🌌🎑Part 7 : Realized pt. 2🌌

44 6 0
                                    


"Bukan. Saya tidak mengenalnya." jawab Halimah. dr. Qin Fen mengangguk, namun kemudian wajahnya terlihat bingung.

"Baiklah kalau begitu, saya harus ke luar ruangan anda dulu. Saya harus beritahu dr. Chengxiao untuk merawat anda. Sekalian ke ruang pasien yang bernama Chen Linong." kata dr. Qin Fen. "Permisi." Lalu ia pun pergi.

Seusai dr. Qin Fen memberitahu dr. Chengxiao serta Perawat Wu Qian, ia pun segera masuk ke ruangan Chen Linong. "Permisi." katanya. Dilihatnya semua sisi ruangan. "Apakah polisi tadi sudah pergi?"

"Iya." jawab Linong.

"Sudah lama?" tanyanya lagi.

"Tidak, baru beberapa menit yang lalu."

"Oh baiklah, kalau begitu saya permisi." katanya. Belum sempat berbalik, ia ingat sesuatu, "Oiya, Perawat Wu Qian akan datang ke sini sebentar lagi. Dia akan merawat anda."

"Xie xie ni (terima kasih) " kata Linong.

Dan setelah itu, dr. Qin Fen pun bersegera menuju ke arah lobi. Atau lebih tepatnya, ke halaman depan rumah sakit. Ia berlari mencari Letnan Qian Zhenghao. Sampai akhirnya ia berlari ke garasi bawah tanah, dia menemukan Sang Letnan.

"Qingwen (permisi) " ujar dr. Qin Fen dengan nafas ngos-ngosan. Tidak teratur. "Oh maaf, aku harus bernafas dulu." katanya. Letnan Qian Zhenghao dan Letnan Ding Zeren pun tertawa kecil. Sebenarnya, dr. Qin Fen itu lucu.

Setelah nafasnya mulai teratur, akhirnya ia bicara. "Apa kau sudah menemukan informasi tentang Chen Linong? Kau sudah menghubungi keluarganya?"

Letnan Qian Zhenghao terlihat bingung untuk menjelaskannya. "Sebenarnya, tadi ponselnya berbunyi. Lalu aku angkat telpon dari seseorang itu. Di layar tertera nama Justin. Namun setelah aku menyebut namaku, orang dalam sambungan telepon itu tertawa. Lalu tak lama kemudian, sambungan telponnya mati."

"Lalu, apa kau tidak menghubunginya balik?" tanya dr. Qin Fen dan Letnan Qian Zhenghao menggeleng. "Ponsel pemuda itu kehabisan battery, low batt. Dan akhirnya mati. Letnan Ding Zeren sudah berusaha melakukan charging tapi ternyata tidak bisa." Katanya.

"Ya, jadi kami rasa lebih baik kami kembalikan saja ponselnya." ujar Letnan Ding Zeren menambahkan.

Di situ, dr. Qin Fen terlihat frustasi. Ia memegang dahinya sampai poni-nya terangkat. Sedang tangannya yang lain sedang berkacak pinggang. Ia bingung harus menghubungi keluarga pasien dengan apa. Karena ia tidak punya informasi apapun. Pusing, batinnya.

Namun saat itu sesegera mungkin Letnan Ding Zeren berbicara lagi. Ingin memberitahu informasi. "Aku pernah melihatnya di tv. Adikku sangat menyukainya. Adikku adalah salah satu penggemarnya. Dan sepertinya dia baru saja pulang dari konser orang itu beberapa jam yang lalu."

"Orang itu.. Chen Linong?" tanya dr. Qin Fen.

"Iya." jawab Letnan Ding Zeren. "Dia adalah member boygrup bernama Nine Percent."

"Kalau begitu akan lebih mudah mendapatkan informasinya." dr. Qin Fen sudah tidak terlalu frustasi lagi. "Baiklah. Kalau begitu, terima kasih." katanya, lalu pergi.

Kedua polisi itu mengangguk lalu bilang, "Zaijian (sampai jumpa) "

dr. Qin Fen hanya menanggapinya dengan mengangkat sebelah tangannya sambil berlari. Semalaman ini dia tidak tidur, tapi ia masih saja kuat untuk banyak bergerak. Belum lagi dengan kakinya yang panjang, itu benar-benar membuatnya semakin mudah untuk berlari lebih cepat.

Ketika ia sampai di ruangan Chen Linong, ia lihat Chen Linong sedang tidur. Ia ingin membangunkan anak itu, tapi ia tidak tega. Karena pasti badan anak itu masih sakit. Dan di situ Perawat Wu Qian sudah tidak ada. Mungkin perawat itu pergi mengurusi pasien lain, selama Linong beristirahat. Namun apalah daya, pihak rumah sakit harus segera menghubungi keluarga pasien. Jadi, ia nekat membangunkan Chen Linong.

"Permisi, saudara Chen Linong." katanya. "Apa anda benar-benar tidur?"

Tak lama kemudian Linong membuka matanya. "Tidak, aku hanya merasa sakit." jawabnya.

"Okay. Jadi begini, kami sebagai pihak rumah sakit harus segera menghubungi keluarga setiap pasien kami. Dan tentunya juga anda."

"Ponselku mati." kata Linong.

"Iya, saya sudah tahu. Sekarang, saya hanya harus menghubungi keluarga anda." Katanya. "Bisa anda sebutkan nomor ponselnya?"

"Iya." Dan setelah itu Linong menyebutkannya angka demi angka.

"Okay, thank you. Setelah ini pihak rumah sakit akan memberitahu keluarga anda." Kata dr. Qin Fen, sembari menyimpan nomor ponsel ibunda Linong. Lalu, ia pun pergi ke luar ruangan. "Permisi." katanya. Tentunya dia pergi ke tempat reseptionist. Menyuruh Perawat Meng Zhiyi untuk menghubungi keluarga pasien.

~~~~~~~~~~~~~~~~••
Then, how about Halimah?

dr. Chengxiao sedang memeriksa kondisi Halimah dengan stetoskop yang sejak tadi mengalung di lehernya. Harum semerbak bunga, dr. Chengxiao memang terkenal cantik dan wangi. Rambut panjangnya menjuntai panjang hingga tiga perempat dari punggung. Warna rambut gold brown itu sangat indah saat tangan kirinya menyapu beberapa helai ke belakang. Bagai terkibas angin, rambutnya ringan dan lembut saat ia mencoba memiringkan kepalanya. Cantik, cantik, cantik. Mungkin hanya itu yang bisa dikatakan oleh orang yang melihatnya.

"Boleh saya bertanya?" tanya dr. Chengxiao. Lantas, Halimah mengangguk. "Bisa anda jelaskan bagaimana kronologisnya anda terluka?"

"Aku tidak sengaja berlari ke tengah jalan, setelah itu aku terserempet mobil."

"Dahi anda terluka." ujar Sang Dokter. "Apakah anda merasa pusing?"

"Iya." jawab Halimah.

"Anda perlu beristirahat, apa anda ingin makan?" tanya dr. Chengxiao dan Halimah hanya diam. Dia bingung. Sedang dr. Chengxiao pun tersenyum melihat itu. "Seharusnya saya tidak usah bertanya, karena anda memang harus makan." katanya. Cantik, lagi. "Saya harus beritahu Perawat Zifeng untuk ke sini secepatnya. Jadi, saya harus ke luar ruangan dulu. Permisi." katanya, lalu pergi.

Ralat, di ranjang Halimah tercantum nama Zhang Meirong. Ya, itu adalah nama chinesse-nya. Dia adalah salah satu wanita yang bermarga Zhang. Dan makna dari namanya itu adalah Wanita yang sangat cantik. Tak heran jika dr. Qin Fen tadi sempat terpesona padanya. Dan mungkin jika Linong tahu bagaimana wajah Halimah, ia pasti benar-benar merasa bangga karena wanita ini adalah sosok bidadari yang akan mencintainya suatu saat nanti.

~~~~~~••~~~~~~
Hari yang kelam untuk cinta yang indah
~~~~~~••~~~~~~

••To Be Continued••


A/N:
Qin Fen jadi dokter 😍. Jadi lebih dewasa, menawan dalam khayalan. Omejiiw 😗
Keep enjoy ya gengs bacanya. Bentar lagi gombal-gombalnya Linong bakalan speak out! ❤❤❤❤❤
Aw jadi cinta 😂 deh ama Nongnong❤

 Bentar lagi gombal-gombalnya Linong bakalan speak out! ❤❤❤❤❤Aw jadi cinta 😂 deh ama Nongnong❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALL DAY WITH YOU || Chen Linong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang