18

75 1 0
                                    

Sepulang sekolah,ada jadwal ekskul basket.Yang berarti Agnes,Stella dan Garrick harus pulang lebih lama dari sebelumnya.

Latihan basket pun dimulai dan diawali dengan pemanasan yang dipimpin oleh Marcel.

Saat pemanasan selesai,mereka memulai latihan.Tapi kali ini latihan sedikit berbeda.Sherly,ketua basket putri tidak masuk ke sekolah karena dirinya tengah sakit.

Jadi latihan kali ini,tim putra dan putri digabung dan latihannya dipimpin oleh si cowo blasteran,Marcel.

Agnes tampak menahan rasa sakit saat latihan,Marcel yang sadar akan hal itu pun terus memperhatikan Agnes.

Agnes yang merasa diperhatikan karena ketidaknyamanannya kali ini dalam latihan pun mencoba lebih menahan rasa sakit itu agar tidak tampak oleh siapapun.

'Oke semuanya!Break 30 menit,' kata Marcel datar.

Agnes langsung berlari ke bangku dipinggir lapangan lalu segera melihat ke sumber sakitnya itu,tangannya.

'Aww sakit banget,' gumam Agnes saat mencoba memegang tangannya yang memar itu.Oh bukan memar,tapi memar sekali.

'Liat,' kata seorang lelaki yang sudah duduk disamping Agnes.

Seketika itu Agnes langsung mendongakkan kepalanya ke asal suara itu.Tapi belum semenit Agnes sudah mengalihkan pandangannya ke arah lain,takut jika Marcel melihat pipinya yang merona itu.

'Blushing,' batin Marcel.

'Liat,' kata Marcel datar.

'Apa?' lanjut Agnes.

'Tangan,' jawab Marcel.

'Buat apa?Gak ada apa apa juga,' jawab Agnes sedikit ketawa menyembunyikan rasa sakit di tangannya.

Tanpa menjawab Marcel langsung menarik tangan kiri Agnes agar bisa dilihatnya ada apa dengan tangan gadis yang telah membuatnya tersenyum itu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun,Marcel langsung menarik lembut tangan Agnes.

'Ih Cel kemana?' tanya Agnes.

'UKS,' jawab Marcel singkat.

'Tapi gue gapapa,beneran deh,' bela Agnes.

'Bawel,' sambung Marcel datar.

Agnes hanya pasrah tangannya ditarik oleh Marcel.

Sampai di UKS—

'Duduk,' kata Marcel menyuruh Agnes duduk di kasur,sedang Marcel mengambil kotak P3K.

'Aww,' rintih Agnes saat Marcel mengoles salep di tangannya yang memar itu.

'Cuma dioles,' kata Marcel dingin.

'Sakit Marcel!' jawab Agnes mulai sebal.

'Cuma dioles,' kata Marcel lagi lagi dingin.

'Gue yang ngerasain sakitnya,kalau lo cuma bisa ngomong cuma dioles gak bakal ilang sakitnya.Gue bisa sendiri,' kata Agnes lalu mengambil salep itu dari tangan Marcel lalu mengolesnya sendiri.

'Aww,' rintih Agnes kesakitan.

'Biar gue aja,' kata Marcel dingin sambil merebut salep itu dari tangan Agnes.

'Gue bilang gue—' ucapan Agnes terpotong karena jari telunjuk Marcel menempel dibibir Agnes yang mengisyaratkan Agnes untuk diam.

Seketika Agnes pun terdiam dan pipinya mulai berwarna lagi.

'Blushing,' batin Marcel lagi.

'Udah?' tanya Agnes saat Marcel menutup salep itu sambil masih menahan sakit.

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang