Bel pulang sekolah berbunyi.
Nathan segera bergegas menuju rooftop.
Devan dan kawan - kawannya sudah berada di rooftop sebelum bel pulang berbunyi.Setelah sampai di rooftop, Nathan menghampiri Devan.
"Gua ada perlu sama Devan, lo semua cabut duluan aja" Ucap Nathan membuat teman - temannya pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ada apa Nath? Tumben amat?" Tanya Devan heran.
"Gua tau semua rencana busuk lo, lo cuma jadiin Caitlin pelampiasan doang kan?" Tanya Nathan dengan nada tinggi.
"Lo kan tau gua masih belum bisa lupain Regina, wajar kalo gua cari pelampiasan" Kata Devan sambil sedikit tertawa.
"Lo denger baik - baik, Caitlin itu cewek baik! Lo gak pantes nyakitin dia! Sekali lo berani bikin dia nangis, lo berurusan sama gua!"
Nada Nathan semakin meninggi. Emosinya tidak bisa dikontrol."Apa urusannya sama lo?! Emang lo siapa dia?! Lo naksir sama dia?! Ini urusan gua! Lo gak usah ikut campur!" Devan menjawab dengan nada yang lebih tinggi.
"Iya gua naksir! Dan gua gak rela Caitlin disakitin sama cowok kayak lo!" Nathan menarik kerah seragam Devan.
"Ngaca Nath! Lo juga bejat! Banyak cewek yang lo sakitin!" Balas Devan sambil mendorong bahu Nathan.
"Setidaknya gua gak pernah jadiin cewek sebagai pelampiasan!" Ucap Nathan dan berlalu meninggalkan Devan.
Nathan berjalan menuju parkiran. Ia masih tidak bisa mengontrol emosinya.
Tiba - tiba ia melihat Caitlin yang sedang duduk bersama Abel, salah satu teman sekelas mereka.
Ia langsung berjalan menghampiri Caitlin dan Abel."Boleh gua duduk?" Tanya Nathan.
"Anjir Nathan" Ucap Abel perlahan.
"Duduk aja Nath" Jawab Caitlin.
Nathan lalu menduduki kursi kosong dekat Caitlin.
"Lo berdua kenapa belum balik?" Tanya Nathan lagi.
"Mobil gua kempes" Jawab Caitlin.
"Hmm itu, anu, gua bareng Cait" Jawab Abel terbata-bata.
Abel termasuk siswi yang mengagumi Nathan. Entah kenapa walaupun ia sekelas dengan Nathan, tapi ia sangat gerogi jika diajak berbicara oleh Nathan.
"Yaelah Bel, santai aja kali, kaga usah gagap gitu hahaha" Ujar Nathan sambil tertawa kecil. "Bel lo bisa pulang sendiri kan?" Tanyanya.
"Eh? Bisa Nath, kenapa emang?" Abel malah bertanya balik, padahal seharusnya Abel peka jika Nathan ingin mengantar Caitlin pulang.
"Lo balik duluan aja, keburu malem, ini udah jam setengah 6, gak baik cewek pulang malem" Kata Nathan.
"Lah terus Caitlin?" Tanya Abel lagi.
Nathan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung, apakah Abel memang tidak peka atau memang pura pura tidak peka.
"Caitlin biar sama gua aja" Jawab Nathan sambil tersenyum.
"Hah?" Caitlin bingung, kenapa Nathan mengajaknya pulang bersama? "Lo pulang duluan aja Nath, biar gua sama Abel, gak usah repot repot" lanjutnya.
"Gak repot Cait, udah lo sama gua, biar Abel pulang sendiri, gak apa-apa kan Bel?" Tanya Nathan sambil mengedipkan matanya.
"Astagfirullah ngefly nih gua dikedipin" Gumam Abel "Iya gua pulang sendiri aja gak apa-apa, udah sore lagian, gua duluan ya! Bye Cait" Pamit Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
Teen Fiction"Gua takut sakit hati." -Caitlin. "Sakit hatinya kan udah waktu dulu sama dia, nah sekarang saatnya lo bahagia sama gua." -Nathan. P.s : ada beberapa part yang diprivate, jadi kalian harus follow untuk baca part yang diprivate. Thankyou❤️