Setelah beberapa waktu aku berhenti menuliskan tentangmu,
berkelana tanpa arah dan melewati beberapa waktu.
Dengan tetap berharap waktu akan menyembuhkan lukaku.
Atau mengharap ingatan-ingatan baru akan menggantikan kenangan tentangmu.
Setelah kamu,
aku belajar banyak hal.
Tentang berbagai kesalahan yang pernah ku perbuat terhadapmu,
namun tak kusadari karena dulu aku hanya penuh dengan diriku sendiri,
tanpa menyisakan tempat untukmu.
Terlalu banyak kata maaf yang ingin kusampaikan padamu, namun kesempatan itu telah hilang.
Mereka bilang, mulailah membenahi diri dan berjanji pada dirimu sendiri kau tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Maka disini aku mengharapkan setitik kesempatan,
barangkali kau melintas dan melihat tulisan-tulisan tentangmu ini.
Mencintaimu, mengajarkanku banyak hal.
Tentang bagaimana menjadi tulus tanpa mengharapkan imbalan apapun dari mencintai seseorang.
Tentang pentingnya memahami setiap inci dari orang yang aku cintai.
Tentang bagaimana tetap bertahan, meski harus berhadapan dengan konflik antara hati dan pikiran.
Tentang memelukmu tanpa harus berada disisimu.
Tentang menjadi sandaran disaat kau rapuh.
Tentang menjagamu tanpa alasan lain selain cinta.
Kau menerima banyak luka dari mencintaiku.
Aku menghancurkanmu berkeping-keping hingga menjadi serpihan.
Namun kau kumpulkan kembali semua serpihan itu, kau susun kembali menjadi satu, dan kau bawa kembali itu kepadaku.
Kau ajarkan aku ada cinta yang sejati dan ada sayang yang abadi.
Mencintaimu, adalah bagaimana mendewasakan diri.
Mencintaimu, adalah bagaimana menerima dengan apa adanya.
Mencintaimu, adalah tentang berjuang bersama.
Mencintaimu, adalah dengan bersyukur atas kehadiranmu untukku.
Mencintaimu adalah sebuah berkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind's Graveyard
PoetryRandom words that come across my mind. Too good to be lied on my draft.