Liam tertawa sangat keras melihat Alisha mencak mencak di dalam kolam renang.Gadis itu memandangnya dengan sebal.Namun Liam justru bahagia.Ia ingin terus bercanda dan menggoda Alisha.Ia sangat tersiksa jika jauh dengan gadis itu.Entah apa yang akan terjadi pada dirinya jika suatu saat nanti Alisha memilih pria lain atau bahkan sampai menikah dengan pria itu.
Tidak..dia tidak akan sanggup menerima itu semua.Lebih baik dia mengakhiri hidupnya jika ia tak bisa memiliki Alisha.Ia harus berusaha agar Alisha bisa mencintainya.Segala cara akan dia lakukan.Kecuali menyerahkan perusahaannya.Biarlah mereka terus bersaing.Mungkin hanya dengan ini Alisha bisa selalu terhubung dengannya.
Liam berjongkok di depan tangga kolam dan mengulurkan tangannya ke Alisha.
"Ayo kubantu"
Alisha menyipratkan air ke wajahnya"Kau menyebalkan"
"Dan tampan"sahut Liam cepat.Alisha mendesis seraya meraih tangan Liam.Liam menggenggamnya namun tak disangka Alisha malah menariknya dengan kuat.
Byuuurrrr..
Liam tercebur dengan kepala yang terlebih dahulu masuk ke dalam air.Liam terbatuk batuk sampai matanya merah karena air cukup banyak masuk ke dalam hidungnya.
"Kau sudah gila"umpat Liam pada Alisha.Namun ia malah mendengar gelak tawa dari gadis itu.Tawa yang begitu riang.Tawa yang belum pernah di dengarnya.Dan dengan tawa di wajah Alisha membuat gadis itu semakin cantik.
"Aku mengharapkan senyumannya tapi yang kudapat jauh lebih baik lagi.Aku bisa membuat dia tertawa"batin Liam sambil memandangi Alisha yang masih saja tertawa.Alisha berhenti menertawakannya ketika ia berenang menghampiri Alisha.
"Aku suka mendengar tawamu
Teruslah seperti ini"ucap Liam.Alisha seperti terkejut mendengarnya.Ia melongo beberapa saat dan mengerjapkan matanya yang indah itu."Aku kedinginan"Alisha berusaha menghindar darinya.Namun Liam mencekal tangan Alisha saat gadis itu akan naik ke tangga kolam.Liam menarik pinggang ramping Alisha ke arahnya hingga tubuh mereka saling menempel.Alisha memegang kedua pundak Liam dengan erat.Mereka saling bertatapan.
"Jangan menghindariku Alisha"ucap Liam seraya menatap Alisha lekat lekat.Gadis di depannya ini semakin mempesona dari hari ke hari.
Alisha mengalihkan pandangannya."Liam ada pelayanmu"ucap Alisha.
"Kau berbohong"sahut Liam tak percaya.
"Tuan..."Liam mendengus mendengar panggilan itu.
"Sudah kubilang ada pelayanmu disini"ucap Alisha ikut mendengus.
Liam langsung menoleh ke arah Tracy,pelayannya yang berasal dari Amerika.Tracy memang tak punya siapapun lagi di Amerika.Jadi saat pindah ke Indonesia ia juga membawa Tracy,gadis yang masih berumur 20 tahunan itu.
Tracy sedang berdiri menundukkan kepala dengan membawa handphonenya.Liam heran kenapa ia tak mendengar derap langkah Tracy masuk kesini.
Mungkin cinta sudah membuatnya tuli.
"Ada apa?!"tanya Liam dengan agak membentak.Mengapa harus ada yang menganggunya di momen seperti ini?
"Maaf dari tadi handphone tuan berbunyi.Saya takut jika ada sesuatu yang sangat penting"
"Baiklah..berikan handphonenya"ucap Liam.Tracy mengulurkan handphonenya dengan tangan yang bergetar.Mungkin pelayannya itu ketakutan karena selama ini ia tak pernah membentak siapapun.
Kecuali Sarah tentunya dan Alisha..kadang kadang.
Liam segera mengecek handphonenya.Cukup banyak misscall dari Raymond.Ia langsung menelfonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweety Enemy
RomanceWarning 18+ Liam dan Alisha adalah CEO muda yang sukses.Mereka menjadi rival yang saling terjebak diantara cinta.Dan mereka harus memilih antara perasaan atau pekerjaan. Bagaimana cara mereka menghadapi dan menyelesaikan masalah itu?