Hai
Lanjut
.
.
.
"Apa kalau aku pulang ke Indonesia dan gak akan pernah kembali lagi ke korea nanti.. oppa akan marah?"
Chanyeol tahu ini akan terjadi, sekuat apapun chanyeol berusaha menahan gadisnya tetap tinggal di sisinya dan meyakinkan putri bahwa kejadian mengerikan itu tak akan terulang lagi. Hasilnya akan tetap sama saja..
"Kalau itu yang bisa membuatmu bahagia, aku tak akan menghalanginya"
Ucap Chanyeol sangat lembut sambil meneruskan kegiatannya.
"Bagaimana terapi mu hari ini? Apa semua nya baik-baik saja?"
Tanya Chanyeol lagi mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa oppa tidak menahanku?"
Chanyeol terhenyak, dia terdiam dan membalikkan tubuhnya menghadap putri yang menunduk
"Sayang..."
"Oppa bilang akan terus di sisiku dan mempertahankan aku, tapi oppa melepaskan aku begitu mudah seoalh tak ada yang terjadi di antara kita"
Chanyeol kini mendekat dan duduk tepat di hadapan gadisnya, dia merengkuh tangan putri dan menangkup wajah gadis itu.
"Siapa yang bilang kalau aku melepaskan mu?"
"Oppa.."
"Tidak sayang, aku tak akan pernah melepaskan kamu.."
Putri tersenyum kecil, dia menarik tangannya dari genggaman tangan Chanyeol dan mulai mundur menjauh dari lelaki itu.
"Sayang, dengerin aku dulu.. ini tidak seperti yang kamu pikirkan, maksud ucapanku bukan seperti itu putri.."
"Lalu apa? Apa ada yang lain selain oppa memang mau melepaskan aku?"
"Aku tidak mungkin melepaskan sesuatu atau seseorang yang aku cintai melebihi diriku sendiri semudah itu, ini juga sangat sulit saat kamu mengatakan dari awal bahwa kamu ingin pulang ke tempat ibumu berada.. tapi, aku tahu.. itu memang yang kamu butuhkan saat ini sayang.."
Ucap Chanyeol lagi
"Apa maksudnya?"
Chanyeol kini mendekat dan kembali menggenggam erat tangan putri
"Kamu terluka, tidak hanya fisik tapi lebih ke mental dan psikis kamu... Aku yakin kamu tahu persis akan hal itu. Dan yang kamu butuhkan saat ini hanya bagaimana caranya untuk bisa kembali seperti putri yang dulu dan menghilangkan segala ketakutan juga trauma yang kamu punya..."
"..."
"Itu sebabnya, aku pikir.. kamu memang harus pulang. Ke rumah.. yang benar benar rumahmu.. rumah yang bisa memberikanmu kehangatan dan kenyamanan yang memang selama ini tidak bisa kamu dapatkan selama ada di Korea.. dan itu adalah ibu dan ayahmu.. keluargamu..."
"Itu artinya.. hubungan kita sampai disini saja, benarkan?"
Chanyeol terdiam.. dia tak bisa menjawab apapun
"Kalau oppa diam artinya iya. Kita akan selesai saat ini juga dan akan berakhir dengan cara ini"
"Putri.."
"Harusnya aku tahu kalau semuanya akan berakhir seperti ini. Aku harusnya sadar kalau kita memang gak akan bisa bersamaan setelah semua yang terjadi."
Chanyeol memejamkan matanya, hatinya berteriak menolak keras untuk semua ucapan putri. Tapi otaknya berkata lain.. dia masih ingat bagaimana Hyungsik mengatakan bahwa putri tersiksa dan hampir terbunuh.. dan itu semua karena satu hal.. karena gadis itu mencintai dirinya. Karena dia mencintai putri hingga putri terluka sangat dalam.
"Aku gak mau kamu terluka lebih dari ini.. aku hanya ingin kamu hidup bahagia.. hanya itu, sayang..."
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu jika oppa sama sekali tak punya rasa itu untuk ku"
Chanyeol menggeleng kuat
"Kamu tahu persis bagaimana perasaan ku padamu putri. Apapun akan aku lakukan untukmu, apapun itu sungguh! Bahkan jika aku harus menukar nyawaku untuk kehidupanmu sekalipun.. aku akan lakukan tanpa ragu asal kamu bahagia.. aku mencintai kamu sayang... Sangat mencintai kamu"
Putri kini berurai air mata dan terus menunduk
"Tolong jangan menangis lagi sayang, aku sama sekali tak ingin melukaimu sayang.. maafin aku"
"Kenapa mencintai oppa harus sesakit ini oppa? Kenapa aku sama sekali gak bisa mendapatkan kebahagiaanku"
"Sayang.."
"Cukup oppa, jangan katakan itu lagi dan jangan memanggilku seperti itu lagi oppa.. aku mohon.."
"Aku mohon jangan seperti ini"
"Ayo kita akhiri sekarang, aku gak mau jauh lebih sakit lagi"
Dada Chanyeol terasa sangat sesak sekarang. Lelaki itu tak mengerti kenapa pilihannya begitu sulit dan menyakitkan hingga rasanya ingin mati sekarang.
"Sayang, aku mencintai kamu"
"Udah oppa.. aku mohon.."
Chanyeol kini ikut meneteskan air matanya dan mengecup kening putri juga kedua tangan gadisnya cukup lama sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi dari ruangan itu.
Meninggalkan putri yang terisak dan meremas sprei nya kuat.
"Aku juga mencintai oppa.. sangat.."
