Gue dateng nih, bawa Epilog buat kaleanyang suka sama cerita gue. Selamatmenikmati.
Happy Reading!
***
Tiga tahun telah berlalu. Suzy dan Chanyeol hidup bahagia tanpa masalah. Mungkin, hanya pertengkaran kecil saja yang mampir ke dalam rumah tangga mereka. Namun hal itu, tidak pernah menyurutkan rasa cinta dan kasih sayang keduanya.
Putra mereka, Jason. Sudah mulai bersekolah di taman kanak-kanak. Tampan, Jason sangat tampan dengan wajah yang menggemaskan.
Telinganya sedikit lebar, mirip Chanyeol. Padahal, Jason bukanlah putra kandung Chanyeol. Banyak juga tetangganya yang mengatakan, Jika Jason sangat mirip dengan ayahnya, Park Chanyeol.
Kini, Suzy sedang memandikan putra tampannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Membungkus tubuh mungil itu dengan handuk berwarna putih, Suzy tersenyum. "Jason, ingin sekolah?"
Bocah itu menggeleng lucu. "Jason ingin main saja dengan Daddy!" Ucapnya antusias. Suaranya terdengar lucu dan masih tidak terlalu jelas.
Suzy mengecup pipinya, lalu menggendong tubuh itu untuk memakaikan Jason pakaian. "Tapi Daddy harus bekerja, sayang."
Bibir bocah berusia tiga tahun lebih itu mencebik tak suka. Kedua tangannya meraih rambut panjang Suzy, lalu menariknya.
Suzy meringis. Namun tangannya mengusap lembut punggung putranya. "Jangan seperti ini, sayang. Nanti Daddy marah." Tegurnya lembut.
Matanya berkaca-kaca. Lalu sedetik kemudian, Jason menangis dengan suara yang sangat kencang. Membuat Chanyeol yang masih terlelap, kini terjaga dari tidurnya.
Bangkit dari atas ranjangnya. Lalu memungut piyama tidurnya yang berserakan di atas lantai. Ini karena peperangan semalam dengan istrinya. Chanyeol melangkah menuju kamar sebelah, kamar Jason.
"Kenapa Jason menangis?"
Chanyeol menghampiri Suzy yang masih menggendong Jason. Saat sudah berada di samping mereka, ia melihat tangan mungil itu sedang menarik rambut ibu-nya.
"Jason, Lepaskan." Chanyeol berucap tegas.
Jason terdiam. Tangisnya berhenti seketika. Lalu jemari mungil itu melepaskan rambut panjang sang ibu. Ia melirik ayahnya takut-takut, lalu berucap. "Mianhae, Daddy." Matanya masih berkaca-kaca, menahan tangis.
Jason memang terkadang akan sangat nakal dan keras kepala, entah menurun dari siapa sifat seperti itu. Namun jika pada Chanyeol, Jason selalu menurut dan takut jika sang ayah sedang marah. Karena Jason, sangat senang saat bermain bersama Chanyeol.
Suzy mengusap punggung putranya, "Sudahlah, Oppa. Jason hanya ingin bermain bersamamu, dia tidak ingin sekolah."
Chanyeol menghela nafas, "Tidak sekolah juga tidak apa, Sayang. Jason masih kecil. Biarkan dia menghabiskan waktu bersama kita."
"Tapi kau harus bekerja, Oppa."
Chanyeol mengulurkan tangannya, Jason menggapai Chanyeol. Lalu memeluk leher Chanyeol erat-erat.
"Aku bisa mengajak kalian ke kantor. Seperti biasa."
Telapak tangan besar itu mengusap punggung Jason lembut. "Jason ingin ke kantor bersama Daddy?"
Jason mengangguk antusias di dalam pelukan ayahnya. "Mau! Tapi Mommy bilang--"
"Ya sudah. Terserah kalian saja." Suzy berdecak. Menggerutu sambil berjalan menuju dapur, untuk menyiapkan sarapan.
Suzy hanya tidak enak saat menjadi pusat perhatian seisi kantor suaminya. Mereka juga tampak berbisik-bisik saat kedatangannya. Entah apa yang mereka bicarakan, Suzy hanya kurang nyaman.
"Kau marah?" Rengkuhan pada pinggangnya membuat Suzy menoleh. Lalu benda lunak nan hangat itu menyentuh bibirnya, melumat nya lembut.
Jason yang berada di gendongan tangan satunya, hanya memandang kedua orang tuanya dengan tatapan polos. Lalu menarik-narik rambut Chanyeol pelan, Chanyeol menoleh. "Apa, Sayang?"
Jason memajukan bibirnya. "Jason juga ingin di cium." Ucapnya menunjuk bibir mungilnya.
Chanyeol dan Suzy terkekeh. Lalu sang Daddy mencium bibir putranya sekilas. "Sudah."
Bocah itu menunjuk Suzy yang kembali berkutat pada menu Sarapan nya. Menyiapkan sarapan untuk suami, anak dan dirinya sendiri.
"Mommy, Jason juga ingin dicium Mommy!"
Suzy menoleh sekilas. Lalu kembali melengos. "Tidak mau. Jason nakal, lebih menurut pada Daddy dari pada Mommy."
Jason menoleh, menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Chanyeol mendekati telinga Jason. Lalu berbisik pelan. "Minta maaf pada Mommy. Janji jika Jason tidak akan nakal lagi."
Jason mengangguk. Lalu kembali menatap ibunya. "Mianhae, Mommy. Jason janji, Jason tidak akan nakal lagi."
Suzy terkekeh gemas. Mematikan kompor, ia mendekat untuk mengecup bibir dan kedua pipi putranya. "Mommy sayang Jason."
"Jason juga sayang Mommy, tapi lebih sayang Daddy. Hehehe." Bocah itu tertawa karena ucapannya.
***
Jason kini sedang bermain di halaman belakang. Dengan Kenan, anak tetangganya. Putra dari pasangan Kim Jongin dan Jung Krystal. Ya, Jongin. Dokter yang menangani persalinannya itu ternyata tetangganya.
Suzy dan Krystal sedang duduk di sebuah kursi panjang. Sedangkan Chanyeol sedang bermain bersama Jason dan Kenan. Jongin? Pria itu sedang sibuk mengurus pasien pasiennya.
"Suzy-ah."
Suzy menoleh. "Hm?"
Krystal mengulum senyum. Lalu kembali menatap ke depan, pada Chanyeol yang sedang tertawa bersama dua bocah menggemaskan itu. "Suamimu sangat tampan." Ucapnya tanpa beban.
Suzy tidak marah atau merasa cemburu sama sekali. Ia justru mengangguk membenarkan. "Ya, aku tau. Dan suamimu... sangat seksi."
Saling memuji. Lalu tertawa bersama.
Chanyeol menoleh saat mendengar tawa istrinya dan istri dokter Jongin Itu. Lalu, saat pandangannya bertemu dengan sang istri. Ia mengerling nakal. Membuat Suzy menunduk dengan wajah memerah.