Bab 22

96 13 4
                                    

Sebuah mobil matic putih keluaran terbaru terparkir tepat didepan gerbang gedung itu. Gedung yang terkenal dikota itu--dan juga orang-orang yang berpunya didalamnya, menambah kesan elitnya.

Empunya mobil matic putih itupun keluar. Ia berdecak kagum, matanya mantap menatap nama gedung bertingkat yang kelihatannya--kira kira ada 7 lantai didalamnya.

"SMA THARSA BAKTI" ucap sang pemilik mobil. Ia melangkah beberapa senti, untuk melihat sedikit seperti apa rupa gedung sekolah itu dari dalam.
Ia berdecak kagum. "Unggulan banget," lirihnya. Matanya tiada henti menjelajah sekeliling lingkungan sekolah itu. Sekolah yang pekan lalu menunjukkan perfoma terbaiknya melalui beberapa muridnya. Kini sekolah itu sudah sesak oleh murid-murid yang berlalu lalang dilapangan untuk menyudahi aktifitas belajar dan segera pulang.

"Gak salah gue milih dia,"

"Dan gue, Karin, bakalan bisa naklukin hati lo dalam waktu yang singkat. Tunggu gue, my vocalist.." sambungnya. Kemudian, ia tersenyum. Senyuman kemenangan merekah dibibir kecilnya.

Gadis itu merogoh kantung roknya. Diambilnya ponsel bercasing pink nya, dan diketiknya 1 pesan untuk seseorang pada kontak LINE nya.

Karin
Hei, Charth. Kedepan gerbang sekolah lo skg, ya. Ada someone yg udah nunggu. See ya.

"Oke.. mari kita tunggu.." bisik Karin, bibirnya masih tersenyum merekah.
Gadis itu lalu masuk kemobil matic nya kembali dengan anggun. Kini ia mengetuk-ketuk kukunya yang panjang serta berkuteks itu pada stir mobil.

20 menit. Sudah 20 menit mobilnya terparkir rapih dipinggir gedung sekolah itu. Gadis itu berdecak, kesal.
"Tuh orang gak ngecek hp kali ya?" Dihembuskan nafasnya keras-keras. Gadis itu tak berhenti mendumel.
Akhirnya, dumelan itu berhenti ketika manik mata gadis itu terpaut pada seorang pria berseragam khas sekolah Tharsa Bakti. Pria itu tampak asyik mendengarkan lagu lewat earphone nya dikursi pos satpam sebrang sana.

Karin mendengus. Segera, dinyalakan hp nya. Jemarinya seketika sibuk mengetik beberapa kalimat diruang obrolan.

Karin
Gue tau lo lagi megang hp. Sekarang, buka LINE lo. Penting!!

Send.

Gadis itu berdecak. Kedua matanya masih mengarah pada sosok pria itu. Pria yang ia tunggu--20 menit lamanya.

Finally.
Pria itu tampak mengetik balasan dari Karin. Sontak, Karin yang melihat itu segera menatap hp nya dengan antusias.

Tring!!
Charthku❤
Gabisa, gue ada janji. Sorry

Karin melotot. Sudah habis kesabarannya. Jemarinya sudah siap mengetik jawaban, namun hp nya kembali berdering.

Charthku❤
Lo bisa pulang sekarang. Thanks udah nunggu.

"Sumpah!! Tuh cowo pasti udah liat gue disini. Sengaja ya dia?!" Hardiknya geram. Kedua matanya kini kembali menatap pria itu disebrang sana.
Terlihat, pria itu sedang berjalan kearah parkiran sekolah dengan santai, diiringi siulan kecilnya. Earphone nya masih menggantung dikedua telinganya.

Karin habis kesabaran. Diikuti pria itu kedalam parkiran dengan mobilnya.

Parkiran itu ternyata cukup luas juga. Banyaknya pepohonan rindang membuatnya tampak asri.
Kini pria itu sudah masuk kedalam mobil sportnya. Seketika itu juga, mobil Karin langsung seolah terbanting harganya.
"Benar-benar.. anak orkay nih!!" Tukas Karin melongo. Kedua matanya tak lepas dari mobil sang pria incarannya itu.

Tanpa sadar, mobil itu sudah berlalu sampai didepan gerbang sekolah. Karin sontak kaget.
Tak ingin tertinggal jejak sang pria idamannya, gadis itu segera melesat menginjak gasnya dengan kilometer tinggi.

INVISIBLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang