"Harga diri lebih berharga dari apapun, dan dari emas sekalipun. Tetap saja harga diri yang nomor satu"
-RIVI OKTARIANA-
***
Ini hari ke 2 rivi bersekolah. Dia benar-benar telat pagi ini, karena tadi malem dia kebablasan menonton drakor. Padahal sebelumnya dia tidak begitu menyukai drakor tapi dia ikut-ikutan sila menonton. Dan alhasil sekarang dia kesiangan dan rivi tidak sempat sarapan ketika ingin berangkat.
Rivi masih berada didalam angkutan kota, dia gelisah karena 5 menit lagi bel sekolahnya akan segera dibunyikan dan gerbang akan ditutup.
"Pak, tolong cepet ya, 5 menit lagi bel masuk nih" ucap rivi gelisah
"Iya neng, ini udah kebut tapi kita harus berhati-hati takut terjadi apa-apa" balas supir angkot itu.
Tak lama kemudian angkot yg ditumpangi rivi pun sampai dan rivi membayar semua ongkosnya lalu dia berlari ke arah gerbang dan..."Yaaahh bapak buka dong, ini saya baru telat sebentar doang pak" mohon rivi kepada satpam sekolahnya. Ya hari ini dewi fortuna tidak berpihak padanya alhasil rivi benarbenar terlambat.
"Sebentar apanya? Kamu telat 10 menit. Bel masuk sekolah jam 07:00 dan sekarang lebih 10 menit. Tunggu disini nanti guru BP akan datang ke sini." Ucap satpam itu dengan santainya
"Lah ngapain guru BP kesini?" Tanya rivi kepada satpam tersebut
"Buat ngasih hadiah ke murid yang selalu telat" ucap satpam itu sembari menyeruput kopi dipagi hari. Rivi tau apa yang dimaksud satpamnya itu, dan rivi menghela nafas panjang karena mau gimana lagi juga dia tetep akan kena hukum.
***
"Anjir panas banget lagi" gumam rivi seraya mengelap keringat yang bercucurn dipelipisnya. Dia sekarang berada ditengah lapangan upacara sambil hormat ke arah bendera. Ya tadi pagi rivi diberi hukuman oleh guru BP karena dia terlambat, dan hukumannya adalah sekarang. Berdiri hormat ke tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi.
2 jam berlalu rivi masih kuat, tetapi setelah beberapa menit kemudian ia merasakan ada kunang-kunang diatas kepalanya.."Aduh pusing lagi, udah mah perut belum diisi. Fix, hari ini gue namain hari kesialan gue." gumam rivi seraya tangan kanan ia tetap diletakan dipelipis sambil hormat tetapi tangan kiri dia memegang perut sebelah kirinya. "Kayaknya mag gue kambuh dah, duhhh sakit lagi. Lah lah ngapa tiang benderanya ada dua, lah laa...hh" ucap rivi terbata dann.. Gubrak!! Tubuh rivi terhuyunh dan,
Ya, rivi pingsan ketika sedang menjalani hukuman.Rivi tersadar dari pingsannya, dia memegang kepalanya yang pusing dan perut yang merasa perih. "Awwhh.. sshhh" pekik rivi memegang perutnya.
"Udah sadar lo? Tadinya gue pikir lo gak bakal sadar" ketus seorang pria yang tak jauh dari ranjang dimana rivi berbaring.
"Gue dimana? Dan ngapain lo disini ka?" Tanya rivi seraya memegangi perut yang terasa perih.
"Lo di UKS, tadi gue nemuin lo dilapangan sedang tidur pulas" ucap cowok itu ngasal
"Pe'a lo, ya kali gue tidur, yang ada gue pingsan kali" kesal rivi
"Nah tuh lo tau" balas pria itu. Seraya beranjak dari kursi yang berada di UKS itu, dan menuju ke obat-obatan. "Nih lo minun obat mag dulu, abis itu lo boleh makan, nanti gue panggilin temen lo kesini" lanjut pria itu seraya memberikan obat mag ke ruvi. Rivi yang melihatnya hanya mengerutkan dahi.
"Gak ah, nanti gue diracunin lagi. Lagian itu kan belum tentu obat buat mag kan. Emang lo petugas PMR tau tentang Obat" ucap rivi merasa tidak yakin dengan pria didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Absurd
Teen Fiction*jangan meniru kata" kasar/adegan dalam cerita ini, mohon maaf jika ada yg merasa kesal dengan kata" yang terkadang suka ngasal* Seorang gadis cantik yang bisa dibilang nakal enggak dan alim juga enggak. Dia anak yang berani menentang siapapun term...