Gadis dengan poni sealis itu berjalan dengan anggun dilingkungan yang masih cukup asing baginya.
Wajahnya yang cantik tak kalah bersinar dengan mentari pagi hari ini. Matanya yang minimalis dan dagu kecil itu meperjelas wajah khas orang-orang yang berasal dari negeri Sakura itu."Yuri..." panggil seseorang dari belakang wanita berdarah Jepang tersebut membalikkan tubuhnya mendengar panggilan itu.
"Bareng aja" Ajak tzumi sepupunya yang telah 3 tahun menetap di Indonesia.
"Ahh..ya" jawab Yuri kaku.Meski ini bukan pertama kalinya Yuri datang ke Indonesia namun ia masih merasa asing dengan lingkungan dan bahasa indonesia. Ia hanya bisa sedikit dalam berbicara dengan bahasa Indonesia.
"Ayoo semangat! Ini kan hari pertama sekolah" seru Tzumi
"I..iya Tzumi" jawab Yuri dengan senyum manisnya.***
"Ma..Delia sekolah hari ini ya?" Rengek Delia kepada bu Merlita yang masih sibuk memotong sayuran.
"Gak boleh. Hari ini istirahat aja dulu. Besok baru sekolah" Bantah Bu MerlitaDelia langsung cemberut, ia sangat ingin pergi kesekolah. Walaupun baru sehari tidak ke sekolah Delia merasa sangat bosan di rumahnya dan ia juga merindukan ke-3 sahabat gila nya itu.
"Ma..." Delia memelas
"Gak boleh" Bu Merlita tetap bersikukuh dengan perkataannya.(Delia Pov.)
Gue udah bosen banget di rumah, ya walaupun kemaren gue cuma tidur doang. Tapi gue pen banget ke sekolah gue kangen sama 3 yeoja ogeb ntuh (Delia lebay deh:v).
Ny.Anwar susah bat dibujuknya, cuma diminta bilang iya aja gak mau. Coba kalo gue Ne in ae biar palli.
Akhirnya gue naik lagi ke kamar gue. Coba nyari cara biar gak bosen di rumah. Gue bongkar-bongkar rak buku, rak sepatu, dan rak-rak lainnya yang bisa gue bongkar terus gue susunin lagi.
Udah kek orang kurang kerjaan aja, tapi emang kurang kerjaan sih.Ditengah kesibukan gue itu gue masih inget instrumen sama suara merdu yang bikin gue bisa tidur semalem. Itu suara yang sama yang udah nakut-nakutin gue selama 10 tahun terakhir.
Gue sedikit melirik kearah jendela kaca yang ada di ujung kiri ranjang gue.
Dan selama ini gue baru sadar kalo gue bisa ngeliat kaca jendela tetangga gue.
Tapi kalo di inget-inget tuh rumah udah lama kosong. Tuh cowo yang suka nyanyi tengah malem bikin gue mikir keras. Kalo rumah itu kosong berarti suara itu dari tetangga gue yang satu lagi.Gue gelengin kepala buat ngelupain masalah itu. Gue balik fokus ke urusan gue sama novel-novel yang udah gue kumpulin dari SMP itu.
(Author pov.)
Delia menuruni tangga tanpa semangat. Tidak ada raut bahagia diwajahnya yang ada hanya rasa bosan.
"Mending kamu nyiramin bunga didepan dari pada manyun kek gitu de" tegur bu Merlita
Delia menoleh malas, ia menarik napas panjang lalu menghembuskannya.
Sebelum melangkah keluar ia teringat sesuatu yang mungkin ibunya ketahui"Ma.." panggil Delia
"Hmm..."
Delia terdiam sebentar
"Emm..itu rumah tetangga kita yang sebelah kiri kamar Delia ada orang nya gak sih ma?"
Bu Merlita menoleh bingung
"Kenapa kamu tiba-tiba nanyain tetangga?"
"Gak papa, penasaran aja ma" jawab Delia
"Rumah itu udah beberapa tahun terakhir gak ditinggalin. Pemilik nya pindah gak lama setelah istrinya meninggal" jelas bu Merlita
Delia menelan saliva kasar
"Bener ma? Sejak kapan?" Tanya Delia lagi
"Mungkin...mama lupa" bu Merlita terkekeh
"Yahh"
Delia segera pergi menuju taman di depan rumahnya.***
"Bersedia!!beri salam.." seru Rio pada semua siswa ketika Bu Vera memasuki kelas.
Semua mata tertuju pada seseorang yang mengikuti bu Vera dibalik punggung nya. Ya dia sepertinya siswi baru yang akan diperkenalkan bu Vera kepada seluruh murid XI Mipa I.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Voice Next Door
Teen FictionSebagian orang akan sangat bahagia saat ia mendengar lagu-lagu cinta yang dinyanyikan oleh seseorang dengan sangat merdu. Tetapi aku rasa tidak jika suara merdu itu selalu terdengar ditengah malam. Suara yang muncul 10 tahun silam dan tak terdengar...