Tak ada yang tahu ketika tak ada penjelasan

29 0 0
                                    

Aku Senja,
Mahasiswa di salah satu Universitas kecil di Bandung.
Seni adalah jurusan yang aku pilih.

Aku sulit dalam bicara,
Gugup, Tremor, dan bahkan Berkeringat adalah ciri khas saat aku terlibat dalam satu pembicaraan yang panjang.
Seni, itu pilihan berat yang aku pilih.
Tapi aku berharap suatu hari aku dapat bekerja dan menghasilkan nominal dengan seni tanpa ada terlibat pembicaraan panjang.
Menghasilkan karya, kemudian menjualnya.
Ya, aku harus melakukan itu.

Diam, aku lebih banyak diam dan menjadi pendengar yang baik.
Tak pernah kritis dan selalu mengiyakan apa yang orang sampaikan kepadaku.
Mungkin itu salah satu alasan beberapa komunitas Alam mengijinkan aku tetap ikut bergabung bersama mereka.

Sombong dan sok suci dua kata yang terdengar berbisik bahkan lantang itu, tak asing di telingaku.
1 minggu, 2 minggu, Hinggah beberapa minggu kemudian, mereka yang memahamiku tidak akan mengatakan itu.
Mereka aneh, atau memang aku yang aneh.

Pembelaan ku,
Kenapa mereka tidak menulis pesan singkat, apakah sulitnya berkomunikasi menjadi alat ukur kesombongan dan sucinya seseorang.
Kenapa mereka tidak melihat apa kekuranganku.
Kenapa mereka memaksakan hal yang mungkin beberapa orang tak bisa melakukan itu.

Hmmmm,
Persetan dengan mereka yang tercipta Normal, dan tak pernah tahu kalau normal adalah sesuatu yang berada dibawah rata rata.
Aku, ya aku unik.
Itu yang temanku katakan.
7 teman yang juga satu kampus denganku.
Dan mereka juga adalah 7 dari ratusan mahasiwa dan mahasiswi di universitas kami.

Unik,
Ya,
Unik.
Aku terima pernyataan itu,
Dan salah satu bukti kecil adalah.
Dari Ratusan mahasiswa dan mahasiswi, aku hanya berteman dengan 7 orang.
4 mahasiswa dan 3 mahasiswi.
Mereka seperti keluargaku, mereka tahu arti anggukan kepala, senyum, dan beberapa tingkah anehku.
Mereka seperti saudara tak sedarah.

Senja,
Hei,,
Apa kabar keluargaku,
Apakah mereka sama seperti beberapa belas tahun yang lalu.
Aku ragu dalam yakin.
Sepertinya mereka tetap sama.

Orang besar yang sibuk dengan usahanya,
Anak nya adalah beberapa investor dari luar negeri,
dan istrinya adalah perusahaan dimana dia menghabiskan waktu dan bercengkrama tentang nominal yang luar biasa.
Itulah Ayahku setelah tidak ada Ibu.

Dan itu tak seperti yang di ceritakan oleh photo-photo  dan video saat ayah dulu bersama Ibu.

Ibu,
bagaimana dengan Ibu.

Ibu tetap terbaring puas setelah aku lahir kedunia.
Mungkin dia tersenyum, atau dia sedih melihat apa yang dia perjuangkan
Selalu bahagia dengan harta yang suaminya berikan tanpa batas.

Kenapa orang yang dia percaya selama ini berubah.
Dia percaya untuk menjagaku, kini tak pernah ada di sampingku.

Ini takdirku bu,
Dan mungkin ini cara dia mengajariku.
R.I.P Mom, iam okay.
Please dont sad in eden.

Kapan aku mulai berjalan,
Kapan aku mulai berbicara.
Tak pernah ada yang mau tahu,

Ini terlalu jauh tuk aku paparkan.
Cukup aku yang tahu,
Dan mungkin seseorang yang akan mendengar ceritaku juga menerimaku dalam keterbatasanku akan tahu tentangku.

Aku bukan seseorang yang mandiri, aku terlatih untuk di layani tapi tertatih dalam mencari kasih.

Baby sister, teman terbaik dalam hidupku.
Dari kecil hinggah aku dewasa.
Cukup, aku rasa itu cukup untuk sebuah alur yang akan menjadi dasar dalam masa laluku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan Menikam SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang