5.1 Dear

1.7K 429 36
                                    

Jalanan aspal selebar empat meter tersebut memisahkan rumah-rumah dengan tipe sejenis, beberapa kaki di sampingnya akan berada taman, kemudian disambung lagi dengan perumahan—yang kali ini lebih bervariasi. Laura sudah tak lama menginjakkan kaki di sini, bahkan setelah dua minggu menyelesaikan studinya dan bermalam di Korea, bertandang ke tempatnya tumbuh tidak menjadi opsi hingga hari kemarin. Ya, keluarganya sudah pindah semenjak dua tahun lalu karena Livia, adiknya, mendapatkan kesempatan bersekolah di luar kota—dan anak yang dimanja itu tidak mungkin ditinggal orang tua.

Sebuah embusan napas menyebabkan gumpalan asap melayang di udara musim gugur, sementara tungkai Laura memacu langkah ke sekitar. Ia tidak tahu akan seberapa berbeda rumahnya melihat bahwa terjadi banyak perubahan di sini; bangunan-bangunan di blok I, J, dan K telah mengalami renovasi besar-besaran, warna-warnanya tak lagi didominansi putih; kurcaci-kurcaci lucu di rumahnya sudah tak lengkap, sisa Sneezy, Happy, dan Doc; taman yang dulu menjadi tempatnya bermain kehilangan pohon oak besar, alih-alih sisa batangnya dijadikan meja. Hanya satu yang belum berubah, bangku kayu mereka, masih dengan warna cokelat tua dan lengan besi yang cat hitamnya sudah terkelupas di sana-sini.

Laura membenci kenyataan; bahwa yang tak berubah malah membawanya ke kenangan buruk.

Kalau boleh jujur—sebab gadis tersebut takut dimaki—Kim Taehyung membuatnya menyeleksi calon pasangan terlalu sulit; tidak ada manusia yang sememukau Taehyung tanpa elemen berengsek. Maka setiap kali ada seseorang mendekatinya, pasti lama-kelamaan akan ambil langkah seribu karena Laura tak memberikan respons berarti. Terakhir kali ia berpacaran, hubungannya kandas dalam waktu satu bulan setelah Laura menemukan lelaki tersebut mencumbu manusia lain. Ya, gadis berambut cokelat itu juga tidak mengerti kenapa ia selalu menyukai lelaki yang berengsek. Namun kebodohannya tidak berhenti di situ.

Setiap kali romantismenya dengan orang lain buyar, yang terbayang dalam otaknya bukan kemungkinan lain jika seandainya ia tidak terlalu selektif, tapi bagaimana jika lelaki tersebut adalah Taehyung? Apakah malamnya akan lebih indah atau mungkin bintang-bintang terlihat tak lagi menarik lantaran ada seorang Kim—ah, Laura sudah tak habis pikir dengan dirinya; masih terbayang-bayang cinta pertama yang begitu keji. Sebab kalau mau jujur—kendati berakhir tidak baik—Taehyung yang sebulan itu adalah entitas paling magis dalam hidupnya. Sayang, semua telah usai.

Waktu pemikirannya kembali ke masa kini, ia langsung menjatuhkan pantatnya di ujung sebelah kanan bangku; tidak lagi berniat menjadi Laura yang dulu duduk dengan polos diujung kiri dan menerima obrolan dari orang asing—hampir setiap hari. "Ah, shit, kenapa pula aku harus memikirkannya lagi?"

Tangan miliknya mengacak rambut serampangan, tidak sadar diperhatikan oleh bocah yang lewat. Laura tidak ingin liburan bersama kenangan buruk, ia hanya ingin bernostalgia dan mungkin bersua dengan tetangga yang masih mengenalnya, bukan mengingat kebodohan diri sendiri. Kelopak matanya ditarik turun sembari mengingat rancangan perjalanannya di sini; tidur di penginap kecil di blok J, membeli roti-roti dahulu sebelum pulang, dan esok ia akan bertemu dengan kawan di restoran dekat sini. Ketika ia membuka kelopaknya kembali, ujung matanya dapat menemukan sebuah kotak cokelat dengan pita hitam.

Ibunya pernah bilang untuk tidak membuka barang orang sembarangan, tapi otak yang terlanjur penuh kuriositas itu memerintahkan lengannya untuk mengambil benda tersebut. Tidak ada nama, maupun alamat pemiliknya di bagian luar. Lantas, dengan ide berusaha mengembalikannya ke si pemilik, ia membuka tutup untuk mencari sebuah petunjuk apa pun. Sayang, hanya ada sebuah syal rajutan berwarna merah biru di dalam sana.

Laura kembali menaruh hadiah tersebut, berpikir bahwa mungkin saja pemiliknya akan kembali menjemput ketika sadar bahwa barangnya hilang.

♣️♠️♣️

Okay, ini agak fantasy, jadi udah keliatan 'kan kenapa? hehehe. Next chap bakal dijelasin lebih lanjut kok kalau mungkin kalian masih bertanya-tanya.

XX,

merlotnoir

Oak Tree and The NeighbourhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang