Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini jika tuhan sudah berkehendak. Ya, termasuk bertemu denganmu. Takdir tuhan memang selalu menjadi rahasia. Kita di pertemukan dan selanjutnya akan terus menjadi rahasia.
Lima tahun yang lalu. Di tempat ini kita bertemu. Dimana kamu membantuku meluapkan semua yang menyesakan dada. Caramu berbicara dan menenangkanku, semuanya masih tersimpan rapih.
Hingga hari – hari selanjutnya yang ternyata tuhan masih mengizinkan kita untuk bertemu, kamu dan aku.
-
Sepi dan hening.
Entah sejak kapan aku menyukai suasana itu. Yang menurut kebanyakan orang sangat membosankan. Tapi tidak denganku.
Aku aneh? Tidak tahu. Mungkin iya dan mungkin tidak.
Sekarang jam istirahat, setelah menyelesaikan berbagai macam berkas yang sangat melelahkan aku melangkahkan kakiku ke lantai dasar. Dimana restaurant berada.
Hanya sendiri. Tidak ada seorang teman, sahabat, kerabat ataupun kekasih. Di usiaku yang menginjak 22 tahun memang akan terlihat aneh. Semua sudah terbiasa bagiku sejak sekolah menengah pertama tepatnya kelas delapan. Masih tergolong kecil tapi aku bisa mengerti.
Aku bekerja di perusahaan yang cukup besar, menjadi seorang direktur. Kaget? Tidak perlu. Aku hanya melanjutkan bisnis yang ibuku kerjakan.
Bukankah menjadi direktur memiliki banyak teman? Ya, tentu. Tapi aku tidak terbiasa. Sifatku yang pendiam membuat banyak orang yang ingin berteman denganku merasa bosan. Dan itu alasan kenapa aku sendiri.
" ada yang bisa kami bantu? " ujar wanita muda tersenyum hangat. Aku mengambil buku menu yang ia taruh di meja dan menyebutkan pesanan yang aku lihat ia ikut mencatatnya dengan cepat.
Setelah pelayan itu pergi. Aku mengambil novel yang sejak tadi aku bawa. Mencoba memfokuskan diri, tapi percuma. Suasana yang ramai selalu mengagalkan konsentrasiku.
' menyebalkan ' gerutuku pelan. Menaruh kembali buku itu di atas meja.
Tidak lama kemudian pesananku datang. Baru saja ingin memasukan ke dalam mulut. Seorang pria duduk tanpa permisi tepat di hadapanku yang memang kosong.
" maaf mbak, saya duduk disini ya? Gak ada orang kan? " katanya sopan.
Aku hanya diam tanpa menjawab dan melanjutkan makan. Aku menghiraukan tatapan herannya. Tapi ternyata bukannya berhenti pria di hadapanku ini malah menatapku semakin dalam.
Aku mengangkat sebelah alisku " ada apa? " tanyaku pelan.
" Dita? "
Aku mengeryitkan dahi tidak mengerti. ' siapa dia? '
" Kamu Anindita Chairunnisa kan? "
" kamu siapa? " tanyaku sarkas
" aku Kevin. Teman kamu di junior high school dulu. Kamu lupa? "
Aku menghembuskan nafas berat. Entah ini yang keberapa kali, sudah banyak orang yang mengenaliku dan aku sama sekali tidak mengingat siapa mereka.
" sorry " ujarku pelan, jawaban yang sama.
Kevin tersenyum hangat. " tidak apa – apa, lagipula itu sudah sangat lama, wajar kamu lupa " katanya masih dengan senyum yang mengembang.
Aku menganguk kecil dan melanjutkan makan. Selanjutnya, tidak ada lagi obrolan atau bahasan.
YOU ARE READING
S E N J A
RomanceSenja menjadi saksi bagaimana aku merasa bahagia dan hancur secara bersama. Dan penyebabnya itu adalah kamu.