Ku

19 2 0
                                    

Ku

Ku harus melangkah dengan alas yang lusuh
Di balik langkahku terkenang suatu tujuan
berharap hanya dalam bayangan
yang kurasa bukanlah mimpi dalam cerita
yang kurasa hanya malam penuh keredupan pijar


Sedikit hari tak berprasangka baik untuk puisimu yang ku baca berulang kali .aku tak faham apa makna kata "Ku" itu .yang ku rasa untuk diriku atau untuk dirimu sendiri di balik pernikahan sepihakmu .ah sudahlah lebih baik ku simpan saja bait kegelisahan ini. yang terpenting mencari pekerjaan hingga punya kehidupan mapan.
  Pagi tetaplah pagi tak elok untuk membuat mendung yang terbias akan pelangi .seperti rindu tetaplah rindu tidak akan berbuah senyum manis dirimu terbang  pergi dari kenangan yang kau ukir untuk bersama berdua. memang aku tetap patah hati tapi kehidupan harus tetap berlanjut .seperti janjiku padamu yang akan mengguncang berita dari dulu yang terhina aku akan bangkit bergerak, meranggas, atau mungkin saja akan meroket terbang tanpa harus menoleh senyumanmu Rita .
    Hari itu ayahku bertanya tanpa peduli akan hatiku
"lee kamu kok gak datang ke pernikahan Rita ? Kamu juga di undangan loh?".
aku semakin panas ,ingin cepat meninggalkan rumah yang isinya pertanyaan penuh duka bagiku
"Yah memangnya kenapa kalau aku ndak hadir bukannya aku malu pak tapi sudah terlanjur pak ,hati ini sudah sakit, lamaranku di tolak ,siapa yang tidak sakit hati apa lagi di tolaknya bukan karena dia tapi karena aku belum kerja kan aku sudah bilang akan giat kerja setelah menikah......"
ayahku tiba tiba menyela
"yowes lee iku wes keputusane pak giman ,ya harus tabah lee "
itulah alasan yang masih mengena penolakan pak giman seorang pengusaha sayuran yang lebih mengenal masa depan daripada aku, yang hanya mengenal lamaran kerja "mas mas yo gimana mau dapat jodoh kalau mas agung belum kerja mikirlah mas cari kerja dulu aja kalau mau nurut sama aku yang imut ini"
lamunanku akan masa indah bila bersama rita sirna oleh gurauan adikku manda, seorang gadis sma yang masih polos dia tiba tiba di depanku bergumam yang memang telah terjadi dan menyelipkan kata imut ,itulah yang membuatku sedikit terhibur.
"mas mas waktunya sholat biar cepat dapet kerja plus jodoh ayo cepat sana ke kamar mandi ambil wudhu bapak udah nungguin "
sambil mencubit pipiku .
"Iya iya "jawabku dengan wajah kosong penuh kerutan di dahiku.
    Namaku Tulus Lazuardi aku kerap di panggil Adi entahlah panggilan itu darimana asalnya yang penting teman dan sanak familiku akrab denganku tanpa sulit menyebutnya kadang aku mulai berfikir untuk mengganti namaku menjadi 'tegar' bukan 'tulus' agar hal yang ku harapkan bisa kuat ku hadapi ,yakni tegar dalam menghadapi kenyataan bahwa dia telah menikah dengan orang lain .Dia memang tak secantik marlin monrow yang menjadi idolaku tetapi saat bersamanya aku merasa sangat bersyukur, karena dia tidak pernah memandang dari segi materi melainkan hati .entah bagaimana caranya memandang seseorang melalui hati.pernah dia mengajukan pertanyaan untukku apa tujuanku mendekati dia tentu saja ku jawab hanya ingin menjadikanmu ratu bukan seorang selir yang selalu menurut, tetapi ratu yang selalu di turuti kelembutan hatinya .Setelah mendengar jawaban itu dia diam, ku ulangi jawaban itu dia tetap diam, ku pandang wajahnya ,kutatap matanya ,ku pegang tangannya dia tetap diam, diam ,diam diam  menikah dengan orang lain. itulah sebabnya aku memilih pergi merantau dan mencari pekerjaan saat ini ."mas aku minta maaf karena membuatmu sedih dan harus pergi sendiri tanpa aku yang mendampingimu"kata rita sembari memelukku dari belakang serta menempelkan dagunya di pundakku
Lalu akupun berusaha melepas pelukannya karena pelukannya bukan berarti akan kembali seperti dulu saat pertama ku mengenal dirinya melainkan pelukan perpisahan menuju kehidupan baru untuknya dan untukku
"Sudahlah ta namanya juga sudah terjadi kalau aku pergi itu memang keinginanku bukan karena gagal meminangmu....."rita menyelaku"tapi....."
aku pun menyela perkataan rita pula serta memberinya ucapan perpisahan "sudahlah rita aku akan tetap pergi "
"Yah aku berangkat dulu"serta aku pamit pula pada ayahku
Begitulah awal kepergianku yang di hambat oleh dia ,dia yang pernah terlintas ,dia pula yang tak pernah berlabuh ,mungkin hanya di kereta ini aku dapat mengenang kepergianku karena terhempas wangi yang hampir sama mendayunya d hidungku ,yakni aroma mawar yang di gemari rita.menghempas wangi membius ingatanku akan indahnya pelukan terakhir sebelum aku pergi

Gurauan OmbakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang