Bagian 1

419 32 12
                                    

Hari ini, Steffi mencoba mendekati Iqbaal. Rencana awalnya dimulai dari sana. Dekatin Iqbaal lalu comblangin dia dengan Irasty, dan masalah selesai.

"Kalau gue pikir-pikir gue dapat apa ya kalau gue bantuin Irasty? Apa untungnya coba di gue? Kok bego banget gue kemaren ya asal bilang iya segala. Iya kalau Iqbaalnya mau, kalau enggak? Gue lagi ntar yang gak enak, hedeh!" sesalnya dalam hati merutuki keputusannya. 

Tukk

"Aw, apaan si Fad?" gerut Steffi kesal sambil mengusap keningnya yang disentil.

"Ngelamun mulu lo? Kesambet baru tau, pura-pura gak kenal gue." 

"lucu!" ucap Steffi dengan nada nyolot.

"Gue emang lucu dari kemaren-kemaren, lo baru tau? Secara Jungkook aja mau sama gue." Steffi melirik sinis Fadriana, bukan rahasia umum lagi di Sembidu kalau Fadriana adalah seorang yang sangat menyukai boy band asal negeri ginseng itu.

Ngomong-ngomong tentang Fadriana, dia masih terhitung murid baru di SMP Jaya Sakti, karna ia merupakan murid pindahan. First impression Steffi saat melihat Fadriana pertama kalinya berdiri di depan kelas yang saat kedatangan gadis itu bertepatan dengan Pak Budi yang sedang menerangkan pelajaranya yaitu Matematika dan yang berakhir sesi perkenalan nama dan sistem belajar gadis itu di sekolah sebelumnya yang menarik perhatian Pak Budi, dan yang mengakibatkan Pak Budi yang asik bercerita dan membahas soal dengan Fadriana yang terlihat malu-malu dan gugup. 

Pandangan Steffi kala itu, Fadriana adalah gadis yang menyenangkan walaupun sedikit pemalu. Tetapi lama-kelamaan Steffi menyadari kalau pendapatnya itu salah karna kenyataannya Fadriana itu nyebelin abiezz dan sangat-sangat tidak menyenangkan, kalau kata anak sekarang sih tidak se-frekuensi. 

Fadriana itu  pintar, rajin, ambis dan menyukai hal yang berbau korea. Sedangkan Steffi? kalau dibilang pintar dan rajin enggak juga, di rumah hobbinya tiduran sambil baca wattpad. Pokoknya beda banget lah! Tetapi walaupun tidak se-frekuensi mereka berdua cukup toleransi, contohnya Fadriana yang sabar banget waktu ngajarin Steffi matematika, Steffi yang walaupun gak suka korea tapi selalu mendengarkan dan merespon ketika Fadriana bercerita tentang biasnya. Pokoknya saling-melengkapi deh.  

"Ewh geli begete! Kebanyakan makan rumus kali ya lo makanya sampe menghayal setinggi monas," ejeknya.

"Gak asik, musuhan kita. Gue sama Sabella aja!" balas Fadriana dengan memberengut. 

"Yaudah sana! pindah sekalian!"

Sabella yang namanya disebut pun menoleh ke belakang. "Kenapa woi? Nama gue di panggil-panggil?" Steffi mengendikan bahu acuh dan melirik Fadriana.

"Sabella lo gak usah temanin si anak konda ini ya! Gak bisa diajak ngelucu. Baperan!" adu Fadriana kesal kepada Sabella.

Sabella tertawa. "Baru tau dia baperan? Kalau sama kita gitu emang Fad bapernya kelebihan, coba aja sama Iqbaal, kira-kira selama ini Steffi baper gak ya sama Iqbaal?" sindirnya dengan tatapan menggoda ke arah Steffi yang tidak dihiraukan dengan sang empu. 

Mendengar nama Iqbaal, Steffi pun teringat permintaan Irasty lantas ia langsung memajukan tubuhnya dan mulai obrolan panas itu dengan berbisik. "Ngomong-ngomong tentang Iqbaal, kalian tau gak? kemaren Irasty datengin gue tau!" Sabella dan Fadriana yang merasa topik yang bawa Steffi cukup menarik, langsung membuat posisi duduk mereka berdekatan. 

"Irasty? Ngapain?" sahut kepo Sabellayang terlihat jelas di wajahnya. 

Steffi menghela napas. "Kemaren, dia minta tolong sama gue!kalian tau? kalian tau? dia suka sama Iqbaal!" Steffi meilir kanan-kiri dan kembali melanjutkan ucapanya, "Dannn dia minta tolong sama gue kaya semacam comblangin dia gitu ke Iqbaal." keduanya pun mengangguk mengerti dan mempebaiki posisi duduk mereka.

Lies In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang