Selamat membaca!
"Assalamu'......alaikum....Loh? Kenapa gelap?" Rosyad menutup pintu rumahnya lalu melangkah perlahan memasuki rumah. Tangannya meraba dinding untuk dapat menemukan saklar. Tapi sesuatu menahan pergerakannya di detik berikutnya. Sesuatu yang selama beberapa hari ini selalu memberikannya kehangatan.
"Nur," Panggil Rosyad sembari mengusap lengan mungil Nur yang melingkar di perutnya. Nur terkekeh di balik tubuh besar Rosyad. Ia kecup punggung Rosyad yang berbalut kemeja. Ingat, tinggi Nur hanya sebatas dada Rosyad!
"Wa'alaikumsalam, sayang." Balas Nur dengan suara manjanya. Inilah yang paling dirindukan Rosyad ketika bekerja. Beberapa menit saja meninggalkan rumah, suara manja dan tingkah manja Nur selalu membuatnya ingin segera pulang dan memeluk istri mungilnya itu.
"Mas, kenapa diam?" Suara merajuk Nur membuat Rosyad panas dingin. Ia selalu bereaksi terhadap apapun yang ada pada istrinya ini.
"Tidak apa-apa, *khumaira. Bisa di nyalakan lampunya? Masa kita gelap-gelapan gini?" Gurau Rosyad. Nur terkekeh di belakang Rosyad.
*khumaira: yg pipinya kemerah-merahan"Nanti aja. Ikut Nur yuk, ke kamar! Nur mau kasih kejutan." Tanpa menunggu jawaban Rosyad, Nur langsung menarik tangan kekar Rosyad menuju kamar mereka. Untung saja kamar mereka ada di lantai bawah, jika tidak, sudah berapa kali ia terantuk sesuatu di dalam kegelapan rumahnya saat ini.
Sesampainya di depan kamar,
"Mas tutup mata dulu ya?"
"Kalau mas ngak mau tutup mata?"
"Nur mau cubit mesra perut sexy mas Rosyad. Hihihi.." Rosyad terkekeh. Ia menutup matanya, menuruti perintah istrinya.Rosyad merasa bahwa tangannya di tarik oleh Nur. Dan ia juga mendengar kamarnya di kunci dua kali, dan tentu saja yang melakukan adalah istrinya.
"Duduk mas," Rosyad menyentuh benda di sekitarnya dan duduk di sebuah kursi.
"Sudah boleh di buka?" Tanya Rosyad.
"Tunggu dulu, mas," Rosyad menurut. Ia menahan nafas ketika deru nafas hangat Nur menerpa wajahnya. Tapi, secepatnya ia menghirup udara lagi hingga nafasnya menerpa wajah Nur."Mas..." Rosyad tersenyum ketika merasakan tangan lembut Nur membelai pipi tirusnya. Dan beberapa detik kemudian benda kenyal dan hangat menyentuh pipinya di sebelah kanan.
"Love you, baby." Bisik Nur dengan nada menggoda.
"Love you too, sweetheart.""Ayo buka matanya, mas!" Rosyad membuka kedua matanya. Dan pemandangan di depannya membuat kedua matanya terbelalak. Dan dengan nakalnya Nur mengedipkan sebelah matanya. Rosyad menghela nafasnya lalu tersenyum.
"Ayo makan, mas! Nur sudah buatkan khusus untuk mas." Ucap Nur. Rosyad menggeleng. "Mas mau makanan pembuka," Rosyad menarik tangan Nur lalu menjatuhkan tubuh Nur keatas pangkuannya. Nur hanya diam menurut.
"Makanan pembukanya harus manis, lebih manis dari gula dan madu." Rosyad menarik tengkuk Nur lalu menyambar bibir Nur. Nur menyambutnya dengan suka cita dan melingkarkan lengannya di leher Rosyad.
"Sungguh manis." Rosyad mengusap bibir basah Nur dengan ibu jarinya.
"Bibir mas juga manis." Nur pun melakukan hal yang sama pada bibir Rosyad."Ayo, kita makan!" Nur akan segera bangkit, tapi Rosyad menahannya.
"Mas pangku aja makannya." Rosyad pun memakan steak bersama Nur dengan Nur di pangkuannya.Setelah selesai,
"Mas baru sadar kalau kamu pakai ini," Rosyad menyentuh tali kimono tidur berbahan sutra milik Nur lalu menariknya. Nur memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceMendapatkan hatimu itu, tidak segampang seperti di novel roman yang sering kubaca. Tak segampang seperti mengambil benda yang berada di sampingku. Kau dekat denganku seperti urat nadi, tapi jauh seperti bintang, sulit untuk kugapai.