NB : Cerita akan dihapus 3 chapter terakhir setelah tamat.
********
Bibir Jean tersimpul senyum ketika melihat satu anak kecil tengah asik sendiri bermain pasir, seakan tidak terganggu dengan lingkungan sekitarnya anak kecil itu tenang berkreasi membentuk tumpukan-tumpukan pasir menjulang hingga tinggi. Sedari tadi, Jean sendiri lebih menikmati penampakan anak kecil dengan gaya rambutnya yang diikat itu, rasanya setelah habis dihantam oleh ombak pantai dia tetap melanjutkan kreasi pasirnya.
Jean hampir tidak tersadar sejak sejam tadi, dia juga hanya duduk santai diatas pasir seraya menikmati desau angin sore. Anak kecil itu juga menjadi salah satu objek penampakan penghilatannya, rasanya dia juga menikmati sekali kesibukan anak itu meski dalam jarak yang jauh sekalipun.
Hamparan pantai yang luas sejak tadi terdengar riuh dengan ombak-ombaknya yang saling mengejar, itu terlihat begitu alami apalagi ketika kakinya tidak sengaja terkena air ombak. Selama hampir seumur hidupnya, Jean belum pernah sama sekali menikmati wisata pantai seperti sekarang ini. Meski tidak bisa dibohongi, sesekali air matanya masih terjatuh tanpa disadarinya.
Orang-orang tengah sibuk dengan aktivitas bermainnya, seharusnya memang Jean mengajak Sherly untuk menemaninya ketempat ini jadi dia sendiri juga akan punya kesibukan bersama temannya itu.
Entah apa yang sedang ada dalam pikirannya, saat ini Jean hanya ingin menikmati hamparan pantai itu. Sepertinya dia benar-benar akan menetap dinegara ini, karena memang dia tidak punya alasan yang kuat untuk kembali ke Indonesia. Semalam, dia sudah mengambari Reni tentang sumbangan dana yang sejak kemarin direncanakannya untuk panti asuhan, dia akhirnya berhasil mengumpulkannya meski dalam jumlah yang tidak besar.
Sesaat kemudian, tiba-tiba saja Jean terkejut ketika mendengar tangisan anak tadi yang sudah pecah. Jean kemudian bergegas mendekati anak itu dan mensejajarkan posisinya dengan anak itu.
"What happens with your sand?" tanya Jean dalam berbahasa inggris.
Anak itu menoleh menatap Jean sebentar lalu dia tetap melanjutkan tangisnya lebih pelan kali ini, tangannya tengah sibuk memasukkan kembali pasir-pasir itu kedalam ember kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Undefined Love [COMPLETED]
RomanceLENGKAP Tidak ada perasaan yang benar-benar tumbuh tanpa sebuah pertemuan, sekalipun kita meyakininya sepenuh hati. Tanpa kita ketahui sebuah keyakinan yang dinamakan cinta itu prosesnya begitu panjang, rumit, sulit untuk diterangkan dengan kata-ka...