Saat keadaan kembali tenang, tiba-tiba saja terdengar suara meja di dipukul. Sontak Alan, Fariz dan Gani menoleh ke sumber suara.
Brukk....
"DASAR CEWEK GAK TAU DIRI LO. BISA-BISANYA LO DEKETIN COWOK GUE!!!"
Seorang cewek yang mereka ketahui bernama Sisca anak kelas XII IPS 4 itu sedang memarahi adik kelas di depan nya. Mereka tahu karena Sisca merupakan seseorang yang sangat menyukai Alan, sehingga mereka tahu bagaimana sifat dan karakter Sisca.
"Lan, cewek lo tuh lagi marahin cewek, kayaknya sih adek kelas"
Gani memberitahu Alan, karena dia tahu jika Sisca dibiarkan saja maka akan ada hal buruk yang menimpa siswi yang sedang dia maki tadi.
"Iya noh Lan, kesian gue sama cewek yang dia maki. Lo samperin gih, pasti lo tau kan apa yang akan terjadi selanjutnya?" Sambar Fariz yang juga ikut memberitau Alan.
Alan hanya diam, dia masih meperhatikan. Sampai tiba-tiba Sisca menarik cewek itu dan Alan bergegas pergi mengikutinya. Dia tidak mau apa yang di lakukan oleh Sisca sampai berlebihan. Dan itu pasti akan disangkut pautkan dengan dirinya. Alan lebih malas lagi jika harus berurusan dengan Bu Rika, Guru BK yang cerewet nya minta ampun.
"Mau kemana lo?"
Gani bertanya pada Alan, namun Alan sudah lebih dulu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Itu yang harusnya dia lakukan, lo tau kan Gan kalo si Alan ga ngikutin si Sisca apa yang bakalan terjadi?
Gani hanya mengangguk, menyetujui apa yang dilakukan oleh Alan. Benar juga apa yang di ucapkan oleh Fariz.
***
"SERIUS RIN TADI LO DI LABRAK SAMA KAK SISCA??!!! JAWAB GUE RINNN?"Suasana Kamar Chika lengang sejenak, menyisakan suara percakapan film dari Tasya yang sedang menonton Drakor.
"Woii Tasya kecilin volume nya, gue lagi ngomong sama si Erin"
Tasya hanya menatap Chika sekilas, lalu mengangkat kedua jempol nya. Mengisyaratkan "ok".
"Erinnnn, jawab gueee"
"Erinnnnn"
"Woyyyy"
"ALENA CLARINE SIREGAR!!! WOYY! JAWAB GUEEE!"Berkali-kali Chika membujuk Alena untuk cerita kepadanya, namun sia-sia. Jika Alena atau kadang dipanggil oleh teman-teman dekat nya (kecuali Tasya) dengan sebutan Erin itu sedang bermain Game, maka sudah tidak ada harapan untuk mengobrol dengan nya.
Alena sangat suka sekali bermain Game, bahkan dia sering sekali menginap di rumah Chika kalau di wifi di rumah nya dimatikan oleh Bundanya. Di rumah Chika, Alena bisa leluasa bermain Game sepuasnya tanpa takut ada yang memarahinya atau pun kuotanya habis.
"Eriiiin iiih cepetan ceritaaaa gue kepoooo"
Chika mencoba menggoyang-goyangkan pundak Alena, hingga akhirnya Alena mengalah karena jika dibiarkan saja. Alena akan kalah, toh, dia juga sudah menumpang bermain Game di kamarnya Chika. Alena masih tahu diri.
"Iya iyaaa, buset dahhh. Apaan sii Chikadooooot??"
Alena menaruh ponselnya di kasur, membiarkan Chika untuk bertanya sesuka hatinya.
"Nah, dari tadi kek. Oiya lo kok bisa sih di labrak ama Kak Sisca? Gue mau lo jelasin nya secara DETAIL. OKE?"
"Huffftt"
Alena menghela nafas panjang, dia sudah lelah seharian ditanyakan hal seperti ini. Tadi di kelas nya juga sama, dia sudah seperti Artis yang sedang di wawancarai. Mending Artis mah terkenal, dapet uang, lah ini? Di bayar saja tidak. Batin Alena, akhirnya mau tidak mau Alena menjelaskan nya kepada Chika.
Sama seperti tadi saat menjelaskan kepada Tasya, Alena juga menjelaskan mulai dari dia bangun tidur sampai dia tiba di kamar Chika saat ini. Dan respon dari Chika pun sama seperti Tasya.
"Lo mah kebiasaan, kalo cerita bener-bener dari awal bangun tidur. Lain kali gausah ada acara bangun tidur kalo cerita Rin"
"Lah? Lo sendiri kan yang minta dijelasin secara DETAIL? Ko malah gue yang disalahin. Lagian kalo gue ga bangun tidur, ga bakalan ada acara di labrak ini"
Chika menatap ku, sambil berpikir dan mengatakan.
"Iya juga sih ya, bener kata lo"
Tasya hanya tertawa mendengar jawaban dari Chika barusan.
"Lo ngapain ketawa? Hah? Lo masih waras kan Tasya?"
Tasya hanya menjawab nya dengan anggukan sembari tertawa pelan. Alena mengambil segelas jus mangga di atas nakas. Lalu meminum nya.
"Lo kenapa tadi gak sekolah? Enak lo ya bolos mulu, tuh lo di cariin sama si Dimas"
Tasya langsung tertawa mendengar pertanyaan Alena barusan. Dia juga menutup Laptop nya, lalu berkata.
"Iya bener ya Len, lo di cariin sama si Dimas. Dia nanyain lo mulu bosen gue dengernya. Hahahhah"
Chika hanya diam, wajahnya memerah seketika. Dimas adalah seorang cowok yang selalu ribut dengan Chika, jika mereka bertemu sudah seperti Tom and Jerry. Entah apa yang diributkan, tetapi akhir-akhir ini sepertinya kedua nya memiliki perasaan satu sama lain. Setiap kali Alena maupun Tasya menceritakan tentang Dimas, Chika langsung salting.
"Ap.. apan si lo, ngaco deh lo. Sori gue lebih milih Charlie Puth yang udah jelas jodoh gue"
Chika sangat tergila-gila dengan Charlie Puth, dia sering mengaku-ngaku kalau dia adalah jodohnya, calon istrinya dan sebagainya.
"Serah lo deh Chik, awas aja lo sampe jadian sama si Dimas. Gue mau ditraktir nonton plus makan-makan. Bodo TITIK!!"
Tasya sering sekali menggoda Chika, ya jika sudah seperti ini Chika langsung speecless seketika. Alena hanya tertawa dan menikmati snack yang tadi di bawakan oleh Chika.
Tasya langsung di lempar dengan bantal oleh Chika. Tapi Tasya hanya tertawa melihat tingkah teman nya itu. Ya, teman-teman nya memang tidak ada yang waras. Tapi Alena beruntung memiliki teman seperti Tasya dan Chika, mereka saling mengerti satu sama lain.
***
"Assalammualaikum"
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, abis dari mana dek, ko baru pulang?"
Seorang wanita berusia sekitar 39 tahunan yang mengenakan krudung sudah siap mengintrogasi Alena, ya dia adalah Bunda Alena-Lisa.
"Abis dari rumah Chika bunda"
Alena menjawab sembari menyalami bundanya. Bundanya masih memperhatikan Alena, meminta penjelasan lebih.
"Maaf Bun, tadi Erin lupa ga ngabarin. Hape Erin kan ilang. Bunda kan tau"
Aku mengambil apel dari meja makan, dan langsung memakan nya. Bunda tiba-tiba saja memberikan ku sebuah kotak.
"Tadi ada anak laki-laki dateng kesini bawa ini, katanya inu buat kamu"
Alena menaikkan sebelah alisnya, bingung. Siapa anak laki-laki yang Bundanya maksud itu?
"Anak laki-laki? Siapa Bunda?"
"Bunda gak tau, dia langsung pamit pulang setelah ngasih kotak itu. Udah ah Bunda mau lanjut masak lagi. Kamu cepetan ganti baju terus bantuin Bunda"
Alena hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu bergegas menuju kamarnya. Dia membuang Tas nya ke sembarang tempat lalu dia menuju meja belajar untuk membuka kotak yang ada di tangan nya itu.
Alena penasaran apa isi kotaknya, lalu dia membuka kotak tersebut. Dan isinya..
Mata alena membelakak nyaris hampir keluar, dan dia pun berteriak dengan kencang sekali.
-tbc-
Jangan lupa VOTE and COMMENT sesuka kalian ya, terserah dimana aja :p
Salam manis AudiiAr istri sah dan satu satunya Park Chanyeol:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Hiatus)
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI SABTU/MINGGU Aku dan kamu. Sebuah kata yang singkat namun memiliki sejuta makna. Makna yang bisa jadi KITA. Atau bahkan bisa jadi TIDAK. Ini bukan kisah bad boy vs good girl atau pun yang lain nya. Ini kisah yang random. Jadi apa...