Sore ini waktu berjalan begitu cepat. Lebih cepat secepat Tenri mengatakan bahwa aku bukan sahabat nya lagi. Tenri masih saja ada dalam ingatan ku. Aku ingin sekali mencurahkan isi hatiku kepada Tenri lagi. Tenri ada di kelas olahraga, aku harus menemui nya. Tapi untuk apa?. Tenri saja tidak menunggu kehadiran ku.
Tetap saja, walau hati ku tau Tenri tak mau menerima ku lagi sebagai sahabat nya, langkah ku tetap berjalan menuju kelas nya. Sejenak aku hanya ingin melihat dia bersama teman baru nya.
Ditengah jalan, aku bertemu dengan Bryan yang baru saja nongkrong di kantin. Ia menyapa ku dengan senyuman hangat nya.
"Kanella!!". Ucap Bryan dengan melambaikan tangannya padaku.
"Bryan?!. Kamu ngapain?".
"Biasa abis nongkrong..".
Memang nya tidak ada hal lain selain nongkrong ya?. Atau mungkin memang itu pekerjaan orang hitz?. Fans dimana-mana terutama Bryan, lelaki tertampan di sekolah dan kaya raya. Namun aku tak pernah mendengar kalau ia mendapatkan segudang prestasi."Kamu mau kemana?". Lanjut pertanyaan Bryan padaku.
"Mau ke Tenri."
"Mau aku antar?." . Pertanyaan itu membuat aku tertunduk malu dengan pipi yang merona merah. Baru pertama ini ada seorang lelaki yang mengajak aku jalan bareng. "Baiklah." Dan mulut ku meng-iyakan ajakan Bryan.
Aku dan Bryan sudah lumayan dekat beberapa bulan ini. Ya,pastinya sejak awal aku bertemu dengan Bryan.
Saat berjalan ke kelas Tenri, Bryan selalu memandangi wajah ku. Dia memandang ku dengan sedikit mengangkat sebelah alisnya dan mengangkat sudut bibirnya. Serasa ada yang aneh dalam dirinya. Namun perasaan Cinta ku tak melarutkan nya terlalu lama. Karena rasa nyaman dalam diriku sudah ada."Kamu punya pacar?." . Nada singkat Bryan membuat aku terguncang.
"Ee-enggak. Bagaimana mungkin?mereka saja menganggap ku aneh.""Aku suka kamu.". Kata-kata indah yang sudah lama aku nantikan dalam mulut Bryan akhirnya terlontar kan. Aku telah lama menunggu hal ini.
"Kamu mau jadi pacar aku?." Tanya nya sambil beralih posisi berada tepat di depan mataku.
"Tenang, hubungan kita tidak akan aneh-aneh. Dan aku tak akan mengganggu pelajaran mu." Jaminan yang Bryan beri membuat ku semakin yakin padanya. Sekilas Bryan berhasil membuat luluh hatiku , dan membuat ku tak berpikir panjang untuk menerima nya.
"Iya aku mau." Balas ku.
"Yess!! Terimakasih Kanella."
Bryan kemudian menggenggam tanganku , yang tak pernah sekalipun di genggam lelaki lain selain Ayah ku.Ayah adalah sesosok orang yang tangguh. Dia adalah cinta pertama ku, cinta pertama Putri nya. Ayah selalu berpesan padaku "Jangan cintai orang lain, sebelum Ayah mu ini membahagiakan mu." . Nasihat itu masih berlaku padaku, meskipun sudah ke-dua tahunnya Ayah ku meninggalkan aku bersama ibu.
Ayah pernah bercerita padaku tentang ibu. Sifatnya sama seperti ku. Ibu seorang yang pendiam dan pemalu. Ibu juga pintar seperti ku, itu adalah alasan Ayah memilih ibu dalam hidupnya. Meskipun dalam hal fisik atau kecantikan ibu tertinggal jauh oleh wanita lainnya yang pernah Ayah kenal dulu. Ayah pun seorang yang setia, bila ibu sakit ayah selalu perhatian pada ibu. Aku tak bisa menahan tangis saat kepergian ayah. Apalagi ibu , sudah lebih belasan tahun ayah dan ibu bersama dan ayah harus pergi lebih dulu meninggalkan ibu. Bekas bekas kenangan yang pernah Ayah berikan pada ibu, membuat ibu tak jarang aku temui menangis di dalam kamar nya sambil memeluk album foto pernikahan mereka berdua dulu.
Aku harap, Bryan adalah sesosok lelaki yang sama seperti Ayah. Yang ingin selalu melindungi ku hingga titik terakhir. Aku ingin seperti ibu yang bahagia mendapatkan cinta dari seorang lelaki yang benar-benar tulus. Yang dapat menerima keanehan yang aku punya. Aku ingin memiliki lelaki seperti Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 ORIGAMI
Teen FictionJangan melakukan sesuatu untuk di cintai orang, biarlah mereka belajar mencintai kita. -Daga Keanehan itu bukan pembatas untuk ingin lebih baik. Kamu itu istimewa. Aneh itu istimewa, karena yang aneh lain dari yang lain. -Kocu Aku aneh, tapi kata...