Zidhan pov
Pada saat gue berjalan ke taman sendirian ntah bagaimana pada saat gue sudah duduk di taman banyak yang menyindir gw dengan perihal si centil itu
Gue tidak merasa mereka mengatakan itu kepada diriku hanya pemaanfaatan pada awalnya gue tidak mengerti tapi setelah gue pikir-pikir
Gue baru ingat tadi ziva melihat gue bersama si centil itu sedang jatuh berdua
Kami terjatuh karena ada yang menabrak si centil , pada saat dia terjatuh gue tidak kuat menahan berat badan nya padahal dia kurus ya mungkin karena dosa nya banyak makanya berat 😂😂
Semakin lama gue semakin takut dengan hal ini , gue takut kehilangan azziva , gue juga gak mau jauh dari ziva , cukup gue udah nyaman sama dia semenjak gue masih benci sama dia
Masalah gue ini kenapa banyak banget ya ?
Gue pengen hidup tenang kayak dulu lagi
Beberapa menit kemudian ........
setelah gue termenung ntah kenapa gue kebayang pada saat 2 bulan yang lalu pas pertama kali pergi sama Azziva .
Zidhan pun langsung memikirkannyaFlasback and
Setelah kami pergi dari tempat makan kami meneruskan jalan untuk pulang karena aku takut kemalaman , tiba di suatu tempat kami singgah sebentar di sana
Azziva duduk dengan manis di sebuah batu yang agak berbentuk seperti kursi itu
Dia duduk sambil melihat pemandangan itu tempat nya itu tidak di pinggir jalan jadi terhindar dari polusi
Dia duduk di sana seperti tidak ada masalah dan lalu aku duduk di sebelah dia dan menyandarkan kepala ku ke pundaknya
Dia tampak agak terkejut lalu aku mengatakan aku gak bakal berbuat macem-macem dia
Dengan aku mengatakan itu dia tampaknya agak tenang tidak seperti tadi yang belum aku katakan itu dia agak takut
Lalu aku menatap wajah nya dari sandaran pundak nya
Dia tampak baik beda seperti dengan masa lalu ku dulu
Dia memang di ciptakan untuk ku (kayaknya) kata ku dalam hati
Lalu kami berbincang untuk memecahkan kecanggungan di antara kita
Yang pasti nya aku yang memulai dan mengajaknya ngobrol" Azziva lo kok kayak takut gitu sih ? Kalo gue natap muka lo ? Muka gue serem amat ya ? " kata ku
" ha ? Takut ? Hahahaha , siapa bilang ? " kata nya
" itu tampang lo , kayak takut gitu " kataku
" Kenapa tampang gue ? Cantik ya ? Maksih ya , heheheheh " kata nya
" iya gue tau kok lo itu cantik , sampai banyak abang kelas yang ngejar lo " kata ku agak cemburu
" ha ? Trus lo kok harus marah ? " katanya
" gak kok " kata ku sambil ngambek
" bener nih ? " kata nya curiga sambil mencubit tangan ku yg agak luka ini
" iya , awww sakit , haduh ziva kenapa yang di cubit ini sih ? " kata ku sambil mencubit dan menegakkan kepala ku dari sandaran pundaknya
" kenapa emang nya ? Lucu tau " kata nya
" ihhh tau nya main cubit di liat dulu dong , apaan yang lucu sih ? " kata ku
" aa iya iyaa , masih sakit ? Maaf ya , sini gue obatin , biar agak mendingan luka nya " kata nya sambil mengambil tas nya yang ada di bawah kursi ini
" ngapain ngambil tas ? " kata ku
" di tas ini gue selalu bawa P3K untuk kebutuhan sampingan , ini ni untuk waspada aja " kata nya sambil mengobati luka ku
" ohh begitu , anak pinter juga lo ya " kata ku
" kok luka nya bisa kayak gini sih ? " kata nya
" itu gara-gara lo cubit tadi , makanya kalo mau nyubit tu jangan yang di tangan tapi yang ini aja " kata ku sambil menunjuk ke pipi ku
" iya iya , jangan ngambek gitu dong" kata nyaPada saat dia mengobati luka ku
Banyak yang ku lihat dari raut wajahnya dan paling jelas yaitu ketulusan
Mungkin aku merasa dulu dia adalah musuh ku yang paling menjengkelkan tetapi tidak dengan sekarang
Ntah bagaimana rasa nya aku sudah nyaman kepada nya
Dia adalah orang yang baik , manis , cantik , pintar dia sungguh sangat sempurna bagi ku
Tapi apakah dia bisa menjadikan hidup ku menjadi lebih sempurna dengan dia ?
Aku sudah teledor karena sudah menganggap dia sebagai musuh
Rasa nya yang dia obati hanya tangan ku saja mengapa rasa nya hati ku pun sudah ikut di obati nya ?
Gumam ku dalam hati sambil menatap nya dengan tersenyum" kok senyum-senyum? Udah mendingan gak rasa tangan nya ? Maaf ya kalo udah nyubit tangan lo yang lagi sakit " katanya
" gak kok , iya udah kok ini gak sakit lagi , tenang aja makasih ya sayang " kata ku keceplosan
" sama-sama zidhan , beneran gak sakit lagi kan ? kok sayang ? " kata nya polos
" ehh gak , kata gue sayang kalo kapas nya di buang , hehehehe " kata ku sambil ketawa tak niat agar mengalihkan pembicaraan itu
" Ohh ya udah aja pulang aja yok , liat hari ini udah jam berapa nih " kata nya sambil menunjukkan menunjukkan pukul 20.00Zidhan pov
Aku pun kembali ke dunia nyata setelah memikirkan kejadian 2 bulan yang lalu bersama azziva
Gak enak juga ya mikirin suatu hal yang udah mulai sirna
Sekarang gue pasrah aja dengan semuanya biarkan waktu yang menjawab nya
Gue semakin sedih kalo mikirin hal yang tadi
Gue ngerasa azziva pasti sudah sakit hati kepada gue karena hal tadi
Pada saat gue sedang murung di sini tibalah sahabat-sahabat ku datang menghampiri ku" Lo jangan sedih mulu dong bro " kata erik
" iya lo gak seceria hari-hari lain " kata rio
" Lo kalo ada masalah ngomong aja " kata bang Iwan
" masalah nya yang si centil itu tadi kan ? " kata bang luthfi
" gimana gue gak sedih bro , gue udah di jauhi dari azziva trus gue semakin di hujad di sekolah ini , gue makin ngerasa kalo gue cowok yang becus " kata ku sambil sedih
" Lo jangan merasa kayak gitu dong " kata rio
" ya udah gimana kalo kita semua bantu zidhan baikan lagi dengan azziva ? Gimana ? " kata bang luthfi
" wahh bang luthfi emang pakar cinta ya " kata erik
" ok mulai kalo kita ketemu sama Azziva kita bakal ngomongin hal ini " kata bang iwan
" maksih ya untuk kalian semua yang selalu bantu gue , di saat gue butuh dan selalu ada di saat gue sedih , kalian emang sahabat yang gak bakal ada 2 nya " kata ku
Setelah itu aku agak merasa tenang dengan yang mereka katakan kepada ku
Pada saat itu kami semua langsung saling menggenggam tangan satu sama lain
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is Just You
RandomAzziva Nayla Andini Dia adalah orang yang datang ketika hati ini sedang membutuhkan seseorang seperti yang aku tau dia mampu menjadi obat penawar luka dan mampu menghilangkan rasa sakit yang tidak bisa di hilangkan ini pada saat bersamanya walau...