GGG-1

62 9 3
                                    

RECANA terbangun dari tidurnya. Duduk diranjang masih dengan posisi yang sama.

Tangannya mengusap-usap mata setengah terbukanya. Mulutnya juga sesekali terbuka.

Entah mengapa, sekujur tubuhnya terasa nyeri.

Beberapa menit Cana terdiam, sampai terlintas kejadian hampir sehari lalu membuat mata nya terbuka sempurna.

Bukan mimpi?
Gila!

Karena belum begitu percaya, Cana melepas selimut yang menutupinya. Menyisakan celana pendek tidur maroon nya. Benar saja, didengkul dan sekitanya ada luka yang masih basah. Luka karena terjatuh saat berlari kemarin pagi.

Ya, gadis ini memang berlari pagi kemarin. Bukan untuk olahraga ataupun untuk latihan pengambilan nilai besok lusa. Melainkan untuk melarikan diri. Benar, melarikan diri.

Setelah tertangkap basah tidak sengaja memotret lelaki kemarin, dengan kesal bercampur marah lelaki itu bangkit dari duduknya. Karena refleks, Cana berlari dengan rasa malu. Malu jika saja dirinya di cap sebagai penguntit.

Kembali pada waktu sekarang, gadis itu bangkit dari tidurnya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi. Cana tidak mau hanya karena hal memalukan kemarin, Pak Retno memarahinya karena telat.

Namun, tetap saja ada kekhawatiran jika nanti dirinya sampai bertemu kembali dengan laki-laki itu. Dia akan sungguh malu. Selama berjalan, hatinya terus saja berdoa agar tuhan tidak mempertemukan mereka lagi.

...

"Pagi, bi!" sapa Cana pada Bi Nung, pembantu dirumahnya.

"Eh, non Nana. Pagi juga, non. Yuk, sarapan!" jawab Bi Nung semangat, sambil menyodorkan selai dan pisau ditangannya.

Cana menarik kursi disamping tempat Bi Nung duduk. Matanya mengedar, mencari seseorang.

"Lha? Kak Dano mana, Bi? Kok gak keliatan, sih?" tanyanya pada Bi Nung yang sedang menyiapkan sarapan ke piring Cana.

"Den Dano? Katanya tadi dia lagi mau BAB. Sakit perut habis putus sama non Casty."

Mata Cana membulat, terkejut dengan pernyataan Bi Nung barusan. "Apa? Mereka putus?"

Bi Nung mengangguk. membenarkan perkataan Cana. "Iya, katanya sih begitu." lanjut Bi Nung setelah anggukan.

Sukurin lo kak! Gue omongin juga apa, jagan sekali-kali ngehina jomblo. Kena karma kan lo. Hahahaha, the power of jomblo people ini namanya! Hahahaha...

"Non? Non Nana?" sahut Bi Nung sambil mengoyang-goyangkan bahu Cana.

Cana tersadar, sambil menyegir gadis ini menjawab, "Eh, iya Bi?"

"Non kenapa cengar-cengir sendirian? Nghayal? Atau apa? Kayak orang gila aja."

"Eng-enggak kok, Bi. Aku gak mikirin apa-apa, kok." alibi Cana.

Bi Nung hanya geleng-geleng kepala mendengar alibi Cana. Sebenarnya, wanita berumur hampir 50 tahun ini tahu kalau sedari tadi Cana mengejek kakak nya dalam hati. Tapi, Bi Nung tidak ingin jika percakapan mereka membuat Cana terlambat sekolah.

"Nih, makanannya. Bibi mau kedapur dulu, ya. Jangan lupa habisin, Oke?"

"Siap, Bi!"

...

Cana telah sampai disekolahnya. Kini, kaki bersepatu putih itu sedang berjalan dikoridor sekolah.

Cukup banyak penghuni sekolah yang menyapanya. Mengingat gadis ini cukup terkenal disekolah, karena hasil potretnya yang dikagumi disalah satu aplikasi pembagi foto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gara-gara GARA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang