2. Zona Arta : 2.2 Asing

11 4 0
                                    

Seperti rutinitas pelajar biasanya, aku mengerjakan disibukkan oleh berbagai kegiatan. Tugaslah, kerja kelompoklah, ekstrakulikulerlah. Urusan cinta? Kurasa tidak.

Teman-temanku sudah banyak yang dimabuk cinta, sih.

Aku? Tidak tertarik. Lebih baik kukejar nilai-nilaiku.

"Ju, tugas kemarin gimana?" tanya Raga membahas tugas presentasi kemarin.

"Tugas presentasi biologi? Udah kok." Aku memperlihatkan file powerpoint ke Raga.

Raga dan teman sekelompok yang lain hanya mengangguk-angguk setuju melihat hasil kerja di laptopku.

"Sip-sip. Udah lo rapiin ya, Ju?" salah satu temanku yang lain berceletuk bertanya.

Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Aduh, gue kemarin gak ikut buat. Sorry ya?"

Seseorang muncul di kerumunan dan langsung meminta maaf.

"Sejak kapan lo pernah ikut buat?" godaku sedikit bercanda ke temanku itu.

"Kejam lo!" omelnya langsung cemberut seperti perempuan.

Aku dan yang lainnya. Hanya tertawa melihat hal itu.

"Eh, Ju. Kemarin beneran rumah lo tuh? Gede banget," potong Raga penasaran. Yang lainnya juga ikut tertarik mendengarkan.

"Bukan," jawabku singkat.

Yang lain langsung kebingungan.

"Lha terus punya siapa?"

"Punya ortu gue lah."

Semua langsung memperlihatkan ekspresi tersakiti. Mereka merasa dibohongi. Aku tertawa saja melihat mereka.

"Sialan lo. Kita juga tahu kalo itu punya orang tua lo."

Aku hanya melanjutkan ketawaku.

"Lha, kalian nanya itu punya gue bukan. Ya jelas bukanlah."

"Iyain deh." Raga hanya mengiyakan segala tingakah lakuku yang absurd.

"Berarti rumah Rhea deket lu ya?" tanya Raga ngawur.

Aku langsung menghentikan tawaku.

"Rhea siapa sih?" Yang lain malah ikut penasaran. Sebelum semakin menjadi-jadi mending aku kabur ajalah.

"Ehm, gak tau tuh. Gue ke kamar mandi dulu ya?" tanyaku berusaha kabur.

"Mau ke mana lu?" tanya temanku yang lain.

"Gue dah bilang, gue mau kamar mandi."

"Mau kamar mandi apa kabur lo?" tanya Raga iseng.

Sialan nih orang.

"Apaan sih lo?" tanyaku ketus.

Raga tertawa merasa puas dengan hasil isengannya itu. Aku minggat keluar kelas. Bukan ke kamar mandi sih. Aku hanya jalan-jalan tidak jelas.

Mau ke mana nih gue? Kalau balik ke kelas yang ada diketawain gue. Masih agak lama kalau bel.

Aku terus berjalan. Luntang-lantung ke sana kemari tanpa tujuan. Apa yang sebenarnya kucari?

*

"Lu mau masuk ekskul apa jadinya?"

"Apaan ya? Gak tau gue. Lo mau apa?"

"Apa ya? ECC aja kali ya?"

Dua cewek berbincang bincang. Sepertinya mereka itu teman baru. Pembicaraan yang asyik sepertinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang