~16~ Alex and Laura

Mulai dari awal
                                    

Tidak kusangka aku berani mengatakannya pada Alex. Entahlah, aku reflex mengatakannya. Tapi, mau tidak mau aku harus mengatakannya. Pasti sakit rasanya saat kau ditolak oleh ayah dari bayi yang sedang kau kandung. Berat memang. Tapi, aku yakin inilah yang terbaik.

“Apa maksudmu? Kau ini bodoh atau apa?! Kau lebih mempercayainya daripada aku?”

Alex membentakku kemudian menyeret Shanon keluar dari apartemennya. Kulihat Shanon meronta-ronta, dia meminta Alex untuk mempercayainya. Alex sama sekali tidak peduli dan terus menyeret Shanon keluar. Setelah mendengar suara pintu tertutup, kulihat Alex berjalan ke arahku dan berdiri di hadapanku. Dalam sekejap, aku merasa emosiku memuncak.

“Kenapa kau mengusirnya? Kau tega sekali padanya! Kau berani melakukan tapi tidak berani bertanggung jawab, huh?”

Alex mengangkat tangannya, seakan-akan ingin menamparku. Kututup kedua mataku. Selama beberapa detik, aku tidak merasakan apa-apa. Aku membuka kedua mataku dan mendapati tangan Alex terhenti di udara. Alex menatapku tajam.

“Kau berani bicara sesinis itu padaku? Kujamin kau akan menyesal,” desisnya.

~~~

Aku terbangun pukul 9 pagi. Kenapa hari ini Alex tidak membangunkanku? Aku beranjak turun dari tempat tidur. Kubuka pintu kamarku dan tidak mendapati Alex dimanapun. Rasa takut sedikit merayapiku. Alex dimana?

Ting.. Tong..

Apakah itu Alex? Tapi, tidak mungkin dia memencet bel apartemen. Bukankah dia membawa kunci? Dengan diliputi rasa penasaran, aku membuka pintu apartemen dan mendapati seorang wanita yang mengenakan pakaian santai. Rambutnya yang berwarna coklat gelap tergerai. Mata biru tuanya menatapku dengan tatapan lembut.

“La-Laura?”

“Apa kabar Ell? Sudah sekitar beberapa bulan kita tidak bertemu.”

“Kabarku baik. Mmm.. Silahkan masuk.”

Kami duduk di sofa. Aku berniat mengambilkannya minuman, tapi Laura menolaknya. Aku hanya mengiyakan kemudian duduk di hadapannya.

“Ada apa kemari? Mmm.. Bagaimana kau tau kalau aku tinggal di sini?”

Aku tidak pernah memberitau Laura dimana aku tinggal. Jadi, sangat aneh kalau dia mengunjungiku. Laura hanya tersenyum mendengar pertanyaanku.

“Mungkin ini akan mengejutkanmu, tapi ini saatnya kau tau yang sebenarnya.”

Aku semakin penasaran dengan apa yang ingin Laura katakana.

“Katakan saja. Kita sudah bersahabat sejak lama, jadi kau tidak perlu sungkan.”

Laura menghembuskan nafasnya perlahan sebelum kembali menatapku.

“Kau pasti bingung tidak mendapati Alex di sini.”

“A-Apa maksudmu?”

Darimana Laura tau tentang Alex? Seingatku, aku tidak pernah sekalipun menceritakan tentang Alex padanya.

“Sebenarnya Alex menitipkanmu padaku selama beberapa bulan. Jadi, kita akan tinggal bersama selama beberapa bulan ke depan.”

“Tunggu.. K-Kau kenal dengan Alex?”

Laura mengerutkan keningnya sambil menatapku.

“Apakah kau tidak merasa ada suatu kemiripan antara aku dan Alex?”

Aku menggeleng.

“Baiklah, kalu lihat warna mata dan rambutku. Warna mata dan rambutku sama dengan Alex. Dengan kata lain, Alex adalah kakakku.”

Alex dan Laura bersaudara? Bagaimana bisa? Dan selama ini aku tidak menyadarinya sama sekali. Kalau diperhatikan benar-benar, mereka berdua memang mirip. Hhh… Rasanya kepalaku pusing sekali. Ternyata aku menikahi kakak sahabatku. Kurasakan tangan Laura memegang kedua pundakku. Aku merasa diriku sangat lelah.

“Alex dimana?”

“Alex sedang keluar kota. Sudahlah. Kau juga jangan banyak pikiran. Kasihan janinmu,” ucap Laura sambil mengelus perutku.

Wajahku memucat. Apa lagi sekarang? Begitu banyak kenyataan yang ada di hadapanku. Sekarang aku… hamil? Ini tidak mungkin. Bagaimana kalau Alex sampai tau akan hal ini? Dia pasti tidak mau menerima anak ini. Apa yang harus kulakukan?

“Ba-Bagaimana kau tau kalau aku hamil?”

“Tentu saja dari fisikmu. Kau terlihat lebih berisi sekarang. Bahkan pipimu sekarang terlihat lebih menggemaskan. Kalau kau tidak percaya kalau kau hamil, besok kita periksa ke dokter kandungan. Mulai sekarang, apapun yang kau inginkan katakan saja padaku. Jangan kau pendam keinginanmu. Seorang ibu hamil pasti akan mengidam. Oh iya, kau belum sarapan kan? Apa yang ingin kau makan pagi ini?”

Rasanya kau sangat ingin makan sup jagung dan roti panggang dengan telur. Tapi, aku tidak mungkin mengatakannya pada Laura. Aku takut merepotkannya.

“Nah, kau berniat memendam keinginanmu lagi, hmm?”

“Ti-Tidak. Biar aku buat sendiri saja.”

“Kau berbohong padaku. Ibu hamil harus banyak istirahat dan jangan sampai kecapekan. Beritau aku kalau kau lapar. Walaupun dalam sehari kau makan lebih dari tiga kali, itu tidak masalah. Karena di dalam perutmu sudah ada janin yang memerlukan nutrisi. Katakan, apa yang ingin kau makan?”

Ragu-ragu aku menjawab, “Aku ingin… Sup jagung dan roti panggang dengan telur. Kalau susah, aku akan membuatnya sendiri.”

“Jangan remehkan aku. Asal kau tau, aku jago dalam hal masak memasak. Sambil menunggu, kau berbaringlah dulu di sofa.”

Saat Laura meninggalkanku ke dapur, aku mengusap perutku dengan hati-hati. Hatiku masih diliputi perasaan takut. Tapi, apapun yang akan Alex katakan nanti, aku akan menerimanya. Walaupun itu termasuk perceraian sekalipun. Alex menikahiku hanya untuk menyiksaku. Jadi tidak mungkin dia mau menerima janin dalam kandunganku bukan?

###

100% Maid or Wife Note:

Sekali lagi author minta maaf karena updatenya lama..

Tapi author punya alasan dan semoga readers bisa memaklumi..

Author nggak bisa update cepat karena author setelah tulis satu part langsung update, jadi nggak ada cadangan untuk update part selanjutnya..

Terus juga kalau update cepat-cepat nanti ceritanya jadi amburadul..

Author nulisnya selalu pelan-pelan, sambil mikirin ide yang bagus untuk part selanjutnya..

Kalau author langsung pakai main tulis aja nanti pasti ceritanya ada yang aneh dan jadi nggak seru..

Tulis cerita itu nggak gampang lho..

Banyak waktu yang dihabiskan untuk membuat suatu cerita..

Author tidak 'menyalahkan' readers yang minta cepat update, justru author senang..

Author cuma mau kalian tau aja alasan kenapa author updatenya lama pake banget..

Kalau boleh, comentlah yang banyak..

Caci maki juga TIDAK MASALAH..

lia_arizka

09-07-2014

100% Maid or WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang