~16~ Alex and Laura

50.2K 1.8K 103
                                    

Maaf atas update yang lamaaaa ini..

Setelah baca cerita di part ini, jangan lupa baca note yang ada di bawah ya..

Happy reading!!

Elle POV

Belakangan ini aku merasa diriku agak aneh. Aku tidak tau apa penyebabnya. Aku merasa seperti ada yang berubah dariku, mulai dari fisik sampai hal yang aku rasakan. Akhir-akhir ini, aku mudah mengantuk dan sering tidur. Kadang-kadang perutku terasa tidak enak juga.

Terkadang, aku merasa sedikit pusing disertai rasa mual walaupun tidak sampai muntah. Moodku juga naik turun dan berubah-ubah. Misalnya saat bangun pagi, aku selalu ingin tersenyum. Saat Alex membangunkanku, aku bahkan tersenyum padanya tanpa rasa takut sedikitpun.

Kulihat, Alex sudah mulai berubah. Setiap pagi dia membangunkanku dan membuatkanku sarapan. Jujur, aku senang dengan perubahan Alex. Tapi, tetap saja dia suka mengancamku. Nafsu makanku menurun karena rasa mual yang selalu menyerangku. Apalagi saat melihat sayuran, aku seperti melihat lumut yang menjijikkan.

Alex sangat suka mendudukkanku di pangkuannya dan entah kenapa itu membuatku takut. Sangat takut.. Aku takut kalau Alex akan menyiksaku lagi. Dan sekarang Alex mencubit pipiku dengan gemas. Rasanya aku ingin menangis. Aku tidak pernah dicubit di bagian pipi sebelumnya. Cubitannya terasa sakit. Tiba-tiba, aku merasa emosi dan sebuah kalimat yang paling tidak ingin kukatakan malah keluar.

“Alex, mulai sekarang panggil aku Ellen.”

Sejenak, Alex menatapku bingung. Tapi, kemudian dia tersenyum tipis dan mengiyakan. Mataku memanas. Air mataku mulai mendesak untuk keluar. Aku berusaha untuk melepaskan diri dari tubuh Alex. Aku masuk ke kamar kemudian menelusupkan diriku ke dalam selimut. Rasanya aku ingin tidur lagi. Rasa kantuk perlahan-lahan mulai menyerangku dan aku pun tertidur.

~~~

Ting.. Tong..

Aku terbangun karena bel apartemen berbunyi. Jam di dinding menunjukkan pukul 19.00. Siapa yang memencet bel malam-malam begini? Karena penasaran, aku keluar kamar. Aku terkejut mendapati Shanonlah yang berkunjung. Mau apa dia kemari?

“Aku ingin membuat pengakuan.”

Aku menatap bingung ke arah Shanon. Pengakuan? Pengakuan apa yang ingin dia katakana? Firasatku buruk. Sangat-sangat buruk.

“Aku hamil dan anak yang kukandung adalah anak Alex.”

Aku tersentak mendengar perkataannya. Hamil? Hamil anak Alex? Aku tersenyum miris. Memangnya apa yang aku harapkan? Banyak wanita yang mengejar Alex dan Alex sendiri menerima kehadiran mereka. Tidak mengherankan lagi kalau hal ini akan terjadi. Tapi, tetap saja aku merasa agak ‘sakit’ di hatiku.

“Apa maksudmu? Kita bahkan tidak pernah melakukan ‘itu’ sebelumnya.”

“Tapi, aku hamil Lex. Dan aku yakin ini anakmu. Kau salah. Kita pernah melakukannya saat kau mabuk.”

“Dasar wanita jalang! Berani sekali kau memfitnahku?! Nanti kau akan terima akibatnya!.”

“CUKUP!!!”

Aku mendengar suaraku berteriak cukup keras hingga menghentikan pertengkaran mereka.

“Alex, jangan membentaknya. Bagaimanapun juga, janin yang dikandungnya adalah anakmu. Kau harus bertanggung jawab. Biarkan Shanon tinggal di sini. Aku tidak akan mengganggu kalian. Jadi kalian tenang saja.”

100% Maid or WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang