Sweety Enemy[15]

451 31 7
                                    

Liam tertawa sangat keras melihat Alisha mencak mencak di dalam kolam renang.Gadis itu memandangnya dengan sebal.Namun Liam justru bahagia.Ia ingin terus bercanda dan menggoda Alisha.Ia sangat tersiksa jika jauh dengan gadis itu.Entah apa yang akan terjadi pada dirinya jika suatu saat nanti Alisha memilih pria lain atau bahkan sampai menikah dengan pria itu.

Tidak..dia tidak akan sanggup menerima itu semua.Lebih baik dia mengakhiri hidupnya jika ia tak bisa memiliki Alisha.Ia harus berusaha agar Alisha bisa mencintainya.Segala cara akan dia lakukan.Kecuali menyerahkan perusahaannya.Biarlah mereka terus bersaing.Mungkin hanya dengan ini Alisha bisa selalu terhubung dengannya.

Liam berjongkok di depan tangga kolam dan mengulurkan tangannya ke Alisha.

"Ayo kubantu"

Alisha menyipratkan air ke wajahnya"Kau menyebalkan"

"Dan tampan"sahut Liam cepat.Alisha mendesis seraya meraih tangan Liam.Liam menggenggamnya namun tak disangka Alisha malah menariknya dengan kuat.

Byuuurrrr..

Liam tercebur dengan kepala yang terlebih dahulu masuk ke dalam air.Liam terbatuk batuk sampai matanya merah karena air cukup banyak masuk ke dalam hidungnya.

"Kau sudah gila"umpat Liam pada Alisha.Namun ia malah mendengar gelak tawa dari gadis itu.Tawa yang begitu riang.Tawa yang belum pernah di dengarnya.Dan dengan tawa di wajah Alisha membuat gadis itu semakin cantik.

"Aku mengharapkan senyumannya tapi yang kudapat jauh lebih baik lagi.Aku bisa membuat dia tertawa"batin Liam sambil memandangi Alisha yang masih saja tertawa.Alisha berhenti menertawakannya ketika ia berenang menghampiri Alisha.

"Aku suka mendengar tawamu
Teruslah seperti ini"ucap Liam.Alisha seperti terkejut mendengarnya.Ia melongo beberapa saat dan mengerjapkan matanya yang indah itu.

"Aku kedinginan"Alisha berusaha menghindar darinya.Namun Liam mencekal tangan Alisha saat gadis itu akan naik ke tangga kolam.Liam menarik pinggang ramping Alisha ke arahnya hingga tubuh mereka saling menempel.Alisha memegang kedua pundak Liam dengan erat.Mereka saling bertatapan.

"Jangan menghindariku Alisha"ucap Liam seraya menatap Alisha lekat lekat.Gadis di depannya ini semakin mempesona dari hari ke hari.
Alisha mengalihkan pandangannya.

"Liam ada pelayanmu"ucap Alisha.

"Kau berbohong"sahut Liam tak percaya.

"Tuan..."Liam mendengus mendengar panggilan itu.

"Sudah kubilang ada pelayanmu disini"ucap Alisha ikut mendengus.

Liam langsung menoleh ke arah Tracy,pelayannya yang berasal dari Amerika.Tracy memang tak punya siapapun lagi di Amerika.Jadi saat pindah ke Indonesia ia juga membawa Tracy,gadis yang masih berumur 20 tahunan itu.

Tracy sedang berdiri menundukkan kepala dengan membawa handphonenya.Liam heran kenapa ia tak mendengar derap langkah Tracy masuk kesini.

Mungkin cinta sudah membuatnya tuli.

"Ada apa?!"tanya Liam dengan agak membentak.Mengapa harus ada yang menganggunya di momen seperti ini?

"Maaf dari tadi handphone tuan berbunyi.Saya takut jika ada sesuatu yang sangat penting"

"Baiklah..berikan handphonenya"ucap Liam.Tracy mengulurkan handphonenya dengan tangan yang bergetar.Mungkin pelayannya itu ketakutan karena selama ini ia tak pernah membentak siapapun.

Kecuali Sarah tentunya dan Alisha..kadang kadang.

Liam segera mengecek handphonenya.Cukup banyak misscall dari Raymond.Ia langsung menelfonnya.

Kamu akan menyukai ini

          

"Liam..biarkan aku pergi"Alisha berusaha meloloskan diri darinya.Namun tangan kanan Liam terus menahannya.

"Diamlah sebentar Alisha"ucap Liam menunggu nada sambung.

"Halo Mr Raymond apa ada berita yang baik?"ucap Liam mengawali pembicaraan.

"Ke Bali?...Dengan Alisha juga..?"Senyuman Liam melebar seraya memandang Alisha yang justru merengut.

"Oh tentu saja saya setuju.Sangat setuju.Ini akan menjadi perjalanan yang mengasyikkan"Liam menaikturunkan kedua alisnya ke Alisha.Liam lalu menutup telfonnya dan memberikannya kepada Tracy yang masih berdiri seperti patung.

"Akan ku ajak Elia juga"

"Mengapa kau ajak dia?"

"Kau cemburu?..Awhhh"Liam meringis karena tiba-tiba Alisha mencubit pinggangnya.

"Kapan kau bisa serius Liam?!"

Liam mengusap usap pinggangnya"Aku mengajaknya agar Raymond tak kesepian saat kita berduaan disana"

Mata Alisha melotot"Liam!!kau sungguh me..."

Liam langsung mencium bibir Alisha sebelum gadis itu sempat melanjutkan perkataannya.

"Liam!!!!!

Teriakan itu menggema di seluruh ruangan.Alisha mendorongnya agar menjauh.Liam mengumpat.Lagi lagi ada yang mengacaukan moment romantisnya bersama Alisha.Ia menatap Sarah disana.Wanita itu terlihat sangat marah dan siap meledak.

Liam segera naik ke atas.

"Apa yang kau lakukan disini?!"tanya Liam ketus.

Sarah menunjuk nunjuk dada Liam dengan jarinya"Aku yang harusnya bertanya Liam..apa yang sudah kau lakukan tadi dengan gadis itu!Biar aku beri pelajaran dia!"

Liam menarik tangan Sarah cukup kencang lalu mencengkeramnya karena Sarah hendak menghampiri Alisha"Jangan pernah menyentuhnya.Aku sudah pernah memperingatkanmu tentang hal ini Sarah"

Sarah menatapnya tak terima"Apa hubungan mu sebenarnya dengan dia Liam?Mengapa kau lakukan ini padaku?!"

"Sarah jangan bersikap seolah olah aku adalah milikmu.Kau tau dengan sangat jelas bahwa perjodohan kita sudah batal!Tapi kau masih saja berusaha mendekatiku.Aku minta hentikan semua ini sekarang.Jangan pernah mengangguku kehidupan ku lagi!"Liam melepas cengkramannya lalu menghampiri Alisha yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Aku tidak bisa menerima ini Liam!Aku tidak terima!"Sarah terus berteriak.Liam segera membalikkan badannya.

"Sarah cukup!Lebih baik kau pergi dari sini!"Liam menunjuk ke arah pintu supaya mempertegas bahwa Sarah memang harus segera keluar.Namun Sarah malah menghampirinya dan Alisha.

"Aku tidak akan pernah melupakan ini.Kau akan tahu akibatnya karena sudah mengambil Liam dariku!"ancam Sarah.

"Aku tidak mengambil siapapun dari siapapun"balas Alisha.Gadis itu mencoba bersikap tenang.

"Sarah!Kau jangan mencoba mengancam Alisha!Bukan dia yang mencoba mendekatiku.Tapi aku.Aku mencintainya"tegas Liam.Sarah terdiam.

"Tapi aku juga mencintaimu Liam"Ujung mata Sarah berair.Ia langsung menyekanya sebelum air matanya itu jatuh.Sarah melirik Alisha tajam sebelum keluar dari kolam renang.Wanita itu menutup pintu dengan keras sampai kaca jendela bergetar.

"Kau sudah membuatnya sangat marah Liam"

"Hiraukan saja dia"Liam menggenggam tangan Alisha karena gadis itu tampak kedinginan.Liam lalu menggandeng Alisha menuju walk in closet.

"Ada banyak bathrobe wanita disini.Kau bisa pilih sesukamu"Liam membuka pintu dan memperlihatkan bagian dalam ruangan gantinya itu.Alisha segera masuk ke dalamnya.

"Apa semua ini milik Seila?"tanya Alisha sambil membuka wardrobe.Dia lalu mengambil bathrobe berwarna pink pucat.

Liam menyapukan jari jarinya di rak pakaian.Ia menutup matanya sejenak.Ia sangat merindukan kakaknya yang pendiam namun penuh kasih sayang itu.Liam memang sengaja meletakkan semua kenangan tentang Seila di setiap sudut rumah.Ia melakukan itu agar dirinya bisa selalu mengingat Seila.

"Liamm...?"

Liam membuka matanya saat mendengar suara Alisha"Iya semua ini milik Seila"

"Aku tak pernah melihatnya.Dia kemana?"Liam menundukkan kepalanya.

"Liam kau kenapa?"Alisha menghampirinya dan memandangnya dengan mimik bingung.

Liam menghela nafas berat"Dia sudah meninggal"

"Apaa?Astaga maafkan aku.Memangnya mengapa dia bisa meninggal?"Tangan Liam langsung mengepal.Ia memukul rak dengan keras.

"Maaf..aku akan keluar.Silahkan kau ganti baju"Liam lalu keluar dari walk in closet.

Liam mengambil bathrobe miliknya yang tergeletak di kursi dan segera memakainya.Matanya mulai berkaca kaca.Badannya gemetaran ketika mengingat penyebab kematian Seila.

"Liaam..."ia terjingkat kaget saat Alisha menepuk bahunya dari belakang.

"Aku minta maaf jika pertanyaanku tadi sudah menyakitimu.Kau tidak perlu menceritakannya padaku"ucapnya.

Liam menggelengkan kepala"Tidak apa-apa.Maaf sudah membuatmu takut.Kematian Seila membuatku sangat terpukul Alisha"Alisha diam seraya menatapnya.Liam tahu bahwa gadis itu sedang penasaran ingin mendengar ceritanya.

"Akan kuceritakan padamu.Kejadiannya 4 tahun lalu saat keluargaku masih tinggal di Amerika.Malam itu kami tidak tahu Seila pergi kemana.Dan pagi harinya polisi menemukan Seila sudah meninggal dengan luka di kepalanya.."Alisha memekik.Liam berhenti.Ia harus tetap tegar dan tak ingin menangis di hadapan Alisha.

"Mengapa dia bisa ditembak?Apa kalian punya musuh?"

Liam menggeleng"Pelakunya bahkan masih tidak tertangkap Alisha"

"Apa??Bagaimana itu mungkin?Apa tak ada bukti?"

Liam melepas gelang yang dipakainya.Ia menggantungkannya ke udara.

"BF?"ucap Alisha seraya mengerutkan kening.

"Dia memakai ini saat kematiannya.Aku tidak tahu apa maksud inisial ini.Apa itu artinya boyfriend atau nama seseorang.Mungkin itu bisa menjadi petunjuk Alisha.Tapi yang semakin membuat sulit adalah aku bahkan tidak tahu apa dia punya kekasih atau tidak.Tapi aku yakin gelang ini pemberian dari seseorang"

Liam meremas gelang itu.Ia takkan tenang selama pembunuh Seila masih berkeliaran.Dia harus bisa menemukan siapa itu BF.

"Bagaimana kau bisa menemukannya?Inisial BF bisa siapa saja Liam.Bisa Benjamin Franklin..Bobby Fransisco.. Bry...."Alisha langsung menghentikan ucapannya.

"Ada apa?"tanya Liam.Liam semakin heran karena ekspresi Alisha berubah tegang.

••••••••

To be continued

Who's BF??

Leave yor vote and comment

Thank u 😘

Sweety EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang