Chapter 10

13 1 0
                                    

Aroma kopi yang menenangkan langsung menyeruak indera penciuman Sila ketika ia masuk ke Kafe.

“Reina!”

Itu Arka, ada di meja dekat jendela. Arka menunjuk kursi yang berhadapan dengannya, mengajak Sila untuk duduk bersamanya.

“gue tau lo pasti kesini, makanya gue udah pesenin ini buat lo” Arka langsung menyerahkan sebuah cangkir.

Sila melihat cangkir di hadapannya,  itu bukan minuman yang biasa ia pesan.

“itu chamomile tea, gue sengaja pesen buat lo. Lo harus cobain kali ini aja, jangan Frappuccino terus.”

Sila tersenyum kemudian menyesap Chamomile tea yang diberikan Arka, “thanks ya”.

“gimana enakkan?”tanyanya.

Sila tersenyum, lalu mengangguk.”enak kok.”

Sila mengerutkan keningnya, melihat sebuah gelas di hadapan Arka, itu seperti minuman  kesukaannya.

“itu Frappuccino?” Tanya Sila menujuk minuman yang hendak diteguk oleh Arka.

Arka mengangguk sebagai jawaban,”gue sengaja pesen chamomile tea buat lo, Frappuccino buat gue.”

“biar apa?” tanya Sila Heran.

“biar lo ngerasain minuman favorit gue, dan biar gue ngerasain minuman favorit lo” Jawab Arka

“kenapa?”

“ya iseng aja” kekeh Arka.

Sila ikut terkekeh, menggelengkan kepalanya, “tapi bagi gue Frappuccino tetep yang terbaik sih.”

“lo harus sering-sering deh pesen chamomile tea. Gue yakin lo pasti berpaling dari Frappuccino.”

“lo yang harus sering-sering pesen Frappuccino”

“hahaha, oh iya lo tadi pulang sekolah langsung kesini?”tanya Arka.

Sila menggeleng, “tadi gue ke toko buku dulu bentar, langsung kesini deh”.

“lo kayanya sering banget kesini ya?”tanya Arka

“yagitu deh”

“kalo gue boleh tau, kenapa lo bisa sesuka itu sama Frappuccino?”

Sila terdiam beberapa saat. Frappuccino ngingetin gue sama seseorang, batinnya.

"Reina"panggil Arka

“eh? Btw panggil aja gue Sila."

“Kenapa emang? Gue lebih suka manggil lo rein”

Sila menatap kosong laki-laki dihadapannya itu. Lo tanya kenapa gue suka Frappuccino, Lo manggil gue rein. Andai lo tau ka, Itu semua ngingetin gue sama Refan, batinnya berbicara

Arka melambaikan tangannya didepan wajah Sila, membuat gadis itu tersadar.

Sila menggeleng,” gak kenapa-napa sih, gimana enaknya lo aja deh”

Arka tersenyum, memperhatikan setiap gerak-gerik Sila. Matanya tak pernah lepas dari Sila.

Sila yang merasa risih pun akhirnya membuka suaranya,“lo kenapa ngeliatin gue kaya gitu?”

“hah? Gapapa hehehe”Sila hanya menggeleng sambil menyesap chamomile tea di hadapannya.

                         ∆∆∆∆

“lo jujur deh sama gue, lo suka kan sama Sila?” Tanya Reza sambil berbaring di kasur barcelona milik Arka sambil memainkan ponselnya.

“lo sore-sore gini dateng ke rumah gue Cuma buat nanya itu? ”Tanya Arka.

Reza berdecak kesal, menghampiri Arka yang sedang memainkan gitar di balkon kamarnya.

“gue yakin, lo pasti suka sama Sila. Akhir-akhir ini lo sering senyum-senyum ga jelas ngeliatin dia dari jauh.”

“so tau banget lo za”

Arka terdiam, kembali memetik gitarnya mengalunkan sebuah nada yang indah. Jujur ia sendiri pun, tidak tahu bagaimana perasaannya kepada Sila. Yang jelas, jantungnya selalu berdegup lebih kencang saat berada di dekat Sila. Entahlah, itu cinta atau hanya sekedar kagum semata.

“gue juga gak tau gimana perasaan gue ke dia za” Arka menatap kosong ke depan sambil terus memainkan gitarnya.

”maksud lo?”

“Gue selalu pengen liat dia bahagia, pengen ngelindungin dia. Gue gak tau za, apa arti dari semua itu.”

“sebelum semuanya semakin jauh, mendingan lo yakinin perasaan lo sendiri. Gue gak mau dia sedih, gue gak mau dia kecewa. Denger ya, meskipun lo sohib gue. Kalo sampe lo nyakitin dia, lo berhadapan sama gue.”

“segitu pedulinya ya lo sama dia? Apa lo suka sama dia?”

Reza menghela napas kasar, memalingkan wajahnya menghadap Arka. “yang jelas jangan pernah sekalipun lo berpikir buat nyakitin Sila. Gue balik dulu ya, bye ”

Setelah itu Reza meninggalkan Arka sendiri.

Sepeninggalan Reza, Arka bergeming memikirkan setiap perkataan Reza. 
 
                       ∆∆∆∆

“hahh.. ” Sila menghempaskan tubuhnya diatas kasurnya.Ponselnya bergetar, dia mengecek ponselnya, dan menampilkan notifikasi pesan masuk.

08234567883: Malem, jangan lupa save no gue –Arka

Arka? Dia dapet no gue dari mana. Sepersekian detik kemudian ponselnya kembali bergetar.

08234567883:gue yakin lo pasti bingung, gue dapet no dari mana. Gue dapet no lo dari Kinan

Dia baru ingat. Kinan kan waktu itu sudah bilang, akan memberikan no ponselnya pada Arka. Sila menyimpan kontak Arka di ponselnya. Setelah itu ia pun membalas pesannya.

Sila: oh iya, udah gue save ka.

Tak butuh waktu lama ponselnya kembali bergetar, menampilkan balasan dari Arka.

Arka: oke. Selamat malam. Mimpi indah ya, rein.

Sila hanya mambacanya, tanpa berniat membalasnya. Kemudian kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.

Jangan lupa klik bintang, dan jangan lupa komen buat kritik dan sarannyaa. maaf ya kalo masih banyak kekurangan

FrappuccinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang