Chapter 6

142 1 0
                                    

Note:

Nah ceritanya yang di multimedia itu rambutnya Rafael sekarang

makasih udah baca terus ceritanya jangan lupa kritik dan sarannnya ^^

Soundtracknya bisa denger di media ^^

Boy POV

Kami bertiga masuk kedalam Cafe In dan duduk disebelah kaca. Sasya duduk disebelahku Kris duduk didepan Sasya. Kami memakan sepotong kue yang udah kami pesen. Sasya terus-terusan nyuapin aku. Huh.. Kenapa Valentine gak mau ikut sih? Apa karna ada Sasya sama Kris? Mungkin.. Oh! Aku tau! Mungkin Dila pikir, Aku cuman ngajak dia doang. Sebenarnya sih emang bener. Aku cuman pengen ngajak Valentine doang eh Kris sama Sasya malah dateng juga. Huft.. Val.. Kamu kemana sih? Aku melihat Sasya, mungkin dia sangat senang karna aku bisa bersamanya

“Aku pergi sebentar ya. Nanti aku kesini lagi kok” Senyumku pada mereka

Aku mengambil tas ranselku dan pergi mencari Valentine. Hmm.. tempat kesukaan dia..? dimana ya? Hmm ke Asrama gak mungkin.. ke rumah orang tuanya? Bisa jadi sih.. pergi bareng Revan? Mungkin

Aku terus berpikir. Oh ya!! Tempat pertama kali dia pengen nganterin aku! Di Taman!! Aku berlari menuju taman. Secepat mungkin aku berlari sampai aku tersandung batu dan jatuh

“Aww.. ah ya ampun.. cukup sakit. Aww lenganku berdarah.. aku harus cari Valentine!” Aku berdiri kembali dan berlari menuju taman. Darahnya gak mau berhenti! Lumayan perih juga sih…

Aku mulai merasakan sakit di lenganku. Untung aku membawa Air Mineral yang aku taruh di tas ranselku. Aku berdiri didepan tempat sampah umum. Aku mengambil Air itu dan membersihkan luka dilenganku. Terasa sangat perih tapi aku tahan. Selesai membersihkan lenganku, aku kembali berlari menuju Taman

“Huft… Hah.. akhirnya ketemu juga..” Aku terus mengambil nafas dengan cepat mungkin karna aku sangat kelelahan terus berlari menuju Taman ini

Aku melihat dia sedang melihat pemandangan Danau diatas Jembatan kayu yang kecil. Aku punya ide kecil. Aku menelfon dia

‘Ring Ring Ring’ (Suara Handphone berdering)

“Halo?”

“Val.. kamu kemana sih?” Perlahan aku berjalan menuju Jembatan kayu itu

“Lagi main bareng Revan kok. Emangnya kenapa?”

“Oh gitu.. sorry kalau aku ganggu”

“Gak apa-apa kok. Gimana kongko-kongko bareng Kris sama Sasya? Seru gak?”

“Sepi”

“Sepi?”

“Gak ada kamu jadi sepi”

“Masa sih? Aku gak begitu percaya”

“Maaf ya..”

“Maaf kenapa?”

“Seharusnya cuman kita berdua yang pergi ke Café In tapi Kris sama Sasya malah ikut”

“Mereka emang kayak gitu kok”

“Sekarang aku boleh gak nemenin kamu?” 2 langkah lagi aku bisa berada dibelakangnya

“Aku lagi pergi sama Revan”

“Jangan bohong sama aku deh Val” Aku sudah berada dibelakangnya sambil memegang Coklat kesukaannya

Perlahan Valentine memutarkan tubuhnya kebelakang

YES OR NO?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang