4 September 2016
00.01Ribia terpaksa membuka matanya. Tanda tanya konyol membangunnya. Untuk menenangkan dirinya ia mengembalikan statusnya sebagai stargazer amatir. Ia menuju lantai atas di hotel tersebut, kebetulan di lantai itu memang di khususkan untuk tempat melihat langit. Bahkan sudah tersedia teleskop di sana.
Coba lihat ada konstelasi apa di bulan September.Malam. Angin malam. Dan. Suara burung hantu.
uwk. Huwk. Huwk.
Suara itu. Lucu. Mengingatkannya sesuatu yang ia lupakan. Dan parahnya sekarang ia lupa apa yang ia ingin ingat.Bintang. Langit. Bulan. Ribia suka itu. Ribia suka setiap kerlipan bintang maupun bintang tanpa kerlip---planet. Ribia suka semua yang bercahaya di kegelapan. Karena menurut stigma Ribia semua cahaya itu tak akan dianggap bercahaya tanpa kegelapan. Dan semua kegelapan itu tak akan dianggap gelap tanpa seseorang mengenal apa itu cahaya.
Cahaya. Tentang kilat putih yang selalu datang di akhir mimpinya. Kenapa harus sebuah cahaya untuk mengakhiri bunga tidur? Kenapa tidak gelap? Gelap tanpa bayangan penceritaan mimpi itu. Dan mengapa harus gelap untuk pembuka sebuah mimpi? Apa karena agar serupa dengan judul buku yang berisi surat R.A Kartini---Habis gelap terbitlah terang?
Ayolah khayalan atau keinginantahuan? Ribia. Gadis itu sudah berumur 16 tahun bulan Februari tahun ini. Mungkin otaknya masih terlalu banyak tanda tanya.
Mimpi. Ya, mimpi beruntun itu. Aneh. Bagaimana bisa seorang Polaris, tokoh utama di mimpinya itu berubah. Benar-benar berubah. Sikapnya, tutur katanya, dan fisik tubuhnya. Berubah. Serasa ada yang sengaja meng-handle semua yang aneh. Mungkinkah takdir? Tidak. Ribia tidak percaya takdir. Ribia tidak percaya adanya Tuhan. Dia ateis. Ya, Ribia memang tak percaya Tuhan sejak kecil, ia hanya meniru kepercayaan seperti ayahnya. Lupakan! seharusnya tentang kepercayaan tidak boleh bercampur dengan kisah hidupnnya ini.
Sirius dream III
" Nyanyikan alunan mayor untukku !" suara Polus menyambut mimpi Sirius.
" Lagu senang ya? Lo sedang kenapa?" Sirius kemudian terdiam. Berpikir sejenak. Tak seperti biasanya. Mimpi pertama dan keduanya saja ada tindakan kekerasan. Dan ini? Baguslah.
" Bahagia! Ya! Aku sedang bahagia hari-hari ini! Aku bertemu dengan kekasihku!"
" Wow! Bocah sepertimu sudah mempunyai kekasih?" selanjutnya tawa Sirius meledak.
Hrrrrgghh...Polus menggertakan gigi-gigi tajamnya.
" Wowowo...santai aja bro...nggak mungkin kali gue nikung lo!"
" Hahaha... maukah kau bersumpah demi Medusa?"
" Siapa emang kekasih lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
ActionTeka-teki. Dan aku. Dia. Dia. Dia. Dan mereka. Dan semua hanya ephemeral. Highest rank #323 in Action 3-6-18