Dua

25.6K 2.1K 45
                                    

Kamu tidak akan bisa menyatukan kembali kaca yang sudah hancur berkeping-keping..
Seperti itu juga kepercayaan dan cintaku..

Sebelum memasuki ICU, Bryna memaksa dirinya untuk duduk di kursi panjang diluar ruangan perawatan ibunya. Ia menggosok matanya yang memerah. Lagi.

Selama empat tahun terakhir, kenangan tentang Nicko terpelihara dengan baik dalam ingatannya.

Tentang bagaimana pertama kali mereka bertemu, tentang Nicko, laki-laki tampan yang menyenangkan, ketua OSIS yang gagah semasa SMA, bintang basket yang menakjubkan, dan berasal dari keluarga yang baik dan terpandang.

Sepuluh tahun kebersamaan sebagai sepasang kekasih yang nyaris sempurna. Bryna sudah mencintai laki-laki itu selama sepuluh tahun penuh.

Jadi saat Nicko melamarnya pada ulang tahunnya yang ke 25, Bryna mengiyakan tanpa perlu berpikir dua kali.

Mereka memiliki rencana pernikahan yang luar biasa, dengan keluarga yang begitu antusias, dan rencana-rencana masa depan yang hebat.

Semuanya sempurna, sampai Nicko dan Brenda merusak hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya.

Mereka menghianatinya, dan penghianatan itu sudah membuatnya mati rasa. Bryna tidak bisa mencintai laki-laki lain. Dan selama empat tahun setelahnya, dia hidup dengan hati yang hancur, mengira bahwa dia masih mencintai Nicko.

Ia selalu takut untuk pulang. Takut jika saat sampai dirumah, hal pertama yang ia pikirkan adalah Nicko. Takut membayangkan bagaimana canggungnya jika setiap hari ia akan memikirkan Brenda dan Nicko yang tidur bersama di ruangan lain di atap yang sama dengannya.

Jadi ia terkejut saat pelukan pertamanya dengan Nicko setelah sekian lama berpisah tidak dapat menggetarkan hatinya lagi.

Beberapa minggu yang lalu, Bryna pasti berpikir ia akan menyambut bahagia saat mendengarkan pernyataan cinta dari Nicko. Tapi sekarang dia tahu, kalimat semacam itu tampak murahan dan tidak berarti lagi. Bryna tidak ingin mendengarnya lagi. Cinta Nicko sudah tidak berarti baginya lagi.

Saat ini yang dia rasakan hanyalah kesedihan yang samar, rasa kehilangan yang tidak bisa ia sebutkan.

“Apa sekarang kita akan punya dua orang pasien yang harus dirawat?”
Suara dr. Evan terdengar disampingnya.

Bryna mengangkat kepalanya yang tertunduk. “Halo dr. Evan.” Bryna tersenyum lemah.

Are you ok?”

Bryna mengangguk, “Hanya sedikit lelah.”

Dokter empat puluh tahunan itu tampak mengamatinya sesaat, tapi tidak mengatakan apa-apa lagi tentangnya.

“Apakah sudah ada perubahan?” Tanya Bryna.

“Tidak ada yang berarti. Sebenarnya, apa yang dibutuhkan bu Rara adalah operasi bypass. Tapi dia belum cukup kuat. Kita harus menunggu, membangun kekuatannya, dan berharap dia tidak memiliki serangan lain sebelum kita bisa masuk.”

Bryna mengangguk, meskipun merasa seluruh tubuhnya mendadak seperti tidak bertenaga setelah mendengar kabar itu.

“Kamu harus memperhatikan makanan kamu dan istirahat, atau kamu akan jatuh sakit juga.”

Nothing Last Forever (Hate-Love) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang