Clara berjalan riang menuju kelasnya bersama Alvaro yang sedari tadi berada disampingnya. Clara memeluk buku-buku perpustakaan yang super tebal yang kemudian dicegah oleh Alvaro dan tanpa aba-aba Alvaro segera mengambil alih buku pinjaman itu dan ditentengnya.
"Cewek gak usah bawa yang berat-berat" Ujar Alvaro menatap lurus tanpa menoleh.
Clara tersenyum dalam hati. Inilah Alvaro dengan kecuekannya saat keramaian dan keromantisannya saat berdua. Secuek-cueknya Alvaro ia tetap perhatian yang tentunya dengan cara yang berbeda namun tetap bisa membuat Clara sebagai kekasihnya selalu merasa tersanjung.
"Al nanti malem temani aku beli buku ya"
"Iyah" balasnya singkat.
Clara terkekeh pelan "kok iyah doang sih, gak nanya jam berapa gitu? "
"Jam berapa? "
"Terserah kamu" jawab Clara santai menatap wajah Alvaro dari samping.
Alvaro menoleh dan tersenyum lantas tangannya terulur mengacak puncak rambut Clara gemas seperti kebiasaan nya dulu "kalau terserah kenapa kamu nyuruh aku nanya sayang"
Mata Clara melebar dan tersenyum sumringah "Hah apa? Tadi kamu bilang apa? " Clara merapihkan rambutnya yang berantakan akibat ulah Alvaro barusan.
"Kenapa kamu nyuruh aku nanya? "
"Bukan. Bukan yang itu"
"terus? "
"itu yang terakhir nya"
Alvaro terkekeh pelan dan mendekatkan bibirnya tepat ditelinga Clara dan berbisik pelan "Sa—yang"
Clara tersenyum pipinya berhasil memerah semerah tomat atau bahkan kepiting rebus. Sementara itu, Alvaro malah tetap berjalan sambil terkikik geli meninggalkan Clara yang mematung ditempat.
Setelah kesadarannya kembali pulih, Clara berlari mengejar Alvaro dan berusaha mensejajarkan langkahnya. Ia memiringkan wajahnya menatap lekat-lekat wajah ganteng alvaro.
"Bilang lagi dong" ujar Clara terkikik geli.
"Jalan tuh lihat kedepan"
Clara mencebikkan bibirnya sebal "Bilang lagi mangkanya"
Alvaro mencubit pangkal hidung Clara gemas kemudian beralih mencubit pipinya pula "Tanpa kamu suruh pun aku dengan bersedia akan bilang kekamu 'Sayang' "
Lagi-lagi pipi Clara bersemu merah. Clara membenarkan posisi jalannya dan memandang lurus. Masih dengan bibir yang melengkung berseri ia menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga dengan salah tingkah.
Brugg
"Aw" Clara meluruh terjatuh hingga bokongnya mencium lantai saat tubuhnya didorong oleh seseorang dengan kuat.
"Heh cewek gatel. Jangan deket-deket sama cowok orang. Dasar pelakor! " Maki Claretta menunjuk-nunjuk Clara.
Sementara itu, Alvaro membantu Clara untuk berdiri dengan wajah memerah menahan amarah.
"Sendy! " Alvaro melotot tajam "Jangan sekali-kali ganggu Clara! Kalau sampe kamu ganggu Clara lagi aku gak akan segan-segan ngirim kamu kerumah sakit jiwa" tegas Alvaro penuh penekanan disetiap katanya.
Claretta menggeleng samar dan tersenyum licik "Alvaro.. Alvaro" Claretta terkekeh pelan menyusuri setiap jengkal wajah Alvaro dengan jari lentik nya "Mana mungkin kamu ngirim cinta pertama mu ke rumah sakit jiwa? "
Alvaro menepis kasar lengan Claretta yang tak sopan menyentuhnya "Semenjak kamu pergi dan kembali rasanya kamu udah beda!" Alvaro menunjuk tepat didepan mata Claretta "Kamu GILA! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...