Part • 18 (REVISI)

30 5 2
                                    

Muga merasa bersalah karena telah memarahi Tiagis hingga cewek itu menangis. Ada sedikit rasa penyesalan. Bahkan hatinya pun menyuruhnya untuk meminta maaf secepatnya. Dia bimbang. Dia tak tahu harus apa. Akankah Tiagis akan menerimanya lagi?

"Gue harus minta maaf. Sekarang."

Muga langsung keluar dari kelasnya karena bel sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu. Dengan langkah panjangnya, dia berjalan ke arah kelas Tiagis yang berada di samping kelasnya. Ketika ia masuk, ia pikir ia akan menemukan Tiagis. Ternyata hanya ada sebuah kertas kuning diatas mejanya.

Muga berjalan kearah meja Tiagis itu. Lalu mengambil kertas kuning itu dan membuka lipatannya. Ada tulisan dengan tinta hitam disana.

Hai Muga.
Setelah kamu membuka kertas ini kamu pasti berada di kelasku. Bukannya aku terlalu percaya diri, karena aku yakin kau ke kelasku untuk mencari ku. Entah itu untuk kau marahi, atau meminta maaf atas perkataan mu. Aku janji sama diriku sendiri Ga. Aku bakalan pergi jauh dari hidup kamu.

-Sorry-

Muga terdiam melihat secarik kertas itu. Dia melipat kembali kertas itu, lalu pergi meninggalkan bangunan sekolah.

💔💔💔

"Assalamualaikum." ucap pria itu.

Tidak ada jawaban.

"Assalamualaikum." ucapnya lagi tetapi diiringi dengan ketukan di pintu.

Tetap tidak ada jawaban.

"Assalamualaikum." pria itu berteriak lebih keras.

Karena dia berteriak, seorang wanita paruh baya menghampirinya dari rumah sebelahnya.

"Ada apa ya mas?" tanyanya.

"Eh bu. Saya mau cari teman saya bu. Tiagis." jawab Muga.

"Oh itu. Tadi dia sama keluarganya pergi naik mobil mereka. Satu keluarga. Katanya sih pergi ke rumah sakit." jelas ibu itu.

"Kalau boleh tau, rumah sakit mana ya bu?"

"Oh rumah sakit yang di deket perempatan sana itu mas."

"Makasih ya bu."

Muga langsung pergi dari sana dan menuju ke tempat yang disebutkan oleh ibu tadi. Pikirannya berkecamuk.

"Siapa yang sakit?" batinnya.

Setelah sampai, Muga langsung mencari kamar yang ditempati keluarga Tiagis. Setelah bertanya kepada suster, dia mendapatkan kamar itu dan melihat Bob, abang Tiagis sedang diinfus. Keluarga Tiagis semua menatap ke arahnya lalu masih memandangi nya, kecuali Tiagis.

"Eh ada Muga. Masuk sini nak." ucap Mama Tiagis ramah.

"Eh iya bu."

Muga dipersilahkan duduk di sofa ruangan Bob dan di sofa itu juga dia melihat Tiagis. Tiagis hanya diam sambil melihat ponselnya. Tidak mengindahkan kedatangan Muga.

"Bang Bob kenapa Bu?" tanya Muga.

"Ada virus di paru-paru nya Ga."

TIGA (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang