7

2.3K 231 62
                                    

Bulan demi bulan berlalu. Tidak ada perubahan sikap guanlin pada ratunya bahkan dia semakin dingin sejak putra pertamanya bersama jihoon lahir.

"Wahhh anak appa sangat lucu, sini appa gendong dulu"
Ucap guanlin girang sambil mengambil gyu anak pertamanya bersama jihoon sekaligus putra mahkota kerajaan joseon di halaman vaviliun selir jihoon.

"Gyu semakin berat ya yang mulia"
Senyum mengembang di wajah jihoon meihat dua pria yang paling ia sayangi nampak bahagia di depannya.

"Iya dia tumbuh dengan baik dan sehat. Aku harap ka tumbuh menjadi putra yang tangguh gyu. Sehingga kelak kau bisa jadi raja yang tak terkalahkan"
Ucap guanlin pada bayi berusia 8 bulan itu.

"Tentu saja gyu akan menjadi raja yang tak terkalahkan!"
Jihoon sungguh merasa sempurna, dia tak membutuhkan apapun saat ini selain kebersamaannya bersama keluarga kecilnya.

"Terimakasih jihoon"

"Untuk apa yang mulia?"

"Karena kau sudah melahirkan dan merawat gyu untukku"
Jihoon hanya tersenyum menatap guanlin dan guanlin pun memeluk wanita yang sangat dicintainya itu.

.....

"Yang mulia ratu..."
Ucap jihyo menggantung saat sampai di depan vaviliun jihoon mengantar ratu untuk mengambil gyu. Karena memang ratu berhak merawat putra mahkota. Namun karena kemurahan hatinya jinyoung tidak tega memisahkan jihoon dengan putranya. Jadi hanya sesekali jinyoung akan membawa gyu ke vaviliun ratu.

"Tidak apa2 jihyo sepertinya kita datang di waktu yang tidak tepat. Ayo kita kembali saja"
Ucap jinyoung saat melihat kebersamaan jihoon bersama raja dan gyu.

Sakit dan iri itulah yang dirasakan jinyoung. Jihoon memiliki semua. Kasih sayang dan putra dari guanlin. Sedangkan dia tidak. Dia hanya ratu bukan lebih.

"Baiklah yang mulia, ayo kita kembali ke vaviliun ratu"
Perintah jihyo pada dayang2 yang mengiringi jinyoung.

Dan mereka pun kembali ke vaviliun. Sedangkan jihoon rupanya menyadari kehadiran jinyoung dan senyum smirk terukir diwajahnya.

"Yang mulia"
Panggil jihoon pada guanlin

"Ne?"

"Kau sangat mencintaiku kan? Kau akan melakukan apapun untukku kan?"

"Tentu saja jihoon. Apa kau masih ragu setelah semua yang sudah kulakukan selama ini?"

"Kalau begitu. Aku ingin menjadi ratu. Bagaimanapum caranya"

Guanlin terkekeh dengan ucapan jihoon
"Menjadi ratu? Kau selalu ratu dihatiku jihoon!"

"Yang mulia aku serius. Singgasana ratu. Aku ingin aku yang duduk disana!"

"Jangan mengada-ngada jihoon. Jinyoung masih hidup. Dan dia ratu yang disayang oleg rakyat dan hampir seluruh keluarga kerajaan. Sangat sulit membuat dia lengser dari posisinya"

"Aku tau kau tak akan bisa memberi tahta itu padaku yang mulia. Tapi aku sendiri yang akan mendapatkanya. Jadi saat waktunya tiba. Kau hanya perlu mendukung dan membantuku"

"Ta-tapi jihoon"

"Aku ingin statusku jelas disini yang mulia. Aku harus jadi satu2nya ratu dihati dan di kerajaan ini. Jika tidak aku akan pergi membawa gyu!"

"Ja-jangan... jangan lakukan itu jihoon"

"Kalau begitu turuti permintaanku"

Guanlin menghembuskan nafasnya kasar dan menatao jihoon.
"Baiklah"

.....

Sore harinya jinyoung tengah membaca beberapa buku di kamarnya namun konsentrasi terganggu oleh panggilan dari jihyo.

Baedari Hoondari [PanDeepWink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang