Bagian Sebelas
"Oxford dan Jepang itu nggak kayak Oxford dan Jakarta Key, kamu bukannya mengurangi masa jarak, malah menambah masa jarak."
---
Dari luar Caffe, Keyla melihat Rakka yang sedang duduk sembari memainkan ponselnya, beberapa kali Keyla mencoba mengatur nafasnya dan menenangkan dirinya agar ia tidak gugup saat memberitahukan hal ini kepada Rakka. Perlahan, Keyla menghampiri Rakka dan tersenyum begitu Rakka menyadari keberadaannya.
"Maaf ya aku telat, Kak Rai tadi kesiangan."
Wajah Rakka seolah memaklumi apa yang terjadi, hanya saja ia menyesalkan penolakan Keyla tadi malam karena tidak mau dijemput olehnya.
"Kamu mau pesen apa?' tanya Rakka.
"Kayak biasa."
Setelah memanggil pelayan dan memesan menu, Rakka menanyakan apa maksud dan tujuan Keyla yang mengajaknya untuk mengobrol serius hari ini, karena sejujurnya Rakka agak bingung melihat gerak-gerik Keyla yang sangat gugup dan telapak tangannya yang sedikit basah.
"Mau ngomongin apa sih?"
"Tapi kamu janji dulu, nggak bakal marah." Keyla memandang Rakka dan menggaetkan jari kelingnya pada jari kelingking Rakka.
"Ya gimana aku bisa tau bakal marah atau nggak kalo kamu aja nggak ngasih tau mau ngomongin apa." Balas Rakka.
"Ish, janji dulu."
"Iya-iya janji."
"Jadi gini.." Perlahan Keyla kembali mengatur ritme nafasnya dan menatap Rakka dalam-dalam, "Kan kemarin kamu bilang, aku ada niatan atau nggak untuk kuliah atau kerja. Sebenernya beberapa bulan yang lalu, aku sempet daftar dan ikut tes kuliah."
"Terus?'
"Ya, dan aku keterima."
Senyum Rakka mengembang, ia menggengam tangan Keyla, "Bagus dong, universitas mana? UI, UNPAD, ITB, UNJ, atau apa?"
"Universitas Hokkaido di Jepang."
Dan Rakka terdiam, melepaskan genggaman tangannya dari Keyla, "Jepang?"
"Ck, kamu becanda kan? Ini prank ya?"
"Rakka aku serius."
Akhirnya Keyla memberikan surat itu pada Rakka dan membiarkannya membaca isi dari surat tersebut. Sampai pada akhirnya Rakka kembai memandang Keyla dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Key, kamu sadar nggak sih apa yang lagi kamu lakuin saat ini?"
"Rakka, kamu tau--"
"Kamu bukannya mengurangi jarak, malah nambah jarak yang ada. Ah salah, nggak cuma jarak tapi masanya juga."
"Aku ngerti, aku pun awalnya juga nggak nyangka kalo akan keterima Rakka."
Rakka menggeleng, tangannya menunjuk kertas yang ada dihadapannya saat ini. "Key, ini Jepang bukan Jakarta lagian kamu kan bisa ngambil kuliah di sini, kamu bisa masuk UI sama Demas, aku nggak masalah."
"Rakka itu salah satu kampus impian aku, dan apa salahnya aku mengejar impian aku sih. Lagian, jaraknya cuma antara Oxford dan Jepang kan. Apa yang kamu takutin Rakka?"
Rakka mendengus, kali ini pandangannya berubah menjadi sinis, "Cuma kamu bilang? Enak banget kamu bisa bilang kayak gitu, disaat masa-masa hubungan jarak jauh kita tinggal beberapa tahun lagi dan kamu malah menambahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Still On You
Teen FictionSequel Crush On You Ini masih tentang dua orang yang saling menyayangi tapi awalnya mereka terlalu takut untuk jujur kepada dirinya masing-masing. Ini masih tentang Keyla Natasha dan Rakka Prasetya. Membiarkan Rakka pergi untuk melanjutkan kuliahnya...