Jujur itu penting

37 7 5
                                    

Selamat membaca:)

Waktu terus berlalu.Begitupun dengan kisah sekolah yang dialami siswa.Bagaimana dipersalahkan,waktu memang tak pernah berhenti,sekalipun kita memaksanya.Waktu tak mau repot-repot berhenti untuk sekedar menunggu kedewasaanmu.Waktu juga tak mau repot-repot berhenti untuk kembali ke masa lalu karena engkau menyesali.
Sebentar lagi siswa IX-2 akan menghadapi berbagai ujian seperti ujian semester,usbn dan unbk.
"Sumpah,mati gue ngadapin ujian ujian ini!"keluh Septiani sambil memukul keningnya.
"Makanya berdoa dan terus belajar."semangat Windy.
"Gak kerasa ya,bentar lagi mau tamat."ucap Nindy.
"Ayolah kita masuk ke kelas sebelum Pak guru datang."
Siswa IX-2 akhirnya memasuki kelas menunggu guru akan masuk.Seperti biasanya,suasana kelas macam pasar.
Semua berlomba-lomba untuk ribut.
Roberto,Evander dan Andreas sedang asyik mengganggu Mawar dan Desi.Sementara Yolando sibuk mencari perhatian cewek cewek wanted.
"Eh,kalian tau gak,dulu di Batam(kota kelahirannya)gue itu gangster yang ditakutkan."ucap Yolando.
"Banyak gaya lu."seru Nindy tak percaya.
Tiba-tiba pintu kelas terbuka.Seketika semua menjadi diam dan melongo ke pintu.
Ternyata Jonathan dan Bryan yang masuk ke kelas.

Ih,si anjing ngagetin

Gue kira Bu guru,bangsat!

Anjir Lo,gue sampe takut.

Semua kembali ribut.Dan mungkin,kelas sebelah merasa terganggu dengan suasana kelas kami.

"Semua diam!"suara Pak Bambang.Guru yg rada" aneh gitu.
Sontak seluruh kelas diam.

"Saya mau bertanya kepada kalian semua."ucapnya sambil meletakkan bukunya diatas meja.

Ih belum aja mulai pelajaran,udah nanya.

Malah gue belum belajar tadi malam.

Mampus gue,kalo gak bisa jawab.Harusnya gue ngapal tadi malem.

Anjir,guru apa nih.

"Saya ingin siswa satu kelas ini jujur.Siapa yang membicarakan saya dari belakang?Siapa yang menjelekkan saya di depan Bu Risa?"
Semua teman temanku melihat aku.Mendadak aku jantungan.
Flashback on.
Pagi itu Pak Bambang terlambat masuk kelas.Karena suasana ribut,Bu Risa, pegawai tata usaha,yang tak sengaja lewat memasuki kelas kami.
"Siapa yang mengajar disini?"
"Pak Bambang,Bu"jawab kami.
"Tadi saya lihat Bapak itu di kantor guru.Kenapa belum masuk?"
"Gak tau Bu,emang gitu dia."
"Maksudnya?"
"Gini Bu,Pak Bambang rada" aneh gitu ngajarnya.Nanti sebelum belajar kami sering ditanyakan soal yang belum dijelaskan.Dan kami gak ngerti apa yang dijelaskan bapak itu."Ucapku.
"Oh gitu ya."
Flashback off.
"Mati gue"ucapku dalam hati.
"Saya tidak suka murid yang membicarakan saya dari belakang terutama kepada guru lain.
Saya kembali bertanya siapa yang menjelekkan saya kepada Bu Risa?"
tanya Pak Bambang dengan suara meninggi.
Aku pun mengangkat tangan.Semua teman temanku hanya diam.Aku benci mereka.Padahal,aku rasa mereka pun punya opini yang sama denganku.
"Oh,kamu Windy."
"Pantes aja ya,perempuan ternyata."sindirnya.
Aku hanya bisa menundukkan kepalaku.

"Anjir,satu kelas ini bukannya bela gue"batinku.

"Mampus deh lu win,"batin Ayu.

"Untung hari itu gue gak ikutan ngomong."batin Nia.

"Saya tidak suka dengan siswa seperti dia."Pak Bambang menunjuk kearah ku.
"Kamu Windy,silahkan keluar!"ucap Pak Bambang.
Sontak aku berdiri.Aku melangkah keluar kelas dengan kepala tertunduk.Sebelum benar benar pergi,aku menatap teman temanku yang hanya melongo melihat kejadian ini.
"Saya tidak suka dengan siswa yang tidak tau berterima kasih."
Itulah kata dari mulut Pak Bambang yang masih kudengar saat aku keluar kelas.
Aku duduk tak jauh dari depan kelas.Disebuah bangku yang biasa menjadi tempatku mengobrol dengan teman ku yang lain.
Flashback on.
Aku,Ristua,dan Septiani duduk diatas bangku depan kelas kami.
"Aku gak suka cara pak Bambang ngajar,"keluh Septi.
"Aku juga.Pak Bambang gak pernah jelas membahas materi pelajaran."
Kata Ristua.
"Kalian punya pemikiran sama?Bapak itu juga rada aneh gitu."sambungku.
Flashback off.
Aku tahu semua temanku tak suka dengan cara bapak itu ngajar.Tapi yang aku benci,tak ada seorangpun yang membelaku di kelas tadi.
Akupun menangis.Aku memang tidak terlalu pintar tapi setidaknya aku malu disuruh keluar kelas.Apalagi disaat jam belajar seperti ini.
"Ngapain Lo nangis?"kata Yolando.
"Ntah,kita juga keluar dari kelas."ucap Medo.
"Kalian kok bisa keluar?"tanyaku.
Flashback on.
"Jika kalian tidak suka saya mengajar maka keluar saja seperti si Windy itu."kata pak Bambang.
Medo mengangkat tangannya.
"Saya ingin keluar pak"katanya.
"Saya juga pak"kata Yolando.
Flashback off.
"Lagipula,aku gak suka cara bapak itu ngajar."kata Yolando.
"Iya bayangin aja,pas hari itu bapak itu mulai kelas dengan ujian,padahal kita kan belum diberitahu kalo ada ujian.Bapak itu pernah nanyak tentang buah dan sayuran larinya terus ke pisang.Jangankan ngasih materi tentang bagaimana pembudidayaan pisang,bapak itu malah bilang pisang itu harus dijaga.Kan ngeres gak?"kata ku.
"Iya bener."ucap Medo.
"Udah, daripada pusing.Ayo kekantin!"ucap Yolando.

Wanted (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang