tujuh.

49 7 0
                                    

Saat sampai di rumah betapa khawatirnya Tya dan Galih melihat putri kesayangannya yang tangannya di perban.

"ada apa ini?" tanya Galih yang melihat bagian tangan Nara terbalut perban.

"jatoh dia" ujar Gavin, meletak kan kunci mobil dan berlalu pergi, pria itu tetap saja dingin.

Nara hanya mengangguk membenarkan ucapan abangnya itu.

"Jatoh? Kamu tidak apa apa sayang?" tanya Tya khawatir

"Nara ngga pa-pa mahh, mamah jangan khawatir" ujar Nara

"Gavin tunggu" ujar Galih pada Gavin yang mulai menaiki anak tangga

Gavin diam tanpa menoleh.

"kenapa adik kamu bisa jatoh?" tanya Galih

"tanya aja sama dia, yang ngalamin kan dia" ujar Gavin tanpa melihat Galih, sangat tidak sopan

"kalau ada yang ngajak ngomong liat mukanya" ujar Galih

Gavin berbalik dan mengucapkan kata kata yang sama, setelah itu berlalu pergi ke kamarnya untuk segera mandi, karna gavin tidak betah dengan keringat yang keluar dari tubuhnya.

"anak itu benar benar membuat naik darah" ujar Galih geram

"sudahlah pah, biarin aja anak itu, mungkin dia masih belum bisa buat terbuka sama kita" ujar Tya

"Mah, pah Nara ke kamar ya" ujar Nara

"bentar, kamu harus cerita kenapa kamu bisa jatuh" ujar Galih

"sambil duduk yuk mah pah" ujar Nara

"jadi tadi, pas Nara nunggu angkot tiba tiba ada preman yang ganggu Nara, Nara ngelawan kan, trus Nara lari tapi Nara ngga liat kalau ada batu di depan Nara dan akhirnya Nara jatuh, dan siku Nara berdarah, tau ngga mah pah, tiba tiba bang Gavin dateng dan ngehabisin preman itu, trus bang Gavin khawatir sama Nara, padahal saat itu bang gavin juga terluka, trus bang Gavin bawa Nara ke Rumah Sakit" ujar Nara meneceritakan.

Galih dan Tya tersenyum, tak tau harus berkomentar apa, karna mereka sudah melihat perubahan pada diri Gavin.

"yaudah kalau gitu, Nara ke kamar ya mah pah, gerah banget ini" ujar Nara dan beranjak ke kamarny

****

Di dalam kamar Gavin masih memikirkan syarat dari Sheeren.

"apa emang gue harus baikan sama Nara? Biar Sheeren mau nerima gue" ujar Gavin pada diri sendiri.

"tapi tunggu, kalau gue baikan sama Nara cuma gara gara gue pengen Sheeren jadi pacar gue, apa Sheeren ngga malah marah, karna gue ngga ikhlas" ujar nya lagi

"tapi kalau gue ngga baikan, Sheeren bakal nolak cinta gue" ujar nya

"ahh tau ah gue pusing sendirii, mending gue keluar kumpul bareng curut curut" ujar Gavin mengambil jaket nya dan keluar

"kemana bang?" tanya Tya

"keluar, jangan tunggu Gavin, Gavin bakal pulang malem" ujar Gavin keluar rumah

Tya hanya menggelengkan kepala

****

"wagelaseh, hebat" ujar Alan

"bener, trus trus ayo trus" ujar Keenan

"lama ih, ngga keluar keluar kan" ujar Dennis

"iya nih, faster woy faster, cepetan biar bisa lega" ujar Kelvin

"goblok lo ngomong apaan sih" ujar Gavin kesal dengan ucapan teman temannya

"lo jangan ambigu dulu, kita lagi liat ayam sama telur nya yang mau netes" ujar Alan

GAVINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang