138

5.4K 451 64
                                    

Taman
⚘⚘⚘

" Uhmm.. Jadi kamu mau bicara apa Al?" ucap Gavin setelah lama terdiam, menatap Aluna yang terdiam di sampingnya.

Aluna tak lupa menghembuskan nafas berat setelah menarik nafas dalam-dalam. Ia, biar tetep hidup lah. Kalau gak dikeluarin nanti dia pingsan. Bisa repot kalo Aluna pingsan sebelum nyampaiin pesannya pada Gavin.

Yang ada Aluna nantinya malah nunda waktu terus. Tau sendiri kan? Aluna tuh orang nya pemalu. Bahkan banyak yang ngira dia itu cuek bahkan gak peduli.

Padahal mah sembilan puluh sembilan koma sembilan puluh sembilan persen mah nggak sama sekali. Dia cuma pemalu dan introvert. Itu aja.

Dia peduli kok. Dia perhatian. Sayang, dia simpan dalam hati karena malu mengungkapkan apa yang dirasakannya. Bingung mau ngungkapinnya gimana. Semacam udah pengen ngomong tapi kata-katanya cuma sampe diujung lidah doang dan susah dikeluarin dari mulut. Paham kan? Nggak paham baca ulang dari awal :v

" Aku udah tau semuanya," ucap Alena pada akhirnya sambil memandang Gavin dengan senyuman yang Ia paksakan.

Sakit? Iya. Gimana sih rasanya seorang pacar yang tak tau apa-apa tentang pacarnya yang lain bahkan hingga hubungan mereka berakhir masih tetap dirahasiakan.

Kecewa? Iya. Tapi Aluna bisa apa. Aluna juga nggak bisa memarahi Gavin saat ini. Karena balik lagi, Aluna tuh flat shoes saat ini. F.L.A.T. S.H.O.E.S yang nggak punya HAK 👠.

Sedih? Pasti. Aluna pernah punya rasa untuk Gavin. Ralat. Rasa itu masih ada hingga hari ini. Tapi, dia harus bisa tetep senyum di depan Gavin. Aluna nggak pengen Gavin kepikiran dirinya. Sama seperti Aluna kepikiran Gavin. Karena rasanya itu menyakitkan.

Seperti saat ini, Jarak duduk Aluna dengan Gavin memang dekat. Ia dan Gavin pun saling sapa. Namun, meski jarak dekat pun seolah dihujam pisau karena hanya bisa melihat namun tak bisa memiliki. Semacam cinta dalam diam. Ugh. Mungkin ini takdir Alena untuk selalu mencintai seseorang dalam diam dari dulu hingga sekarang.

" T---tau apa Al?" Tanya Gavin membasahi bibirnya, gugup. Otaknya sejak tadi berpikir keras apa yang membuat gadis yang masih menjadi ratu di hati nya ini ingin katakan dengan wajah yang penuh pikiran sejak tadi dan dengan raut serius.

" Kamu---" ucapan Aluna terhenti.

Gadis itu tersadar di detik-detik terakhir bahwa Ia tak seharusnya mengatakan, " Kamu di suruh orang tua kamu untuk putusin aku ya,". Karena pada kenyataannya saat ini Aluna hanya tergesa-gesa ingin mendengar penjelasan Gavin. Gadis itu---lupa untuk menyiapkan hatinya akan rasa sakit saat mendengar penjelasan Gavin.

Bagaimana tidak? Bayangkan saja kalian ada di posisi Aluna. Orang tua pacar kalian menyuruh pacar kalian untuk memutuskan kalian. Yah, meski itu untuk kepentingan masa depan anak mereka.

Tapi tetap saja, poin di sini, apa kalian mengerti bagaimana rasanya di posisi Aluna yang harus dengan iklhas menerima itu semua karena Ia percaya, orang tua Gavin tau apa yang terbaik untuk masa depan orang yang Ia sayangi. Meski itu bisa terbilang cukup menyakitkan karena mungkin Aluna membawa pwngaruh buruk untuk Gavin atau Ia tak cukup baik untuk lelaki itu maka dari itu orang tua Gavin menyuruh Ia memutuskan Aluna.

" Kamu? Kamu apa Al?" Tanya Gavin sambil mengulang ucapan Aluna yang terhenti.

" Oh nggak... Maaf ya, aku kayak lupa kalau hari ini musti pulang cepet. Dah" ucap Aluna sambil bangki berdiri.

" Tunggu," Gavin memegang lengan Aluna. Menghentikan pergerakan gadis tersebut.

" Jangan pergi dulu. Kamu tadi bilang udah tau semuanya kan? Tau tentang apa?" Tanya Gavin sambil menarik tangan Aluna agar duduk kembali.

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang