9 - Playing?

674 32 1
                                    

"Gimana? Mau enggak?" Tanya Difa untuk yang kesekian kalinya.

Gadis dihadapan nya ini tetap belum menjawab sedari tadi , ia hanya terus berpikir.

"Lama banget sih mikirnya." Difa nampaknya mulai kesal menunggu jawaban dari Lala.

"Iya deh Lala mauuuu." Jawab Lala sambil memamerkan senyum manisnya.

Begitulah nasib seorang anak rumahan. Mau main saja susah. Bingung harus bicara apa untuk meminta izin kepada orang tua.

Hari ini Lala merasa sangat sangat bahagia. Karena sejak kejadian Difa dipeluk oleh wanita kemarin Difa mengajak Lala jalan-jalan mengelilingi kota tempat mereka tinggal. Awalnya Lala menolak karena pasti ia tidak akan diberi izin oleh orang tuanya. Apalagi selama ini Lala jarang sekali keluar rumah untuk jalan-jalan. Tapi Lala merasa tidak tega melihat Difa yang berusaha mengajaknya jalan sedari tadi.

"Yaudah besok gue jemput jam 10 pagi."

Lala hanya mengangguk.

"Pulang yuk udah sore." Ajak Difa kepada Lala karena sekolah sudah mulai sepi dikarenakan para siswa sudah pulang sedari tadi.

"Ayooo.." Teriak Lala sambil berjalan ke parkiran.

Mereka berdua pun pulang menaiki motor Difa. Selama perjalanan tak ada kecanggungan diantara mereka. Apalagi Lala , dia tak ada henti-hentinya berbicara ketika sedang bersama Difa. Segala hal Lala bicarakan kepada Difa. Tak ada yang Lala tutup tutupi. Ia sangat terbuka kepada Difa.

"Difaaa jangan kenceng kenceng Lala takut.." Teriak Lala sambil sedikit memukul-mukul punggung Difa.

"Diem La,teriak teriak mulu dari tadi. Malu sama sama orang lain." Ucap Difa dengan intonasi tinggi.

"Yaudah Lala gak bakal bicara lagi." Sambil melepaskan tangan bekas memukul pundak Difa.

"Ciee marah.." Ledek Difa sambil memandang Lala dari kaca spion.

Lala tak menghiraukan nya.

"Yaudah bicara lagi bicara lagi La." Bujuk Difa .

"Gak mauuu.." Jawab Lala sambil mengerucutkan bibirnya.

***
Akhirnya merekapun sampai di gang rumah Lala. Lala pun turun dari motor Difa.

"Hati-hati." Ucap lala kepada Difa.

Difa tak menjawab , ia malah tersenyum.

"Ngapain masih disini sih..?" Tanya lala sambil memalingkan pandangan nya dari Difa.

"Kok lo sekarang jelek yaa?" Ledek Difa.

"Hah masa sih? Apa yang beda Difa? Kenapa Lala bisa jadi jelek? Difa gak suka lagi ya sama Lala?" Tanya Lala sambil merapihkan kerudungnya.

"Coba senyum." Ucap Difa santai.

Lala pun tersenyum. Ia memberikan senyum termanisnya.

"Udah cantik." Ucap Difa.

"Gue pulang dulu ya cantik. I love you." Lanjutnya sambil pergi begitu saja.

"Maksudnya apa sih?" Tanya lala entah kepada siapa. Lala pun berjalan menuju rumah.

Sesampainya dirumah Lala merasa sangat lelah . Ia memutuskan untuk sholat asar terlebih dahulu lalu tidur. Lala berpikir dia akan meminta izin untuk bermain nanti malam saja. Agar terasa santai.

***
Malampun tiba , Lala dibangunkan oleh Marisa untuk sholat magrib lalu makan malam bersama.

Setelah selesai sholat magrib Lala merasa sangat dag-dig-dug. Malam ini sesudah selesai makan malam Lala akan meminta izin kepada mama nya. Lala khawatir ia tidak akan diberi izin karena Lala jarang sekali keluar rumah untuk bermain.

Lala pun duduk di meja makan dan segera meyelesaikan makan malamnya. Setelah selesai Lala berusaha membuka pembicaraan dengan mama nya. Ia sengaja berbicara dengan pelan agar tidak terdengar oleh ayahnya. Karena jika ayah Lala tau pasti Lala tidak akan diberi izin untuk bermain. Ayah Lala selalu saja memaksa Lala untuk belajar ketika weekend.

"Ma.." Panggil Lala.

"Apa sayang kamu mau tambah lagi?" Tanya Marisa ramah. Marisa memang sangat baik dan juga ramah kepada siapapun. Ia tak pernah membentak Lala dan adiknya. Pokoknya bagi Lala , Mama nya bagaikan bidadari tanpa sayap.

"Emm.. Ituu.. Enggak kok ma , Lala udah kenyang." Lala nampaknya sangat gugup sekali.

"Lalu? Kenapa kayak orang ketakutan gitu? Ada masalah?" Tanya Marisa khawatir dengan keadaan anaknya ini.

"Itu maa.. La.. Lalaaa.. Mau.." Ia menggigit bibir bawahnya sebagai penahan dirinya sendiri.

"Mau apa?"

"Lala mau minta izin sama mama , besok Lala mau main bareng sama temen Lala. Boleh kan ma?"

"Main?" Marisa nampak sedikit kaget mendengar pernyataan Lala barusan.

"I..ii.. iyaa ma , Boleh kan?" Tanya Lala sekali lagi.

Marisa nampak berpikir. Dan akhirnya ia

~~~~

Mengizinkan / Tidak mengizinkan?

TBC!

Mhehe tunggu kelanjutan ceritanyaa yaa^^

Jangan lupa vote and comment♡

Mohon maaf sering typo:(

See you next part^

Salam,
LastriNurhayati

Cinta dan KesabaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang