pikir dengan tingkah siswi yang menjadi fans Angkasa, yang selalu saja memberikan coklat ataupun sepucuk surat yang mereka tinggalkan didalam loker. Padahal coklat pemberian mereka itu akan berakhir diperut teman satu kelas Angkasa, bukan kedalam perut cowok yang mereka suka.

Lain halnya dengan surat, cowok tampan nan humoris itu pasti akan membacanya. Namun bukan secara pribadi, melainkan secara massal. Bagaimana tidak dikatakan secara massal, jika Angkasa akan membacakan setiap surat yang ia terima itu didepan kelas dengan suasana yang sudah ramai.

Meski begitu, teman-teman satu kelas Angkasa tidak pernah merasa terganggu akan ulahnya, mereka malah merasa terhibur oleh tingkah konyol Angkasa saat pembacaan surat pemberian para fans'nya itu. Dan juga beruntung tentunya, karena bisa mendapatkan cokelat gratis setiap pagi.

"Nih, Lo bagiin. Kalo kurang, suruh potong dua." perintah Angkasa sambil menyerahkan tumpukan coklat kepada Ray dan juga Angga.

Angga dan Ray mengangguk, mereka berdua pun mulai membagikan coklat-coklat tersebut kepada semua teman-temannya.

"Coklat dari fans Angkasa lagi Ray?" tanya Mutia -teman sekelas Angkasa sekaligus wakil ketua OSIS SMA Merah Putih-.

"Yo'i, siapa lagi?" jawab Ray, ia pun melanjutkan tugasnya kembali.

Saat Angga dan Ray sedang membagikan coklat, Angkasa yang dibantu dengan beberapa siswa lainnya bergegas mendorong meja kedepan kelas, yang dijadikan sebagai panggung dadakan yang akan digunakannya untuk membacakan surat cinta yang ia dapat.

"Woi udah belom?" tanya Angkasa.

"Ok! Sip!" sahut Ray sambil mengacungkan ibu jarinya. Angkasa mengangguk, ia pun mengambil salah satu surat cinta yang ia terima.

Seluruh Murid yang ada dikelas XII-1 langsung diam, Mereka semua merasa penasaran dengan isi surat yang akan dibacakan Angkasa saat ini.

"Hay, kak Angkasa! Aku Mayra, salah satu dari sekian banyak fans kakak. Jangan tanya aku ada dikelas berapa yah, pokoknya aku ini adik kelas. Disini aku mau bilang, kalau aku suka kakak. Rasa itu udah lama, dari aku pertama kali liat kakak waktu tanding bola. Kakak tau? Saat itu kakak terlihat sangat keren, kakak juga lucu terus ganteng lagi."

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang