Chap 3 : Bite

4K 601 76
                                    

BreakingNews: Peresmian Pertunangan Park Woojin dan Oh Jihoon Akan Dilaksanakan Seminggu Lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BreakingNews: Peresmian Pertunangan Park Woojin dan Oh Jihoon Akan Dilaksanakan Seminggu Lagi.

Jihoon menghela nafasnya yang terasa sesak, media memang selalu sukses mendapatkan informasi darimana saja tanpa mengkonfirmasinya terlebih dahulu.
Diliriknya Somi yang terlihat cemas menatapnya sembari menyiapkan segelas greentea favoritnya diruangan studio musik dan lukisnya.

"Are you okay?" Tanya Somi wajah cantik gadis itu benar-benar tak bisa menyembunyikan kekhawtirannya akan keadaan emosi Jihoon yang tidak stabil.

"I'm okay Somi, semua akan baik-baik saja bukan" lirihnya.

"Daewhi sebentar lagi akan kemari dirinya begitu merindukanmu" seru Somi sembari mengusap bahu Jihoon berusaha menguatkan sosok pemuda manis itu.

Jihoon mengangguk lalu meraih secangkit greentea hangat yang dibuatkan Somi.

"Kau ada show tiga hari lagi diJepang tak ingin membatalkannya?" Tanya Somi.

Jihoon mengeleng lalu menghirup teh hangatnya.

"Sebaiknya aku berangkat besok saja Somi, kosongkan jadwalku 3 hari ini aku ingin istirahat diJepang sebelum pertunangan bodoh ini terjadi" desisnya.

"Kau yakin tak ingin membatalkannya? Jihoon kau sendiri juga mengetahui hubungan Park Woojin itu dengan Ahn Hyungseob bukan?" Cecar Somi.

"Tidak Somi aku tak membatalkannya, apa yang akan dikatakan ayahku nanti dirinya sudah cukup kecewa dengan pilihan hidupku sebagai pianis dan pelukis bukannya meneruskan bisnis miliknya, apabila aku membatalkannya lagi ntah apa yang akan dikatakan ayahku nanti" gumanya sembari meremas celana kainnya.

Somi menghela nafasnya yang sesak. Jihoon adalah sahabat baiknya sejak kecil bersama Daewhi mereka bertiga melewati hari-hari sebagai kanak-kanak dan orang Dewasa bersama tanpa memperdulikan status sosial mereka.

Jihoon dan Somi terpekur dengan pikiran masing-masing hingga derap langkah Daewhi yang sudah mereka hapal diluar kepala terdengar dari koridor ruangan tersebut.

"Jihoon!!, Somi!!!" Pekik Daewhi dengan nafas terengah sembari membawa 3 kotak Pizza hangat beserta sebotol cola berukuran satu liter.

"Daewhi bisakah kau tak berteriak?" Seru Jihoon.

"Sorry sorry tuan muda aku hanya terlalu senang akhirnya bisa bertemu kalian setelah satu minggu bekerja seperti kuda diperusahaan keluarga Park" balasnya sembari terkekeh.

"Apa ini?" Tanya Somi.

Daewhi tersenyum nakal lalu mengoyangkan Pizzanya.

"Pesta Lajang" serunya.

Jihoon mendelik lalu wajahnya terlihat suram.

"Daewhi jangan bercanda" ucapnya.

Daewhi mengeleng lalu memeluk tubuh Jihoon.

          

"Kalian boleh bertunangan atau menikah tanpa dasar cinta tapi bukan berarti kau tak bisa bahagia Jihoon kau memiliki aku dan Somi sebagai sahabatmu" ucap Daewhi.

Mendengar perkataan Daewhi, Somi mendekat lalu memeluk kedua pemuda tersebut.

"Jihoon kau harus kuat, tapi saat kau akan menyerah katakan padaku aku dan Daewhi akan membantumu" lirihnya.

Jihoon mengangguk lalu mengusap matanya yang memerah.

"Jangan biarkan bajingan itu mempermainkanmu Jihoon" bisik Daewhi.

"Daewhi" lirih Jihoon.

"Bisakah kau mengambil libur untuk tiga hari berangkatlah bersamaku dan Somi keJepang besok pagi" ucapnya dengan wajah memelas.

Daewhi tercekat terlihat berpikir sebentar lalu meraih ponselnya dan menelfon seseorang.

10 menit kemudian Daewhi kembali dengan wajah yang sulit ditebak.

"Bagaimana?"tanya Jihoon.

Daewhi mengeleng.

Jihoon dan Somi terlihat kecewa setelah saling berpandangan.

"Aku tak bisa sorry" cicit Daewhi.

"Baiklah tak apa" balas Jihoon.

"Sebaiknya aku kembali keapartementku" ucap Daewhi kearah Somi dan Jihoon yang mematung menatapnya.

"Kenapa secepat itu?" Tanya Somi.

"Aku harus mempacking barangku karena sahabatku mengajak ku berlibur kejepang" kekehnya.

Jihoon dan Somi saling pandang lalu tawa itu datang.

Sepertinya memang Jihoon hanya bisa bahagia karena memiliki dua manusia ini dalam hidupnya.

-

-

-

Woojin duduk dengan gelisah disebuah restoran diRooftop sebuah hotel mewah dipusat kota Seoul.
Menunggu seorang pemuda yang paling dirinya tak ingin temui itu.

Ada alasan khusus kenapa Pria itu begitu membenci Jihoon yang sebentar lagi akan resmi menjadi calon istrinya dalam beberapa hari ini.

Sekalipun banyak orang yang memuji dan iri padanya karena berhasil mempersunting pemuda yang paling diinginkan menjadi pendamping hidup masyarakat Korea Selatan itu.

Tak ada yang tidak mengenal siapa itu Oh Jihoon.

Debut sebagai Pianis termuda disebuah konser musik klasik  bertaraf internasional diusia 13 tahun.
Menjadi Seorang pelukis sukses dengan hasil penjualan lukisan tertinggi setiap pekan pameran dan menggunakan hasil penjualannya untuk amal.

Terlalu munafik menurutnya.

Woojin benci manusia yang seakan-akan bersikap bagai malaikat itu.

Dirinya tak akan mudah dibohongi oleh wajah manis pemuda putra dari sahabat ayahnya itu.

Woojin semakin membenci Jihoon sejak dua tahun lalu saat pemuda itu dengan mudahnya menuruti permintaan ayah Woojin untuk menjadi pendamping hidup Woojin saat usia Woojin menginjak 25 tahun.

Berhentilah berpura-pura naive Jihoon kau terlihat menyedihkan.

Umpatnya setiap melihat wajah Jihoon.

Jihoon selalu tenang saat dirinya mendapatkan penghinaan dan tindakan kasar dari Woojin saat keduanya bertemu.

Woojin bahkan pernah dengan sengaja mendorong tubuh Jihoon kedalam kolam sedalam 4 meter setelah mengetahui pemuda itu tak bisa berenang.

Menyiksa Jihoon seakan-akan sudah seperti hobi baginya.

Tapi tetap saja pemuda itu terlihat biasa-biasa saja meskipun sudah berulang kali mendapatkan perkataan dan perlakuan kasar dari Woojin.

Lima belas menit kemudian Jihoon terlihat mendekat kearahnya dengan wajah tenang tanpa ekspresi beberapa pria yang duduk dikursi disekitar mereka tampak melirik pemuda manis  tersebut dengan tatapan memuja.

Woojin tak bisa pungkiri bahwa Wajah Jihoon memang terlalu cantik untuk ukuran seorang pria.

Dirinya menatap sekelilingnya dengan tatapan tak suka yang entah sejak kapan jantungnya berdegup tak nyaman saat Jihoon tersenyum samar lalu duduk dihadapanya.

Aroma mawar dan musk menguar dari tubuh Jihoon yang terlihat begitu rupawan dengan setelan turtle neck berwarna broken white dan jas biru gelap yang memeluk tubuh padatnya.

Oh Jihoon yang terlalu sempurna.

Dan Woojin benci itu.

"Apa kabar" suara Jihoon terdengar halus menyapanya.

"Seperti yang kau lihat" balas Woojin dingin.

"Terimakasih sudah mengijinkan Daewhi untuk ikut denganku selama tiga hari diJepang" ucapnya.

Woojin mengangguk lalu memanggil seorang Waitress untuk memesan makanan.

Dirinya melirik Jihoon yang terlihat begitu tenang duduk dihadapannya sama sekali terlihat nyaman tidak seperti dirinya yang selalu ingin mengumpat setiap melihat pemuda itu berada didekatnya.

"Pesanlah makananmu"seru Woojin datar kearah Jihoon yang mengangguk singkat kemudian menyebutkan beberapa menu dari daftar tersebut kemudian tersenyum manis  dan berseru terimakasih kearah Waitress yang terlihat terpesona dengan visual milik pemuda itu.

"Cih! Kau begitu senang menebar pesona jalang" desis Woojin saat waitress itu menjauh dari keduanya.

Jihoon tersentak mendengar perkataan pria dihadapannya itu, dirinya merasakan dadanya yang terasa sesak dan berusaha menahan agar airmatanya tak lagi tumpah.

'Selesai makan malam segeralah pulang Jihoon' batinnya.

"Kau senang sekarang, seminggu lagi acara pertunangan sialan ini akan berlangsung bukankah kau begitu menginginkan pertunangan ini sejak awal?" Sindir Woojin yang langsung mengesap Wine yang terhidang dimeja mereka.

Jihoon yang sedari tadi berusaha mengontrol emosinya berusaha agar terlihat tenang dengan meraih air mineral dari gelas disamping kirinya lalu meneguknya kemudian tersenyum dengan wajah yang terlihat tanpa beban.

"Tentu saja, terimakasih sudah bersedia menikahi Park Woojin" ucapnya.

Woojin mengeram mendengar perkataan Jihoon dirinya meremas garpu yang berada ditangan kirinya berusaha agar emosinya tidak meledak diruang publik dan menjadikan dirinya bulan-bulanan media massa.

"Kau puas sekarang?" Desisnya.

"Aku mencintai Park Woojin itulah alasanku ingin menikahimu" desis Jihoon yang begitu tenang mengucapkan kalimat itu dari bibirnya.

"Enyah saja kau jalang" geram Woojin.

TBC

Bunda Loves You 💋

Bunda nanya dong...

Ini ngefeel kagak sih?

Bunda takut sebenarnya upload chapter ini wkwkwkwk

Jangan lupa like dan komennya
Muah ❤

THE EASE [Complete✔] Where stories live. Discover now