Gumam gadis itu perlahan sambil terus terisak..
.
.
--skiipp--
--1 bulan kemudian--Sungmin menyeret koper besar milik sahabatnya yang kini baru saja pulang dari rumah sakit setelah terapi panjang nya bersama psikolog
"Kamu yakin mau langsung? Gak mampir ke rumah aku dulu atau apartemenmu?"
"Aku gak punya rumah disini kalau kamu lupa nona.. kau bahkan sudah menjual apartemenku saat itu"
Ucap putri sarkas dan Sungmin berdecak.
"Mck, tempat itu sama sekali gak layak buat kamu setelah semua yang terjadi kau tahu kan?"
Putri mengangguk kecil.
"Makasih untuk semuanya ya sayang"
Ucap putri sambil memeluk erat Sungmin
"Cih, kamu memanggilku apa tadi? Kita masih harus ke bandara sebelum kamu memelukku seperti ini"
Ucap Sungmin lagi dan segera memasukkan koper besar putri ke dalam bagasi mobilnya lalu dengan cepat melajukan mobilnya menuju bandara untuk mengejar pesawat
.
.
"Tiket?"
"Cek"
"Pasport?"
"Cek"
"Uhmm.. apalagi? Oh, obat?"
"Sudah semua sahabatku sayang"
Ucap putri dan merengkuh Sungmin yang masih terus memeriksa tas kecilnya.
"Ahh.. aku benci saat perpisahan"
"Kamu bisa mengunjungi ku di Indonesia kan?"
"Aku tahu, tapi apa kamu benar benar tak ingin kembali kesini lagi? Meskipun hanya untuk menemui ku?"
Tanya Sungmin lagi
"Aku gak janji.."
"Ya sudah, apapun keputusanmu.. aku akan terus mendukungnya kalau itu membuatmu bahagia. Dan ingat, jika aku akan selalu ada untuk mu.. keep in touch with me.."
Putri mengangguk cepat dan segera memeluk Sungmin lagi...
"Ahh.. iya, apa dia tahu kalau kamu pergi hari ini?"
Tanya Sungmin cukup hati-hati.
Dan putri menggeleng kecil sebagai jawabannya.
.
.
--meanwhile--
"Aku pulaaanggg..."
BLAMM
Pintu dibuka dan Chanyeol masuk setelah menyelesaikan syuting drama terbarunya yang akan segera tayang.
"Oh.. kamu udah pulang?"
Chanyeol mengangguk dan menatap kyungsoo
"Tumben kamu udah pulang duluan?"
"Hmm.. hari ini terakhir, jadi lebih cepat selesainya..."
Chanyeol mengangguk kecil dan meminum segelas air yang dia ambil dari dalam kulkas.
"Putri udah keluar dari rumah sakit"
Ucap kyungsoo yang membuat Chanyeol membeku sesaat
"Tadi aku kesana, aku mau jenguk dia tapi ternyata kamarnya kosong. Katanya dia sudah keluar dari rumah sakit pagi tadi"
"Oh.. syukurlah kalau emang dia udah keluar dari rumah sakit"
Kyungsoo berdecih
"Jangan sok kuat, kamu pikir semua member di dorm ini tuli. Sampai gak bisa dengar suara tangisanmu setiap malam sambil mengigau namanya?"
Sekali lagi ucapan kyungsoo menyentak Chanyeol.
"Aku gak akan menangis lagi"
"Oh ya? Kamu melepaskan orang yang kamu sayang melebihi dirimu sendiri untuk apa? Untuk membuatnya bahagia? Kenapa kamu tidak menciptakan kebahagiaan untuknya dan membuat dia bertahan di sisimu selamanya"
Chanyeol terdiam tak menjawab apapun. Hatinya nyeri, dia tak tahu kalau kyungsoo bicara seperti ini sementara lelaki itu jarang berada di dorm. Yang artinya, member EXO pasti banyak bercerita soal dirinya pada kyungsoo akhir akhir ini.
"Aku cuma gak mau ada yang terluka lagi Kyung"
"Gak mungkin kalau gak ada yang terluka dalam cinta Yeol. Seberapa besarnya cinta kalian.. cintamu padanya dan sebaliknya.. pasti akan ada yang terluka entah karena kalian yang saling menyakiti atau karena orang lain yang menyakiti kalian.."
".. "
"Tapi bukan itu yang penting Yeol.. yang penting adalah bagaimana cinta kamu menyembuhkan setiap luka dan rasa sakit yang ada di antara kalian.. itu fungsinya cinta Yeol."
Chanyeol menunduk dan meresapi setiap ucapan kyungsoo
"Entah itu putri atau siapapun juga, pasti akan terluka karena cinta. Entah itu dirimu atau siapapun.. tapi apa pergi dan meninggalkan adalah solusinya? Kalau kalian justru semakin menyakiti satu sama lain dan menyakiti diri kalian sendiri setelah perpisahan itu?"
"..."
"Jawabannya jelas enggak Yeol.."
Pertahanan chanyeol kini runtuh dan dia terisak
"Aku cinta dia.. semakin hari rasanya semakin besar dan aku semakin sulit melupakan dia Kyung"
"Kalau gitu, kamu harus kejar dia dan dapatkan dia kembali.. kejar cintamu sebelum dia pergi semakin menjauh darimu dan gak bisa lagi kamu gapai Yeol.. masih belum terlambat untuk itu semua.."
Ucap kyungsoo tegas dan menepuk pundak Chanyeol
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
YESSS PISAH
PRIVATE CHAPTER YA