10.Dia Kembali Manis

2.3K 196 6
                                    

Sampai dirumah, ternyata keadaan rumah masih sama seperti saat aku pergi. Lampu masih belum menyala, satu bukti kalau Aksa belum pulang kerumah.

Aku masuk ke dalam tanpa menyalahkan lampu. Sengaja, agar Aksa tau kalau aku tidak menunggu nya.

Aku memutuskan untuk tidur di kamar Al. Karena aku masih belum siap jika harus bertemu dan kembali berdebat dengan Aksa.

***

Aku merasakan sentuhan di pipiku. Aku mulai mengumpulkan kesadaran tapi tak langsung membuka mata.

"Maafin aku Yank, ini pasti sakit. Aku khilaf Yank, aku takut kamu ninggalin aku. Maafin aku.. jangan pernah pergi ya Yank, Aku cinta kamu."

Aku sangat hafal suara ini, suara suamiku yang sudah menemaniku beberapa tahun ini. Ia terus saja mengusap pipiku, dann aku tetap menutup mata berpura-pura tidur. Sampai aku merasa di mendekatkan wajahnya, mungkin ia ingin menciumku. Aku langsung bereaksi dengan berbalik dan memunggungi nya.

Dia masih terus menunduk, bahkan sekarang dia menaruh wajahnya di atas lenganku.

"Al mana Yank? Kok gak ada?"

Aku masih berpura-pura tidur. Sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan-nya.

"Aku tau kamu gak tidur." ucapnya, sambil mengusap rambutku.

"........"

"Sampai kapan kamu mau diam aja? Aku tau kamu gak tidur Yank."

Aku menghembuskan nafas lelah. Akhirnya aku membuka mata, memilih mengakhiri diriku sebagai pengecut.

Ia langsung naik dan duduk disisi lain kasur ini saat tau mataku sudah terbuka.

"Al dimana ?"

"Kenapa? Tumben nanyain Al, biasanya juga gak pernah."

"Aku lagi gak mau berantem Yank, aku tanya baik-baik, Al dimana?"

"Al nginep."

"Nginep dimana? Tumben kamu kasih izin Al nginep gitu."

"Al nginep dirumah ibu. Ibu katanya kangen, niatnya juga aku mau ikut nginep. Tapi gak jadi!"

"Gak boleh! Kamu gak boleh nginep di tempat Damar. Kalo kamu sampai nginep aku bakal jemput kamu. Gak peduli malem juga."

"Makanya itu aku gak jadi nginep! Males bikin drama gak jelas malem-malem."

"Kok drama sih Yank? Aku cuma gak suka kamu sama Damar. Deketnya kalian itu gak wajar. Kalian kan bukan sodara."

"Kami emang bukan sodara. Tapi mas Damar udah kayak kakak aku sendiri. Keluarga dia yang bantu aku saat orang tua aku meninggal. Kamu pasti tau kan gimana rasanya di tinggal orang tua?"

"Iya Yank, aku ngerti. Cuma aku gak suka kalian terlalu deket. Aku cemburu Yank."

"Cihhh.. posesif," cibirku pelan.

"Aku begini karena aku cinta kamu."

"Iya aku percaya! Udah sana balik ke kamar, aku mau tidur!"

"Kamu gak mau temenin aku? Temenin aku ya, gak enak tidur sendirian Yank."

"Enggak! Aku lagi pengen tidur dikamar Al."

This Time ✔ (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang